Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Effect Of Feed Restriction And Exercise On Growt Of Merino Sheep Hartoyo, B; Purbojo, S Widi; Yuwono, Pambudi; Soeprapto, Hery
ANIMAL PRODUCTION Vol 2, No 1 (2000): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.973 KB)

Abstract

Penelitian dengan judul “Pengaruh Pembatasan  Pakan dan Exercise terhadap Pertumbuhan Domba Merino” dilakukan untuk mempelajari perubahan bobot badan dan komposisi tubuh selama periode pembatasan pakan dan kerja (exercise) yang kemudian diikuti oleh pemberian pakan secara adlibitum dan berhenti bekerja.penelitian ini terdiri dari dua periode.Pada periode pertama, 1,5 ekor Domba Merino kastrasi umur 4-5 bulan dibagi menjadi tiga perlakuan ,yaitu pembatasan pakan dan exercise selama 2,50 jam (perlakuan I), pembatasan pakan tanpa Exercise (perlakuan II), serta pemberian pakan secara ad libitum tanpa Exercise (perlakuan III), yang masing-masing perlakuan diulang lima kali. Pada periode kedua ,semua domba diberi pakan ad libitum tanpa exercise. Hasil penelitian menunjukankan bahwa pada akhir penelitian periode pertama ,domba dalam perlakuan satu I dan perlakuan II mengalami penurunan bobot badan sebesar 28 dan 27 persen dari bobot badan awal. Selama periode kedua, domba dalam perlakuan I dan perlakuan II tumbuh lebih cepat dari pada domba perlakuan III. Pada akhir periode pertama, domba dalam perlakuan I kehilangan lemak lebih banyak dari pada perlakuan II.Selama periode ke dua ,penimbunan protein pada perlakuan I dan II lebih cepat dibanding  perlakuan III. Domba pada perlakuan III mengalami penimbunan lemak lebih banyak dari pada perlakuan I dan II. Domba pada perlakuan I dan II selama periode ke dua mempunyai kemampuan makan lebih tinggi per kilogram bobot badan metabolis dibanding domba pada perlakuan III. (Animal Production 2(1): 18-24 (2000)Kata kunci: pembatasan pakan , komposisi tubuh , kemampuan makan, pertumbuhan.
Bobot Potong, Persentase Karkas Semu dan Index Konformasi Karkas Domba Lokal Pada Penggemukan yang Diberi Pakan Berbasis Indigofera Sp Setyaningrum, Agustinah; Yuwono, Pambudi; Haryoko, Imbang; Trisdianto, Billy
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.158

Abstract

Abstract The aims of this study were to examine the slaughter weight, the percentage of apparent carcasses and the conformation index of carcasses of local sheep fed indigofera sp. as a substitute for commercial concentrates with different levels. The research method was an experiment with a Completely Randomized Design (CRD). The experiment was in vivo in 18 sheep fed different level of indigofera sp, P0 treatment being a basal ration as a control consisting of concentrate (K) and elephant grass (RG) with a ratio of 80: 20%. P1 was 40% K: 40% indigofera: 20% RG, and P2 was 30% K: 50% indigofera: 20% RG. Each treament was repeated 6 times. Sheep were offered feed 4% of body weight on dry matter basis. slaughter weight data were analyzed using Ancova, SPSS program version 16 with initial body weight as covariate. Apparent carcass percentage data and carcass conformation index were analyzed with anava. The results of covariance analysis showed no significant difference (P > 0.05) amongst treatments. The average initial body weights of P0, P1 and P2 were 9.58 ± 1.68, 10.58 ± 3.09 and 9.28 ± 1.91 kg, respectively. after receiving treatment for 70 days the slaughter weights for P0, P1 and P2 were 15.57 ± 3.64, 13.58 ± 2.76, 12.58 ± 1.65 kg, respectively. The average consumption of dry matter for P0, P1 and P2 were 400.19 g / head / day, 401.20 g / head / day and 398.59 g / head / day, repectively. The average percentage of apparent carcasses for P0: 40.61 ± 2.43%; P1: 34.33 ± 0.63% and P2: 34.03 ± 4.61%. Average carcass conformation index for P0: 0.47 ± 0.04; P1: 0.43 ± 0.01 and P2: 0.43 ± 0.01. Indigofera sp had no significant effect (P> 0.05) on the percentage of apparent carcass and carcass conformation index. In Conclusion, indigofera sp. does not decrease local sheep productivity and can be used to replace concentrates as a source of protein. Keywords: Apparent carcass percentage; Index of carcass conformation; Indigofera sp.; Local sheep; Slaughter weight. Abstrak Penelitian bertujuan mengkaji bobot potong, persentase karkas semu dan index konformasi karkas domba lokal yang diberi Indigofera sp. sebagai pengganti konsentrat komersial dengan level yang berbeda. Metode penelitian adalah eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian berlangsung secara in vivo pada domba sebanyak 18 ekor, dengan perlakuan P0 adalah ransum basal sebagai kontrol yang terdiri dari konsentrat (K) dan rumput gajah (RG) dengan perbandingan 80%: 20%. P1 adalah 40% K: 40% indigofera: 20% RG, dan P2 adalah 30%K: 50% indigofera: 20%RG. Masing2 perlakuan diulang 6 kali. Pemberian pakan sebesar 4% bobot badan berdasarkan bahan kering. Data bobot potong dianalisis dengan Ancova, program SPSS versi 16 dengan bobot badan awal sebagai covariat. Data persentase karkas semu dan index konformasi karkas dianalisis dengan anava. Hasil analisis covariansi menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan. Rataan bobot badan awal P0, P1 dan P2 masing-masing adalah 9,58±1,68, 10,58±3,09 dan 9,28±1,91 kg, setelah mendapatkan perlakuan selama 70 hari bobot potong untuk P0, P1 dan P2 berturut-turut 15,57±3,64, 13,58±2,76 dan 12,58±1,65 kg. Rataan konsumsi bahan kering P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah: 400,19g/ek/hr, 401,20g/ek/hr dan 398,59g/ek/hr Rataan persentase karkas semu pada P0: 40,61±2,43%, P1: 34,33±0,63% dan P2: 34,03±4,61%. Rataan index konformasi karkas untuk P0: 0,47±0,04, P1: 0,43±0,01 dan P2: 0,43±0,01. Pemberian Indigofera sp tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas semu maupun index konformasi karkas. Kesimpulan Indigofera sp. tidak menurunkan produktivitas ternak domba lokal, dan dapat digunakan untuk menggantikan konsentrat sebagai bahan sumber protein. Kata kunci: Bobot potong; Domba lokal; Index konformasi karkas; Indigofera sp.; Persentase karkas semu
PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN DAN BODY CONDITION SCORE KAMBING YANG DISUPLEMENTASI TEPUNG BAWANG PUTIH DAN MINERAL CHROMIUM ORGANIK PADA PAKAN Zian Fahri Ahreza; Caribu Hadi Prayitno; Pambudi Yuwono
Media Peternakan Vol 22, No 2 (2020): Media Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.581 KB)

Abstract

ABSTRAK            Kebanyakan peternakan kambing potong berupa usaha sampingan dengan mengandalkan pakan rumput seadanya. Pemberian pakan kwalitas rendah maka akan memunculkan kondisi pakan yang diberikan kurang baik dan masalah pemanasan global, terutama emisi metana sehingga dapat diatasi dengan penambahan feed supplement seperti bawang putih dan mineral chromium organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung bawang putih (Allium sativum) dan mineral chromium organik terhadap petambahan bobot badan harian dan Body Condition Score pada kambing PE.Materi yang digunakan berupa 18 ekor kambing PE jantan. Pakan yang diberikan yaitu 4% dari bahan kering. Pakan perlakuan terdiri 60% Konsentrat, 40% Hijauan, tepung bawang putih 250 ppm, mineral chromium organik 1,5 ppm, dan air minum. Rancangan penelitian yang digunakan berupa 3 perlakuan dan ulangan sebanyak 6 kali. Susunan perlakuan terdiri dari R0 : Konsentrat 60% + Hijauan 40% (PK 14,36% dan TDN 66,32%)., R1 : Pakan R0 + 250 ppm tepung bawang putih (Allium sativum)., R2 : Pakan R1 + 1,5 ppm mineral chromium organik. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang diberikanberpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur yakni PBBH pada R0 (106.40±12.1), R1 (104.81±3.75) dan R2 (123.53±12.13), sedangkan hasil nilai BCS adalah (2.17±0.21), R1 (2.531±0.23) dan R2 (2.643±0.37). Kesimpulan penelitian ini adalah suplementasi tepung bawang putih (Allium sativum) dan mineral chromium organik dalam pakan kambing dapat meningkatkan petambahan bobot badan harian dan body condition score yang signifikan, tetapi pada pemberian suplementasi tepung bawang putih saja kurang memberikan laju pertambahan bobot badan harian.Kata Kunci: Tepung bawang putih, Mineral chromium organik, Kambing PE, PBBH, BCSABSTRACT            Most of the goat farms in the form of side businesses by relying on improvised grass feed. Low quality feeds will lead to poor feed conditions and global warming problems, especially methane emissions so that they can be overcome by adding feed supplements such as garlic and organic chromium minerals. This study aims to determine the effect of garlic flour (Allium sativum) supplementation and minerals Chromium organic on daily body weight gain and Body Condition Score on PE goats. The material used in the form of 18 male PE goats. The feed given is 4% of the dry matter. The treatment feed consisted of 60% concentrate, 40% forage, 250 ppm garlic flour, mineral chromium 1.5 ppm organic, and drinking water. The study design used was 3 treatments and 6 replications. The composition of the treatment consisted of R0: Concentrate 60% + Forage 40% (PK 14.36% and TDN 66.32%)., R1: Feed R0 + 250 ppm garlic flour (Allium sativum)., R2: Feed R1 + 1 , 5 ppm organic chromium mineral. The results showed that the treatment given significantly affected the measured variables namely PBBH at R0 (106.40 ± 12.1), R1 (104.81 ± 3.75) and R2 (123.53 ± 12.13), while the results of BCS values were (2.17 ± 0.21), R1 (2,531 ± 0.23) and R2 (2,643 ± 0.37). The conclusion of this study is supplementation of garlic flour (Allium sativum) and organic chromium minerals in goat feed can increase daily body weight gain and body condition scores significantly.Keywords : Garlic flour, Mineral organic chromium, Goat PE, PBBH, BCS