To'bungan, Nelsiani
Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Jentik Nyamuk, Cacing Darah (Larva Chironomus sp.) dan Moina sp. terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang (Betta splendens) To'bungan, Nelsiani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 3 (2016): October 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.935 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i3.1227

Abstract

Ikan Cupang (Betta splendens) merupakan salah satu jenis ikan hias yang digemari di Indonesia. Peminat ikan ini bertambah seiring perkembangan teknologi dan pemasaran, baik secara online maupun offline. Pemilihan pakan yang kurang tepat menyebabkan pertumbuhan ikan yang tidak sesuai dengan usia ikan. Salah satu alternatif makanan yang biasa dipakai adalah pakan alami berupa jentik nyamuk, cacing darah (Larva Chironomus sp.) dan Moina sp. Penelitian ini mengkaji efektifitas pakan alami tersebut terhadap pertumbuhan ikan Cupang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 3 perlakuan, dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Sampel tiap perlakuan adalah 5 ekor ikan Cupang betina usia 3 bulan. Pemeliharaan selama 4 minggu, dengan pengukuran biomassa ikan setiap minggu. Parameter tambahan adalah pH, suhu dan oksigen terlarut (DO). Perbedaan jenis pakan alami tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan ikan Cupang Pertumbuhan biomassa ikan Cupang dengan pakan jentik nyamuk adalah 2,04 gram, pakan Cacing darah (Larva Chironomus sp.) 2,15 gram dan dengan pakan alami Moina sp. 1,9 gram. pH air pada kisaran 6-7, sementara suhu pada 26-27oC dan DO 4,06-7,54ppm.
Karakteristik dan Efektivitas Salep Madu Klanceng dari Lebah Trigona sp. Sebagai Antibakteri dan Penyembuh Luka Sayat Cahyadi, Martin Aristo; Sidharta, Boy Rahardjo; To'bungan, Nelsiani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.248 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i3.2520

Abstract

Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi pada bakteri. Salah satu bahan alami yang dapat menjadi alternatif pengobatan adalah madu klanceng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan salep madu klanceng yang optimal dan efeknya terhadap penyembuhan luka dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tahapan penelitian ini terdiri dari uji fitokimia madu, pembuatan salep, uji sediaan salep, uji kemurnian bakteri, uji zona hambat, dan uji bioassay pada kelinci. Madu klanceng yang diuji mengandung senyawa alkaloid. Variasi salep madu dibuat dengan perbandingan basis salep dan madu adalah 1:1, 1:2, 1:5, dan 5:1. Hasil salep berbentuk semi padat, berwarna  kuning, pH sekitar 4,8, belum homogen, memiliki daya lekat sekitar 265,4 detik, dan daya sebar sebesar 1,76 cm. Salep madu mampu menghambat bakteri S. aureus dan P. aeruginosa dengan diameter sebesar 1,2 mm. Salep madu ini juga memberikan efek menyembuhkan luka hingga 0,3 cm.
Pengaruh Pakan Berbeda pada Induk Terhadap Jumlah Larva Ikan Guppy (Poecilia reticulata) To’bungan, Nelsiani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 2 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.821 KB) | DOI: 10.24002/biota.v2i2.1660

Abstract

Ikan Guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu jenis ikan hias yang cukup diminati, selain karena jenisnya beragam, karena pemeliharaann dan budidayanya terbilang cukup mudah. Efektifitas pakan terhadap pertumbuhan ikan budidaya, telah banyak diteliti. Namun, informasi terkait pengaruh pemberian pakan berbeda terhadap jumlah larva masih sangat jarang. Oleh sebab itu peru dilakukan penelitian terkait pengaruh pakan alami jentik nyamuk dan pakan buatan (pelet) terhadap jumlah larva ikan Guppy. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan (pakan jentik nyamuk dan pakan buatan) dengan masing-masing 3 ulangan. Prosedur penelitian meliputi tahap adaptasi, tahap pemeliharaan dan tahap pengumpulan data. Total larva ikan Guppy yang diberi pakan jentik nyamuk dari 3 ulangan adalah 115 ekor, sementara yang diberi pakan buatan (pelet) sebanyak 16 ekor. Uji hipotesis dengan One Way Anova menunjukkan pemberian pakan yang berbeda pada Induk tidak menghasilkan jumlah larva yang berbeda nyata. Data suhu yang diperoleh selama penelitian menunjukkan suhu ada pada kisaran 26-27OC, pH ada pada kisaran 6-7. Kandungan oksigen pada air yang digunakan untuk pemelihaaraan masih ada dalam rentang yang baik yaitu pada kisaran 4,66-7,61mg/L.
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) To'bungan, Nelsiani; Jati, Wibowo Nugroho; Zahida, Felicia
SCISCITATIO Vol 1 No 2 (2020): Volume 1, Number 2, July 2020
Publisher : Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/sciscitatio.2020.12.30

Abstract

Informasi mengenai keamanan penggunaan rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.) sebagai obat tradisionalmasih terbatas. Uji keamanan melalui uji toksisitas penting untuk dilakukan sebelum dilakukan uji manfaatlebih lanjut. Salah satu uji toksisitas akut yang dapat dilakukan sebagai uji toksisitas tahap awal adalah ujitoksisitas akut dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Daun rumput Knop diekstrak dengan penyarietanol dengan metode maserasi. Ekstrak etanol daun rumput Knop dengan konsentrasi 1000, 500, 250, 125 dan62,5 µg/ml dipaparkan pada larva Artemia salina (L.) selama 24 jam. Tingkat toksisitas ditentukan berdasarkannilai LC50 yang diperoleh berdasarkan jumlah larva yang mati, melalui analisis probit. Kandungan fitokimiaekstrak etanol daun rumput Knop diuji melalui uji fitokimia kualitatif. Nilai LC50 ekstrak etanol daun rumputKnop sebesar 183,91 µg/ml. Ekstrak etanol daun rumput Knop mengandung alkaloid dan steroid.
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Batang Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) To'bungan, Nelsiani; Jati, Wibowo Nugroho; Zahida, Felicia
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i1.3577

Abstract

Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.) memiliki sejarah etnobotani. Informasi mengenai keamanan pemanfaatan rumput Knop sebagai obat tradisional perlu untuk dilakukan. Uji keamanan dilakukan dengan uji toksisitas. Uji toksisitas akut dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dilakukan sebagai uji toksisitas awal. Batang rumput Knop diekstrak dengan  metode maserasi, menggunakan penyari etanol. Ekstrak etanol batang rumput Knop dibuat dengan berbagai konsentrasi, yakni 1000, 500, 250, 125 dan 62,5 µg/ml. Larva Artemia salina (L.) diberi paparan ekstrak etanol batang rumput Knop selama 24 jam. Toksisitas ekstrak ditentukan berdasarkan jumlah larva yang mati setelah paparan ekstrak. Jumlah larva yang mati, dianalisis dengan analisis probit untuk menentukan nilai LC50. Kandungan senyawa fitokimia dalam ekstrak etanol batang rumput Knop diuji dengan uji fitokimia kualitatif. Besar nilai LC50 ekstrak etanol batang rumput Knop adalah 880,579 µg/ml. Ekstrak etanol batang rumput Knop mengandung steroid. 
Pemanfaatan dan Skrining Fitokimia Infusa Daun Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.) To'bungan, Nelsiani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 3 (2020): October 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i3.3520

Abstract

Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.)  banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional  oleh masyarakat suku Toraja.  Informasi  ilmiah tentang pemanfaatan Rumput Knop dan kandungan metabolit sekundernya yang berkhasiat sebagai obat tradisional  masih terbatas.  Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari masyarakat suku Toraja mengenai khasiat Rumput Knop dalam mengatasi berbagai penyakit, variasi organ tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat dan cara pengolahannya. Data pemanfaatan rumput knop diperoleh melalui wawancara. Untuk mendukung data khasiat, dilakukan uji fitokimia kualitatif meliputi uji alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, tannin dan flavonoid. Rumput knop diaplikasikan untuk beberapa penyakit seperti sakit perut, sakit kepala, demam dan luka terbuka. Organ tumbuhan yang sering digunakan dalam pengobatan adalah daun muda. Cara pengolahan yang paling banyak dilakukan adalah perebusan. Berdasarkan hasil tersebut, maka organ yang dipilih untuk dilakukan skrining fitokimia adalah daun dan metode ekstraksi metabolit sekundernya dengan metode infusa. Skrining fitokimia menunjukkan infusa daun Rumput Knop mengandung flavonoid, steroid dan tannin.  Kata Kunci: Etnobotani, Infusa, rumput knop, nutrasetika
Epidemiologi, Stadium, dan Derajat Diferensiasi Kanker Kepala dan Leher Nelsiani To'Bungan; Siti Hamidatul A'liyah; Nastiti Wijayanti; Jajah Fachiroh
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 3 No 1 (2015)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v3i1.566

Abstract

Head and neck cancer is one of the deadly types of cancer in Indonesia. The main cause of this cancer is the consumption of alcohol and cigarettes. Head and neck cancer attacks the lips, mouth, palate, pharynx and larynx. Studies about head and neck cancer have been carried out in westerncountries, while in Indonesia is still limited. Earlier studies in western countries expressed that head and neck cancer is more common in men than women. Purpose of research were to determine the epidemiology of head and neck cancer in Indonesia related to patient ratio of men and women andthe correlation of stage and differentiation level of head and neck cancer. Data were obtained from the Rumah Sakit Kanker Dharmais-Pusat Kanker Nasional Jakarta and then analyzed descriptively. The data were analyzed came from 36 patients with head and neck cancer. The results showed, menwith head and neck cancer as much as 52,77% and females 47,22%. There were 16 cases with stage IV cancer, 9 with stage III, 8 with stage II and 2 with stage I. There were 6 cases of stage IV cancer with better differentiation, and there were 2 cases of stage II cancer with a poor differentiation. Head and neck cancer is more common in men than women. There was no correlation between the degree of differentiation-stage head and neck cancer. It was influenced by immunity of each person.Keywords: differentiation level, epidemiology, head and neck cancer, stage
Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Jentik Nyamuk, Cacing Darah (Larva Chironomus sp.) dan Moina sp. terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang (Betta splendens) Nelsiani To'bungan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 3 (2016): October 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v1i3.1227

Abstract

Ikan Cupang (Betta splendens) merupakan salah satu jenis ikan hias yang digemari di Indonesia. Peminat ikan ini bertambah seiring perkembangan teknologi dan pemasaran, baik secara online maupun offline. Pemilihan pakan yang kurang tepat menyebabkan pertumbuhan ikan yang tidak sesuai dengan usia ikan. Salah satu alternatif makanan yang biasa dipakai adalah pakan alami berupa jentik nyamuk, cacing darah (Larva Chironomus sp.) dan Moina sp. Penelitian ini mengkaji efektifitas pakan alami tersebut terhadap pertumbuhan ikan Cupang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 3 perlakuan, dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Sampel tiap perlakuan adalah 5 ekor ikan Cupang betina usia 3 bulan. Pemeliharaan selama 4 minggu, dengan pengukuran biomassa ikan setiap minggu. Parameter tambahan adalah pH, suhu dan oksigen terlarut (DO). Perbedaan jenis pakan alami tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan ikan Cupang Pertumbuhan biomassa ikan Cupang dengan pakan jentik nyamuk adalah 2,04 gram, pakan Cacing darah (Larva Chironomus sp.) 2,15 gram dan dengan pakan alami Moina sp. 1,9 gram. pH air pada kisaran 6-7, sementara suhu pada 26-27oC dan DO 4,06-7,54ppm.
Pengaruh Pakan Berbeda pada Induk Terhadap Jumlah Larva Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Nelsiani To’bungan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 2 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v2i2.1660

Abstract

Ikan Guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu jenis ikan hias yang cukup diminati, selain karena jenisnya beragam, karena pemeliharaann dan budidayanya terbilang cukup mudah. Efektifitas pakan terhadap pertumbuhan ikan budidaya, telah banyak diteliti. Namun, informasi terkait pengaruh pemberian pakan berbeda terhadap jumlah larva masih sangat jarang. Oleh sebab itu peru dilakukan penelitian terkait pengaruh pakan alami jentik nyamuk dan pakan buatan (pelet) terhadap jumlah larva ikan Guppy. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan (pakan jentik nyamuk dan pakan buatan) dengan masing-masing 3 ulangan. Prosedur penelitian meliputi tahap adaptasi, tahap pemeliharaan dan tahap pengumpulan data. Total larva ikan Guppy yang diberi pakan jentik nyamuk dari 3 ulangan adalah 115 ekor, sementara yang diberi pakan buatan (pelet) sebanyak 16 ekor. Uji hipotesis dengan One Way Anova menunjukkan pemberian pakan yang berbeda pada Induk tidak menghasilkan jumlah larva yang berbeda nyata. Data suhu yang diperoleh selama penelitian menunjukkan suhu ada pada kisaran 26-27OC, pH ada pada kisaran 6-7. Kandungan oksigen pada air yang digunakan untuk pemelihaaraan masih ada dalam rentang yang baik yaitu pada kisaran 4,66-7,61mg/L.
Karakteristik dan Efektivitas Salep Madu Klanceng dari Lebah Trigona sp. Sebagai Antibakteri dan Penyembuh Luka Sayat Martin Aristo Cahyadi; Boy Rahardjo Sidharta; Nelsiani To'bungan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i3.2520

Abstract

Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan resistensi pada bakteri. Salah satu bahan alami yang dapat menjadi alternatif pengobatan adalah madu klanceng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sediaan salep madu klanceng yang optimal dan efeknya terhadap penyembuhan luka dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tahapan penelitian ini terdiri dari uji fitokimia madu, pembuatan salep, uji sediaan salep, uji kemurnian bakteri, uji zona hambat, dan uji bioassay pada kelinci. Madu klanceng yang diuji mengandung senyawa alkaloid. Variasi salep madu dibuat dengan perbandingan basis salep dan madu adalah 1:1, 1:2, 1:5, dan 5:1. Hasil salep berbentuk semi padat, berwarna  kuning, pH sekitar 4,8, belum homogen, memiliki daya lekat sekitar 265,4 detik, dan daya sebar sebesar 1,76 cm. Salep madu mampu menghambat bakteri S. aureus dan P. aeruginosa dengan diameter sebesar 1,2 mm. Salep madu ini juga memberikan efek menyembuhkan luka hingga 0,3 cm.