Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 PALU Farasnaini Farasnaini; Andi Irawan; Pariyati Pariyati
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 1 No. 1: Oktober 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.901 KB) | DOI: 10.56338/jks.v1i1.486

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Palu 2. Apakah faktor-faktor penghambat gaya kepemimpinan  Kepala  Sekolah  Menengah  Pertama  Negeri  7  Palu.  Tujuan  penelitian  ini adalah 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Palu 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Palu. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Palu. Pengambilan informan mempergunakan Purposive yaitu 4 orang. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data 1. Observasi. 2. Wawancara 3. Dokumentasi. Analisis data yang dilakukan menggunakan teknik analisis kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan 1. Gaya kepemimpinan  kepala sekolah dari ketiga gaya tersebut maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1). Gaya motivasi yang diterapkan oleh kepala sekolah belum berjalan secara optimal, kenyataannya motivasi tersebut belum dapat memenuhi  kebutuhan ekonomi  guru  dan  pegawai tata  usaha khususnnya  berstatus tenaga honorer. 2). Gaya kekuasaan kepala sekolah  lebih dominan ke gaya partisipatik daripada  gaya otokratik  dan  gaya  bebas  3).  Terdapat  gaya  pengawasan  kepala sekolah terhadap guru dan pegawai tata usaha, baik itu pengawasan secara langsung maupun tidak langsung.  2.  Faktor-faktor  penghambat  gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah.  1).  Kepala sekolah sebagai motivator bagi guru dan pegawai tata usaha belumlah mampu memenuhi kebutuhan ekonomi guru dan pegawai tata usaha khususnya tenaga honorer sebagai bawahannya, hal ini diakibatkan oleh tidak memadainya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah daerah. 2). Tidak meratanya spesifikasi pendidikan guru dan pegawai tata usaha cukup menjadi masalah serius bagi kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya khususnya pada implementasi gaya kepemimpinannya, hal ini dikarenakan masih terdapat guru dan pegawai tata usaha ditempatkan bukan pada keahliannya