Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CARA PEMBUATAN BOKASHI ECENG GONDOK Farida Aryani; Sri Rustianti; Cece Gusti Kartina
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol. 3 No. 3 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v3i3.1078

Abstract

Desa Sumber Rejo Transad merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong dimana sebagian besar penduduknya bermata pencairan sebagai petani. Bercocok tanam merupakan sumber pendapatan mereka, semakin meningkatnya produksi pertanian yang diperoleh maka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Berbagai usaha dilakukan oleh masyarakat tani di Desa Sumber Rejo Transad untuk meningkatkan produksi pertanian mereka, antara lain dengan penggunaan pupuk an organik. Petani tidak menyadari bahwa penggunaan pupuk an organik dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain dapat menyebabkan kepadatan tanah, meningkatnya biaya produksi, serta terjadinya pencemaran lingkungan. Mengingat hal tersebut maka perlu mengalihkan kebiasaan masyarakat yang mengutamakan penggunaan pupuk an organik ke penggunaan pupuk organik berupa bokashi. Cara yang efektif untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat menggunakan pupuk organik adalah melalui penyuluhan / pelatihan, dengan metode, yaitu : 1) Pendidikan / penyuluhan tentang pupuk organik dan pupuk an organik serta bagaimana teknik pembuatan bokashi eceng gondok; 2) Pelatihan cara pembuatan bokashi eceng gondok, dimana eceng gondok yang sangat banyak di perairan Desa Sumber Rejo Transad Kecamatan Bermani Ulu. Melalui penyuluhan / pelatihan dalam rangka pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan wawasan masyarakat tani tentang pupuk organik dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, pupuk an organik serta pembuatan bokashi eceng gondok selanjutnya dapat meminimalisir pembiayaan operasional dan pencemaran lingkungan akibat pemakaian pupuk an organik. Kata Kunci : Eceng Gondok, Bokashi, Pupuk Organik, Pupuk an Organik
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN PERLAKUAN MEDIA TUMBUH PELEPAH SAWIT DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Farida Aryani; Nurseha; Nurlianti Pratiwi; Anggi Ningrum Komala Devi; Neti Kesumawati
Agriculture Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agrotek.v18i1.5025

Abstract

Jamur tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang termasuk dalam jenis tanaman pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat, karena memiliki gizi yang tinggi dan tidak mengandung racun, serta bermanfaat untuk kesehatan antara lain dapat menurunkan kolesterol dan memperlancar pencernaan, sehingga jamur tiram putih sangat baik untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tumbuh Pelepah Sawit (PS) dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih, dan untuk mengetahui komposisi terbaik media tumbuh Pelepah Sawit (PS) dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) bagi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 (enam) taraf perlakuan, dan 4 (empat) ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 4 (empat) baglog, 6 (enam) taraf perlakuan tersebut adalah : B0 : Serbuk gergaji kayu 80% + B 15% + TJ 3% + K 2% (kontrol), B1 : PS 80% + TKKS 0% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B2 : PS 70% + TKKS 10% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B3 : PS 60% + TKKS 20% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B4 : PS 50% + TKKS 30% + B 15% + TJ 3% + K 2%, B5 : PS 40% + TKKS 40% + B 15% + TJ 3% + K 2%. (PS : Pelepah Sawit, TKKS : Tandan Kosong Kelapa Sawit, B : Bekatul, TJ : Tepung Jagung, K : Kapur). Berdasarkan uji lanjut BNT 5%, menunjukkan pertumbuhan miselium perlakuan BO berbeda, tidak nyata dengan perlakuan B2 dan B3 pada umur 39 HIS, 44 HIS, 49 HIS, 50 HIS, tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B4 dan B5. Sedangkan pada diameter tudung buah panen kedua perlakuan B0 berbeda tidak nyata denan perlakuan B2, tetapi pada panen ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B2, tetapi pada panen ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B2, B3, B4 dan B5, namun perlakuan dengan perlakuan pelepah sawit (PS) + Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang terbaik adalah perlakuan B2 (5,39). Demikian perlakuan PS + TKKS pada panjang tangkai yang terbaik adalah perlakuan B2 (12,31) yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan B0 (12, 53), B1 (11,63), B3 (11,13), B4 (11,40), B5 (10,73). Sedangkan pada jumlah tudung buah perlakuan B0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan B2 baik pada panen kedua maupun pada panen ketiga. Pada bobot segar jamur tiram putih pada panen pertama, kedua dan ketiga perlakuan B0 berbeda sangat nyata dengan perlakuan B1, B2, B3, B4, B5, tetapi perlakuan B2 memberikan hasil terbaik untuk perlakuan PS + TKKS (100, 07, 77, 72, 69, 31). Berarti disini perlakuan B2 : PS 70% + TKKS 10% + B15% + TJ 3% + K 2% dapat mensubstitusi perlakuan B0 untuk pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Kata kunci : jamur tiram putih, media tumbuh, serbuk gergaji, pelepah sawit, tandan kosong kelapa sawit.
PENGARUH MACAM NANGAN DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theoroma cacao L.) Neti Kesumawati; Farida Aryani; Rita Hayati; Suryadi; Yukiman Armadi
Agriculture Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agrotek.v18i2.5936

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh macam naungan dan dosis pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao l.). Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) yang disusun secara factorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah naungan yang terdiri dari perlakuan tanpa naungan (S0), atap rumbia (S1), atap plastic (S2), dan atap gedeg (S3), sedangkan faktor kedua adalah pupuk nitrogen yang terdiri dari dosis 0 gram Urea/bibit (N0), dosis 2,5 gram Urea/bibit (N1), dosis 5 gram Urea/bibit (N2), dosis 7,5 gram Urea/bibit (N3), dosis 10 gram Urea/bibit (N4). Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,ndiameter batang, berat basah tajuk, berat kering tajuk, berat basah akar, berat kering akar.             Perlakuan pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, berat basah akar, berat kering akar, tetapi berpengaru sangat nyata terhadap jumlah daun, berat basah tajuk dan berat kering tajuk. Perlakuan naungan berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat basah basah tajuk, berat kering tajuk, berat basah akar dan berat kering akar. Hasil penelitian pengaruh dosis pupuk nitrogrn dan macam naungan  tidak terdapt interaksi terhadap pertumbuhan bibit kakao Kata Kunci : Tanaman kakao, Pupuk nitrogen, Macam naungan