Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH CROSSTALK PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK TERHADAP JARINGAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) yolanda margareth sitompul; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.456 KB)

Abstract

Abstrak Konsep hubung silang (cross connect) pada teknologi DWDM atau yang dikenal sebagai optical cross connect (OXC) merupakan teknologi transport untuk menyalurkan berbagai jenis trafik (data, suara, dan video) secara transparan. Ketika sinyal dihubungkan dari kanal serat masukan ke kanal serat keluaran, OXC menghasilkan crosstalk. Hal ini dapat berdampak serius pada sinyal karena akan menjadi noise di saluran lain. Crosstalk dapat terjadi pada hampir semua komponen dalam DWDM, termasuk optical filter, multiplexer, demultiplexer, optical switch, optical amplifier, dan serat itu sendiri. Dalam jurnal ini dianalisis crosstalk pada optical cross connect menggunakan kombinasi optical switch. Adapun parameter yang diamati adalah pengaruh serat masukan (M), serat keluaran (N), daya input, gain dan bandwidth terhadap besarnya crosstalk. Dari Hasil Analisa diperoleh bahwa jika Kanal Masukan (M) = 6 dan Kanal Keluaran (N) = 5 diperoleh crosstalk sebesar -33,29 dB, Semakin besar jumlah kanal masukan dan kanal keluaran crosstalk semakin besar. Jika Daya Input (Ps) = -6 dBm diperoleh crosstalk sebesar -31,29 dB, maka cara mengurangi crosstalk, daya input sinyal harus dikecilkan. Untuk Gain =20 dB dengan Bandwidth (Bw)= 20 Hz diperoleh crosstalk = -166,7 dB, Semakin besar Bandwidth (Bw)  dan Gain (G)  crosstalk yang dihasilkan semakin besar.   Kata Kunci: Crosstalk, DWDM, OXC
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1 Desy Silaban; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 3 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.517 KB)

Abstract

Sistem antrian sangat banyak terdapat dalam kehidupan nyata diantaranya pada loket ATM, aliran data dan yang lainnya. Sistem antrian  M/M/1 adalah sistem antrian dengan satu pelayan dengan tempat tunggu yang tidak terbatas. Pada tulisan ini dianalisis sistem antrian M/M/1 yang dianggap terdapat pada sebuah jaringan paket data. Perolehan kinerja dilakukan secara simulasi dan secara teoritis. Selanjutnya kedua hasil analisis tersebut dibandingkan. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis untuk utilasi = 0,5 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 0,75975 detik dan hasil perhitungan teori 1,00 detik , rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00151 detik dan perhitungan teori 0,002 detik. Untuk utilasi = 0,7 rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 1,16768 detik dan hasil perhitungan teori 2,316 detik, rata-rata waktu tunggu pada sistem antri secara simulasi 0,00233 detik dan perhitungan teori 0,005 detik. Untuk utilasi = 0,9 diperoleh rata-rata jumlah paket dalam sistem secara simulasi 2,5555 detik dan hasil perhitungan teori 8,475 detik, rata-rata waktu transaksi secara simulasi 0,00179 detik dan perhitungan teori 0,002 detik.
ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 10, No 26 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.125 KB)

Abstract

Fiber to the home (FTTH) merupakan suatu bentuk penghantaran serat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Teknologi ini digunakan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah triple play services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara dan video dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan. Tulisan ini menganalisis kinerja jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) di Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri. Dalam analisis kinerjanya, parameter yang dianalisis power link budget, power margin dan rise time budget. Hasil dari analisis kinerja FTTH di Jalan Lotus Perumhan Cemara Asri  Medan, bahwa dari perhitungan untuk   uplink (1310 nm) menghasilkan redaman sebesar  18,9 dB dan untuk downlink (1490 nm) sebesar 18,7 dB sedangkan uplink (850 nm) menghasilkan redaman sebesar  22,8 dB dan untuk downlink (1300 nm) sebesar 19,9 dB. Nilai power margin menghasilkan nilai yang masih berada di atas nol dB (tidak negatif) sehingga mengindikasikan bahwa link memenuhi kelayakan power link budget. Nilai rise time total untuk uplink (1310 nm) sebesar 0,25 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 0,583 ns, sedangkan untuk downlink (1490 nm) sebesar 0,251 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 0,292 ns. Nilai rise time total untuk uplink (850 nm) sebesar 0,346 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 15,6 ns, sedangkan untuk downlink (1300 nm) sebesar 0,253 ns yang masih di bawah waktu total bit rates sebesar 7 ns.
Analisis Kinerja Jaringan Switching Butterfly Benny William Sitompul; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 10, No 27 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Butterfly network adalah jaringan self-rute yang mampu bergerak serentak pada routing paket data dalam slot waktu dari satu set terminal input untuk set terminal output yang berbentuk seperti kupu – kupu. Routing yang melalui network tersebut di tentukan dari nilai bit pada setiap switching. Pada tulisan ini dianalisis kinerja jaringan switching butterfly. Adapun parameter kinerja yang digunakan adalah probabilitas throughput dan probabilitas blocking. Untuk dapat mengukur kinerja jaringan switching butterfly, harus diketahui terlebih dahulu bagaimana cara membangun jaringan switching butterfly, bagaimana  struktur dari jaringan switching butterfly dan topologinya. Berdasarkan hasil analisis probabilitas throughput yang baik pada butterfly switch untuk ukuran jaringan 4x4, 8x8, dan 16x16 setelah melalui proses switching sebanyak 3 kali dengan lamda yang ditawarkan bernilai 0,9 adalah sebesar 0,414946; 0,385698; 0,372782. Untuk mendapatkan kinerja switching butterfly yang baik untuk ukuran 4x4, 8x8, dan 16x16 dengan mempertimbangkan nilai probabilitas blocking digunakan nilai lamda sebesar 0,1 – 0,3. 
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 Rudi Mangiring Manullang; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.355 KB)

Abstract

Sistem antrian sering dijumpai dalam kehidupan nyata, seperti antrian di bank, pembayaran SPP, aliran paket pada jaringan data dan lainnya. Untuk menyelesaikan masalah antrian seperti pada jaringan paket data, biasanya laju pelayanan akan lebih dioptimalkan daripada laju kedatangan paket. Oleh karena itu, akan dicari solusi menyelesaikan masalah antrian yaitu dengan memakai simulasi sistem antrian. Tulisan ini mengkaji kinerja sistem antrian M/D/1 melalui analisis matematis dan simulasi dimana kedua metode tersebut akan dibandingkan. Dalam mendesain simulasi antrian ini digunakan software program bahasa C DOSBox 0.74. Adapun parameter yang  diamati dari studi simulasi sistem antrian ini yaitu rata-rata jumlah paket dalam sistem antrian, rata-rata jumlah paket yang antri, rata-rata waktu pelayanan, rata-rata waktu di antrian, dan rata-rata dalam sistem antrian. Dari analisis yang dilakukan diperoleh bahwa hasil simulasi dan hasil perhitungan teori dalam setiap asumsi utilitas sistem (p) yaitu untuk p = 0,5, 0,7, dan 0,9 yang dilakukan memperlihatkan hasil yang mendekati antara kedua metode tersebut.
ANALISIS KARAKTERISTIK SERAT OPTIK SINGLE MODE “NDSF (NON DISPERSION SHIFTED FIBER)” DAN “NZDSF (NON ZERO DISPERSION SHIFTED FIBER)” TERHADAP KINERJA SISTEM DWDM Waldi Saputra Harahap; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.971 KB)

Abstract

Persaingan antar penyedia jasa layanan di dunia telekomunikasi saat ini semakin ketat.Sehingga setiap penyedia jasa layanan telekomunikasi harus meningkatkan kinerja pelayanan.Oleh sebab itu, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merencanakan jaringan serat optik yang menghubungkan Kota Bakongan dengan Kota Tapak Tuan. Tulisan ini membahas tentang serat optik single mode“NDSF (Non Dispersion Shift Fiber)” dan “NZDSF (Non Zero Dispersion Shift Fiber)” terhadap karakteristik dari DWDM, dimana karakteristik DWDM yang akan di pengaruhi adalah Dispersi dan  Redaman kabel maksimum dengan membandingkan metode perhitungan dengan pengukuran. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis redaman kabel maksimum menggunakan serat optik single mode “NDSF (Non Dispersion Shifted Fiber)  pada link Bakongan – Kota Fajar dengan jarak 30,71295 Km sebesar 0,296 dB/Km dan serat optik single mode “NZDSF (Non Zero Dispersion Shifted Fiber) pada link Kota Fajar – Tapak Tuan dengan jarak 31,91916 Km sebesar 0,293 dB/Km.Adapun hasil yang diperoleh dari analisis dispersi untuk panjanggelombang 1550 nm pada link Bakongan – Kota Fajar sebesar  16,359 ps/km.nm, dengan hasil perhitungan yaitu 16,448 dan link Kota Fajar – Tapak Tuan sebesar 7,957 ps/km.nm, dengan hasil perhitungan yaitu7,399 ps/km.nm.
ANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK Muhammad Andri Azhari Lubis; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.65 KB)

Abstract

Local Area Network (LAN) dapat digunakan untuk pemakaian resource secara bersama, seperti printer, memory dan akses internet. Topologi ring adalah salah satu topologi yang di pakai pada jaringan LAN. Pengiriman data dalam topologi ring sering mengalami masalah. Delay adalah waktu jeda antara waktu pengiriman dan penerimaan data di dalam jaringan. Delay utama dalam jaringan topologi ring adalah delay propagasi. Selain delay, throughput juga sangat berpengaruh pada kualitas data yang ditransmisikan. Pada studi ini dilakukan analisis delay dan throughput pada jaringan topologi ring dan sampel diambil pada jarak 2 km. Dari analisis yang dilakukan di peroleh bahwa delay bertambah secara linier dengan gradient yang berpengaruh untuk pertambahan jumlah stasiun, yaitu untuk 10 stasiun 22,55μs, 20 stasiun 25,06μs, 30 stasiun 27,57μs, 40 stasiun 30,08μs, 50 stasiun 32,59μs. Sementara, throughput naik secara linier terhadap jumlah stasiun, yaitu untuk 10 stasiun 0,025, 20 stasiun 0,05, 30 stasiun 0,075, 40 stasiun 0,1, dan 50 stasiun 0,125.
ANALISIS RUGI-RUGI SERAT OPTIK DI PT.ICON+ REGIONAL SUMBAGUT Winarni Agil; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.612 KB)

Abstract

Serat optik merupakan media transmisi yang memiliki keunggulan signifikan yaitu memiliki bandwith yang besar, redaman transmisi kecil, ukuran kecil, performansi yang lebih baik, dan jaringan transport yang handal. Dalam penulisan ini dianalisis rugi-rugi serat optik yaitu rugi-rugi konektor, rugi-rugi prnyambungan (splicing), dan rugi-rugi pembengkokan (bending) serta untuk menentukan kelayakan sistem yang dianalisis dengan parameter power link budget. Dari hasil analisa diperoleh untuk rugi-rugi konektor, hasil perhitungan dengan pengukuran jauh berbeda hal ini dikarenakan pada saat perhitungan hanya memperhitungan daya yang masuk dan daya yang keluar setelah titik koneksi. Pada rugi-rugi penyambungan (splicing) didapatkan hasil perhitungan di lapangan yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh daya input, daya output dan alat yang yang digunakan yaitu fusion splicer. Pada rugi-rugi pembengkokan (bending) hasil perhitungan didapatkan tidak adanya pembengkokan (bending) pada serat optik. Sedangkan dalam perhitungan power link budget didapat nilai Margin diatas 0 yaitu 10,844 dB ini mengindikasikan bahwa link tersebut layak.
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING KNOCKOUT Deni Destian Harahap; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 10, No 28 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.656 KB)

Abstract

Switching knockout adalah sebuah arsitektur packet switching dengan performansi yang tinggi menggunakan topologi jaringan switching terkoneksi penuh dimana masing-masing input mempunyai jalur langsung ke setiap output sehingga blocking yang terjadi pada switch output hanya ketika paket datang secara simultan dari input yang berbeda menuju output yang sama. Switching knockout menggunakan concentrator yang dirancang di setiap output. Pada tulisan ini dianalisis kinerja jaringan switching knockout dengan tolak ukur kinerja yang digunakan adalah probabilitas blocking dan throughput pada setiap utiliti yang berbeda. Setelah dilakukan analisis probabilitas blocking pada jaringan switching knockout, bahwa untuk 8 input to 4 output pada setiap utiliti 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9 diperoleh hasil probabillitas sel hilang 0,0001664 x 10-3; 0,002597 x 10-3; 0,01289 x 10-3; 0,03951 x 10-3; 0,09392 x 10-3; 0,1897 x 10-3; 0,3424 x 10-3; 0,5697 x 10-3; 0,8884 x 10-3 dan diperoleh nilai throughputnya yaitu 0,099999833; 0,199997403; 0,29998711; 0,39996049; 0,49990608; 0,5998103; 0,6996576; 0,7994303; 0,8991116.
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL Nur Adilah; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 31 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.197 KB)

Abstract

Jaringan switching Banyan buffer tunggal adalah jaringan interkoneksi banyak tingkat yang bersifat self-routing, dimana bit-bit alamat keluaran yang terdapat pada header paket dapat menentukan sendiri kemana perutean akan dilakukan. Penempatan buffer tunggal pada jaringan Banyan dilakukan untuk mengurangi degradasi keluaran yang terjadi dan tubrukan di port keluaran. Dalam tulisan ini dianalisis kinerja dari jaringan switching Banyan buffer tunggal dengan tolak ukur kinerja yang digunakan adalah probabilitas internal blocking, throughput dan delay untuk jumlah tingkat switching 1 sampai 10 tingkat pada setiap P(0) = 0.1 sampai 0.9. Setelah dilakukan analisis pada masing-masing kinerja, diperoleh probabilitas blocking pada jaringan switching Banyan buffer tunggal terus berkurang jika jumlah tingkat switching semakin besar,  throughput semakin rendah jika jumlah tingkat switching semakin banyak, dan untuk delay semakin banyak jumlah tingkat switching maka delay juga semakin tinggi.