Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS FENOMENA KEHIDUPAN SEORANG PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) YANG BERKELUARGA DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN PROBOLINGGO Fika Anjana; Maula Nasrifah
Al-Fikru : Jurnal Pendidikan Dan Sains Vol 2 No 1 (2021): VOLUME 2 NUMBER 1 (2021) APRIL
Publisher : UNZAH Genggong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.088 KB) | DOI: 10.55210/al-fikru.v2i1.646

Abstract

ABSTRACTThis study aims to analyze the phenomenon of a commercial sex worker (PSK) life who has a family in the village of Sidomulyo, Probolinggo Regency. Interpretative is used to determine the paradigm of this research. Emile Durkheim's Social Fact Theory has a major role in conducting this research. While the method used in this research is qualitative. Interviews, observation, and documentation are the methods used in this study to retrieve data.The results of this study explain that: First, the Social Interaction, Social Contact, and Social Communication of PSK with the community is going well, there has never been any conflict or dispute, this is in accordance with the Social Interactions that occur between PSK and the surrounding community. Second, the communication relationship between PSK and the community is going well, because among them there is a sense of mutual respect, mutual respect, and mutual help between each other and besides that, PSKalso feel comfortable living in the village, because it has become a familiar place for the PSK. Third, PSK considers that the surrounding community is their own family, this proves that the form of sympathy possessed by sex workers is very high for the surrounding community. Fourth, the Social Interaction between PSK went well, it was proven by the absence of conflict, dispute, contradiction, and competition.Keywords: the phenomenon of a commercial sex worker (PSK) life who has a family
ANALISIS KETERKAITAN SUMBER BELAJAR IPS DENGAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MA BAHRUL ULUM Fika Anjana
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 5, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v5i3.11245

Abstract

Abstrak: Pusat Kurikulum merumuskan paling tidak ada 18 nilai pendidikan karakter, yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana keterkaitan sumber belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan penguatan pendidikan karakter di MA Barul Ulum. Peneliti memakai metode penelitian kualitatif dalam upaya mengetahui analisis  keterkaitan sumber belajar  IPS dengan penguatan pendidikan karakter di MA Bahrul Ulum. Sedang jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis kualitatif deskriptif yang mempelajari temuan-temuan yang ada serta tata cara kerja yang berlaku. Terdapat berbagai jenis sumber belajar yang dapat kita jadikan informasi dan menumbuhkan karakter siswa, Mata pelajaran IPS memiliki berbagai sumber belajar yang dapat mendukung karakter siswa, misalnya dalam pembelajaran sejarah, siswa mampu mengintegrasikan nilai-nilai kehidupan dengan mata pelajaran sejarah, melalui pembelajaran sejarah siswa juga mampu menumbuhkan jiwa nasionalisme di dalam diri mereka, sumber belajar yang dapat dijadikan bahan ajar ialah situs-situs sejarah sekitar atau para pejuang.Abstract: The Curriculum Center that formulates at least 18 values of character education, namely religious, honest, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, national spirit, love for the homeland, respect for achievement, friendly, communicative, love peace, likes to read, cares about the environment, cares about social, and is responsible. Those Values can be integrated in social studies learning. This study aims to examine how the relationship between social studies learning resources and strengthening character education in MA Barul Ulum. The researcher uses qualitative research methods to find out the analysis of the linkage of social studies learning resources with strengthening character education at MA Bahrul Ulum. While the type of this research is a descriptive qualitative type which studies the existing findings and the applicable working procedures. The result of this study is There are various types of learning resources that we can use as information and foster student character. Social studies subjects have various learning resources that can support student character, for example in history learning, students are able to integrate life values with history subjects, student also able to grow the spirit of nationalism in them.
PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA MA AINUL HASAN DI ERA GLOBALISASI Fika Anjana; Umi Kulsum; Shinta Afkarina
Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 1 No 4 (2022): Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/dsjpips.v1i4.2467

Abstract

This study aims to analyze the role of Islamic boarding schools in shaping the character of MA Ainul Hasan students in the era of globalization. The location of this research is Wonorejo Village, Maron District, Probolinggo Regency. This study uses a qualitative approach character. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews, observation, and documentation. The validity of the data used source triangulation techniques and theoretical triangulation. The data analysis technique uses data collection, data reduction, data presentation, and data verification or conclusions. The results show that this research supports the Habitus and Arena Theory. Which basically assumes that the social reality of society has something to do with habitus and arena. Habitus is a habit that is unconsciously carried out by individuals when faced with certain conditions. While the arena is an environment for doing a habit. So that the social practice of society can be said to be influenced by habitus and arena. With the habituation carried out in the Ainul Hasan Islamic boarding school environment, forming a good character. The MA Ainul Hasan Islamic Boarding School is an educational institution that familiarizes its students to follow the rules of the Islamic Boarding School which makes the students familiar with their living environment within the scope of the Islamic Boarding School by inculcating the values ​​of religious moral character. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pondok pesantren dalam membentuk karakter siswa MA Ainul Hasan di era globalisasi. Lokasi penelitian ini di Desa Wonorejo Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini mendukung teori habitus dan arena. yang pada dasarnya menganggap realitas sosial masyarakat ada kaitannya antara habitus dan arena. Habitus merupakan suatu kebiasaan yang tanpa sadar dilakukan oleh individu saat menghadapi suatu kondisi tertentu. Sedangkan arena merupakan lingkungan dilakukannya suatu kebiasaan. Sehingga praktik sosial masyarakat dapat dikatakan dipengaruhi oleh habitus dan arena. Dengan adanya pembiasaan yang dilakukan di lingkungan pondok pesantren Ainul Hasan, membentuk sebuah karakter yang baik. Pondok pesantren MA Ainul Hasan ini merupakan lembaga Pendidikan yang membiasakan para santrinya untuk mengikuti aturan-aturan kepesantrenan yang menjadikan para santri terbiasa dengan lingkungan hidupnya dalam lingkup pondok pesantren dengan ditanamkan nilai-nilai karakter moral yang agamis.
Sejarah Indonesia: Peralihan Konsep Masyarakat Majemuk ke Masyarakat Multikultural babul bahrudin; Fika Anjana
Madani : Journal of Social Sciences and Social Science Education Vol. 1 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Madani : Journal of Social Sciences and Social Science Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia dalam sejarah peralihan konsep masyarakat majemuk menuju masyarakat yang multikultural tidak bisa dilepaskan dari tuntutan menjadi Negara kesatuan dengan keberagamannya. Indonesia terbentuk bukan karena kesamaan warna kulit, golongan, ras, ataupun agama melainkan karena rasa kesatuan yang kuat atas dasar kedamaian dan kemerdekaan sejati. Indonesia terpisah secara rasial dari masa Hindia Belanda hingga pada masa orde baru. Masa Orde baru muncullah kemudian paham “mono-kulturalisme” yang bercirikan penyeragaman atas berbagai aspek, sistem sosial, politik dan budaya. Sehingga, peralihan konsep masyarakat majemuk sebagai masyarakat yang terpisah berdasarkan garis budaya masing-masing untuk disatukan menjadi masyarakat yang multikulturalisme atau dikenal dengan masyarakat yang menghargai perbedaan budaya yang lahir dari kelompok-kelompok pendukung budaya.