Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KORELASI DERAJAT HERNIASI DISCUS PASIEN LBP TERHADAP DEGENERASI DISCUS BERDASARKAN KLASIFIKASI PFIRRMANN PADA MRI LUMBOSACRAL Pratiwi, Dwi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i11.P13

Abstract

Pendahuluan : Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan gejala paling sering yang terkait dengan kondisi muskuloskeletal spinal pada orang dewasa. Nyeri punggung bawah seringkali diakibatkan oleh herniasi dan degenerasi diskus. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas utama dalam menentukan penyebab dari nyeri punggung bawah. MRI dapat menilai derajat herniasi diskus dan patologi diskus intervertebralis yang terkait degeneratif seperti perubahan struktural diskus, penyempitan celah diskus, perubahan endplate, artropati faset, formasi osteofit, perubahan nukleus pulposus dan annulus fibrosus. Beberapa penelitian melaporkan adanya kejadian herniasi diskus yang lebih tinggi pada pasien dengan degeneratif diskus yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi degenerasi diskus menurut klasifikasi Pfirrmann dengan derajat herniasi diskus pada pasien dengan nyeri punggung bawah menggunakan modalitas MRI Metode: Desain penelitian cross-sectional dilakukan pada 60 pasien dengan nyeri punggung bawah yang memenuhi syarat dan menjalani MRI lumbosakral. Dilakukan penilaian degenerasi diskus berdasarkan klasifikasi Pfirrmann yang dikelompokkan menjadi 5 derajat. Dilakukan pula penilaian terhadap herniasi diskus yang dikelompokka menjadi 5 kategori yaitu normal, bulging, protrusion, ekstrusio dan sekuestrasi. Korelasi antara degenerasi diskus menurut klasifikasi Pfirrmann dengan derajat herniasi diskus dinilai dengan pengujian korelasi Spearman. Hasil : Didapatkan paling banyak pasien dengan jenis kelamin perempuan (23,3%) dan rentang usia 40-49 tahun (35%) dan 50-59 tahun (26,7%) Paling banyak pasien memiliki jumlah lokasi kelainan > 1 (86,7%) dan lokasi kelainan tersering ditemukan pada level L4-L5 (37,4%). Terdapat korelasi positif yang signifikan antara usia dengan degenerasi diskus (p = 0,019). Terdapat korelasi positif yang signifikan antara derajat degenerasi diskus menurut klasifikasi Pfirrmann dan derajat HNP (p<0,001) Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa derajat degenerasi diskus terkait dengan derajat HNP. Penilaian derajat degenerasi diskus berdasarkan Pfirrmann dapat menjadi prediktor untuk keparahan herniasi diskus lumbalis. Kata Kunci : Degenerasi diskus, herniasi diskus, Klasifikasi Pfirrmann
Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Kelas VIII di SMP IT Almaka Jakarta Pratiwi, Dwi
Kajian Sastra Nusantara Linggau Vol. 2 No. 3 (2022): Jurnal Kastral
Publisher : LP3MKIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55526/kastral.v2i3.425

Abstract

Tujuan kajian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca Puisi melalui metode demonstrasi di kelas VIII SMPS IT Almaka. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Hasil penelitian didapati metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan membaca puisi siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil evaluasi siklus I dari 21 siswa yang berhasil mencapai KKM yaitu sebanyak 5 siswa yaitu 23,81%, dan hasil evaluasi nilai siklus II dari 21 siswa yang berhasil mencapai KKM yaitu sebanyak 16 siswa yaitu 76,19%. Berdasarkan hasil penelitian simpulan penelitian metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VIII SMPS IT Almaka.
ANALISA KAPASITAS ARUS PEMUTUS TENAGA SISI 500 KV Rizal, Choirul; Pratiwi, Dwi; Saputra, Ricky
Jurnal Teknik Elektro Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36546/jte.v14i1.1119

Abstract

ABSTRAK Pemutus Tenaga (PMT) merupakan Alat pemutus, yang berfungsi sebagai memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Dalam keseharian sering kali terjadi berbagai kejadian gangguan dalam penyaluran listrik. oleh karena itu untuk mencegah gangguan tersebut terjadi maka diperlukan pemutus tenaga. Pemasangan Pemutus Tenaga ditujukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada peralatan - peralatan Gardu Induk yang nantinya akan menyebabkan terhambatnya penyaluran tenaga listrik ke beban (konsumen). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja Pemutus Tenaga pada saat terjadinya gangguan serta untuk menganalisa faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja Pemutus Tenaga pada Gardu Induk Pembangkit Sum-Sel 8. Adapun hasil penelitian terkait kenerja Pemutus Tenaga pada gardu induk tersebut adalah bahwa Kinerja Pemutus Tenaga Pada Sisi 500 kV Gardu Induk Pembangkit Sum-Sel 8 dalam kategori baik.hal tersebut dilihat dari setting waktu kerja relai arus lebih yang terpasang pada sisi 500 kV Gardu Induk tersebut yaitu tidak lebih kecil dari waktu settingnya,. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari PMT yaitu besarnya arus gangguan hubung singkat yang terjadi. Besar atau kecilnya arus gangguan itu dipengaruhi oleh jarak terjadinya gangguan, semakin jauh titik gangguan maka semakin kecil arus gangguan yang terjadi begitu pula sebaliknya, semakin dekat titik gangguan maka semakin besar pula arus gangguan yg terjadi. Kemudian yang berikutnya mempengaruhi kinerja Pemutus Tenaga adalah setting relai arus lebih. Dari hasil penelitian ini didapat nilai kapasitas pemutus tenaga di transformator sebesar 1,29 KA dan pada Busbar 1,30 KA. Kata Kunci : Pemutus Tenaga, Gardu Induk , Arus Lebih
Perbandingan Daya Hubung Singkat Pada Penyulang 20 Kv Sisi Sekunder Tranformator Daya Ii Di Gardu Induk Bungaran Lubis, Chairunnisa; Balqis, Amirah; Yani, Raden Ahmad; Pratiwi, Dwi
Jurnal Ampere Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Ampere
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/ampere.v9i1.14798

Abstract

Pada pratiknya dilapangan mayoritas jaringan distribusi di PT. PLN (Persero) UID Palembang masih bayakmenggunakan jenis konstruksi radial, dimana selain jenis konstruksi panjang jaringan distribusimempengaruhi jenis-jenis gangguan dalam proses penyaluran energi listrik. Dengan pajangnya jaringantersebut gangguan yang terjadi pada jaringan atau penyulang 20 KV dapat dipisahkan menjadi dua jenisgangguan yaitu gangguan yang bersifat simetris maupun gangguan bersifat asimetris. Atas dasar gangguan tesebut penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisa perbandingan besar daya hubung singkat yang terjadi pada penyulang-penyulang dari sisi sekunder transformator daya II pada Gardu Induk Bungaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa bila terjadi perbedaan besarnya daya hubung singkat pada penyulang-penyulang 20 KV dimana bila lihat dari perbedaan tersebut dapatdiasumsikan bahwa besarnya daya hubung singkat pada penyulang distribusi berbanding terbalik dengan pajang saluran distribusi 20 kV, dimana semakin panjang saluran maka daya hubung singkat lebih kecil dan semakin pendek saluran distribusi 20 kV maka daya hubung singkat akan semakin besar.