Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra

PROBLEMATIKA PERIODISASI EJAAN BAHASA MADURA DALAM PERSPEKTIF PRAKTISI MADURA Moh. Hafid Effendy
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2013): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v7i2.444

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk memaparkan kondisi riil tentang problematika kontekstual lokal dalam periodisasi ejaan bahasa Madura dari masa ke masa pada masyarakat pemakai bahasa Madura di pulau Madura. Secara akademis, periodisasi ejaan bahasa Madura sangat tepat direvitalisasi keberadaannya, sesuai dengan perkembangan zaman dan penuturnya. Namun di sisi lain, beberapa praktisi masih bersikukuh menerapkan ejaan lama yang notabane dianggap sebagai ejaan yang sempurna. Sementara, Balai bahasa Provinsi Jawa Timur sudah memberi fasilitas dan wadah sebagai landasan yuridis yang efektif untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ejaan, yakni pedoman ejaan bahasa Madura yang disusun oleh perwakilan praktisi Madura dan akademisi yang ahli dalam bidangnya, kendati kesepakatan dan kesepemahaman masih belum tercapai antar berbagai pihak.
ANALISIS KEARIFAN LOKAL DALAM KONTEKS TINDAK TUTUR BAHASA MADURA Moh. Hafid Effendy
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2014): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v8i2.462

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh problematika terkikisnya kearifan lokal bahasa Madura dalam tindak tutur karena arus modernisasi dan globalisasi yang menyebabkan kondisi bahasa Madura dan etika dalam bertindak tutur mengalami kemerosotan. Ada juga problematika interferensi dan akulturasi bahasa dari luar yang menyebabkan menurunnya tingkat pemakaian bahasa Madura di lingkungan keluarga. Di dalamnya, akan dibahas kearifan lokal dalam tindak tutur bahasa Madura pada tataran onḍhâgghâ bhâsa dan etika berbicara di lingkungan keluarga terdidik, lingkungan keluarga tokoh masyarakat, dan lingkungan keluarga tidak terdidik. Maka dapat disimpulkan, bahwa kearifan lokal pada lingkungan keluarga terdidik dalam konteks tindak tutur onḍhâgghâ bhâsa menunjukkan penggunaan bahasa yang baik dan benar menurut tingkatan mitra tutur atau lawan tutur yang diajak berbicara, sedangkan dalam etika berbicara, ada kesantunan penggunaan maksim dengan baik. Hal ini berbeda dengan lingkungan keluarga tokoh masyarakat, di mana kearifan lokal yang berkaitan onḍhâgghâ bhâsa masih tergolong kurang baik, karena masih belum memahami penggunaan penempatan kosa kata yang baik dan benar dalam strata keluarga. Selain itu, ada faktor interferensi bahasa Indonesia yang digunakan oleh sebagian anggota keluarga, kendati di sisi etika berbicara masih tergolong baik sesuai dengan maksim kesantunan berbicara. Adapun kearifan lokal pada lingkungan keluarga tidak terdidik, penggunaan onḍhâgghâ bhâsa dan etika berbicara dikatakan kurang baik. Karena tidak memahami penggunaan onḍhâgghâ bhâsa yang baik dan benar serta etika berbicara tergolong kurang santun antar mitra tutur. Alasan yang paling mendasar, yakni masalah faktor latar belakang sosial, pendidikan, dan usia.
TINJAUAN DESKRIPTIF TENTANG VARIAN BAHASA DIALEK PAMEKASAN Moh. Hafid Effendy
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 1 (2011): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v5i1.501

Abstract

Paparan data deskriptif ini didasarkan pada anggapan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi dalam berinteraksi sehari-hari. Ucapan seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Bahasa Madura yang digunakan oleh masyarakat Madura sangatlah beraneka ragam ucapan bahasanya dari satu daerah ke daerah yang lain. Adanya perbedaan yang beragam warnanya hanyalah varian bahasa saja, yang dimiliki tiap-tiap dialek Bahasa Madura baik dialek Pamekasan, Sumenep maupun dialek Bangkalan.Variasi ucapan bahasa Madura dialek Pamekasan, terjadi pada masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan. Tindak tutur masyarakat perdesaan cenderung bersifat tradisional murni asli tindak tutur bahasa Madura. Sedangkan tindak tutur masyarakat perkotaan cenderung bersifat modern. Dalam karya studi kasus ini saya mencoba untuk mendeskripsikan varian bahasa dialek Pamekasan yang digunakan oleh masyarakat desa dan masyarakat kota yang tinggal di Kabupaten Pamekasan.
JARGON BAHASA MADURA PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTURA (Sebuah Kajian Empiris) Moh. Hafid Effendy
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 (2011): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v5i2.510

Abstract

Dalam suatu masyarakat tidak terdapat adanya keseragaman bahasa, meskipun dalam masyarakat bahasa yang monolingual (masyarakat hanya menggunakan satu macam bahasa dalam segala kegiatan hidup). Dengan demikian jelas bahwa bahasa itu tidak monolitik, tidak hanya ada dalam satu bentuk, malainkan dalam berbagai bentuk. Bahasa yang masih ada di dalam ruang lingkup sistem bahasa yang sama (langue) itu disebut varian-varian bahasa. Fenomena bahasa selain bisa diamati sebagai fenomena sistem atau stuktur bahasa bisa diamati sebagai fenomena sosial. Sebagai fenomena sosial, pemakaian bahasa dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor situasional. Melalui kajian empiris inilah bahwa penggunaan jargon berbahasa Madura pada tindak tutur masyarakat nelayan dapat dikatakan cukup banyak, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa perbedaan diksi pada tindak tutur antara masyarakat nelayan dengan masyarakat umum. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor sosial, letak geografis, dan banyak dipengaruhi oleh adanya masyarakat nelayan pendatang dari luar pulau Madura, yaitu pendatang dari sekitar Jawa Timur yang sama-sama nelayan.
Local Wisdom Dalam Tembang Macapat Madura Moh. Hafid Effendy
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2015): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v9i1.580

Abstract

Artikel ini merupakan hasil kajian tentang analisis Tembang MacapatMadura dalam pendekatan tradisional yang notabene merupakan karya para sastrawan Madura yang komplek akan nilai – nilai yang berkembang dimasyarakat, salah satunnya nilai local wisdom (kearifan lokal) Madura.Melalui tembang macapat tersebut para sesepuh Madura memberikan pendidikan moral dengan cara menyiratkan nilai – nilai yang arif dan adiluhurdalam syair – syair teks tembang macapat untuk mencetak generasi yang bermoral dan berakhlak mulia. Hasil analisis menunjukkan adanya nilai-nilailocal wisdom pada beberapa kategori, diantaranya (1) Komunikasi dalamkeluarga yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pesan moral tentangpentingnya berpikir dahulu sebelum bertindak supaya tidak berakibat fatalpada dirinya. Selain itu juga mengandung makna nasehat tentang perilakuseseorang yang menyalahgunakan akalnya untuk melakukan hal yang tidak baik, terdapat pula pesan moral untuk tidak membicarakan keburukan oranglain yang belum tentu akan kebenaran beritanya. Di sisi lain dalam (2) Komunikasi antar Masyarakat yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapattiga bhângsalan yang intinya berisikan menjaga lisan agar tidak membahayakan dirinya sendiri, terdapat tiga bhângsalan yang intinyamenerangkan tentang pentingnya menebar kebaikan di muka bumi, dan terdapat kearifan lokal yang berisikan pesan moral supaya selalu berprilakujujur.