Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

RETORIKA PEMAKAIAN BAHASA PARA DEMONSTRAN DI KABUPATEN PAMEKASAN Kusumawati, Hesty
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.947 KB) | DOI: 10.22219/kembara.v4i2.7076

Abstract

Retorika pemakaian bahasa menjamur pada momen-momen atau peristiwa-peristiwa yang disinyalir dapat menimbulkan oposisi biner antara pro dan kontra antarkelas, kelompok, masyarakat elit, dan marginalitas, yang berkaitan dengan nuansa kepentingan. Retorika pemakaian bahasa juga sering digunakan oleh para demonstran di seluruh Indonesia, baik dalam kontek suasio (anjuran) maupun disuasio (penolakan).Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara objektif  retorika pemakaian bahasa dilihat dari faktor ethos dan pathos para demonstran di kabupaten Pamekasan tahun 2017 dalam pernyataan sikap GSM (Gerakan Solidaritas Muda) dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, sedagnkan teknik analisis data menggunakan tahapan identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi. Pengecekan keabsahan temuan data dalam penelitian ini dilakukan dengan trianggulasi sumber dan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa retorika pemakaian bahasa para demonstran di kabupaten Pamekasan dalam bentuk pernyataan sikap, yang dilakukan oleh GSM dan GMNI dilihat dari faktor ethos mencerminkan adanya pengetahuan, pemahaman, dan intelektual para demonstran tentang sebuah objek yang menjadi bahan demo, sedangkan dilihat dari faktor pathos mencerminkan adanya kekuatan sugesti atau seni dan keterampilan mempengaruhi orang lain agar dapat meyakini sekaligus membenarkan penyataan yang disampaikan oleh para demonstran.
Membangun Peradaban Masyarakat dengan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Dusun Banlanjang Tlonto Raja Pasean Effendy, Moh. Hafid; Usman, Usman; Kusumawati, Hesty
PERDIKAN (Journal of Community Engagement) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.542 KB) | DOI: 10.19105/pjce.v1i2.2721

Abstract

Abstrak: Artikel ini merupakan implementasi dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Prodi Tadris Bahasa Indonesia yakni pada  awal Juli 2019 bertempat  di  dusun Banlanjang Tlonto Raja Pasean. Dalam konteks penyuluhan penanaman pendidikan karakter bagi masyarakat tersebut adalah  untuk  perbaikan sosial dan kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari penyuluhan pendidikan berkarakter adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Salah satu pendekatan dalam pendidikan berkarakter  ialah dengan pendidikan agama yang diterapkan dalam setiap kehidupan akademis. Jika pengetahuan dan   agama dapat diintegrasikan maka berkembanglah kesempurnaan ilmu berlandaskan moralitas (excellent with morality). ?Ilmu tanpa agama akan buta, agama tanpa ilmu akan lumpuh.? Hasil penyuluhan menunjukan bahwa penanaman pendidikan karakter pada masyarakat Dusun Banlanjang masih kurang maksimal, hal ini masih terkendala faktor keluarga, bahwa masih banyak orang tua yang meninggalkan putra-putrinya karena merantau sebagai TKI di Malaysia dan di Arab Saudi. Sehingga penanaman pendidikan karakter berbasisi kearifan lokal masih belum optimal, akan tetapi nilai-nilai kearifan lokal yang berupa religius, kerja keras, dan peduli sosial masih eksis diterapkan oleh masyarakat tersebut.Kata Kunci: Peradaban masyarakat, pendidikan karakter, kearifan lokal Abstract: This article is an implementation of community service activities carried out by a team of lecturers in the Indonesian Tadris Study Program in early July 2019 located in the village of Banlanjang Tlonto Raja Pasean. In the context of counseling, the cultivation of character education for the community is for social improvement and advancement of the nation's civilization that upholds the integrity of values and humanity. The hope of character education counseling is to achieve a balance between knowledge and morals. One approach to character education is with religious education which is applied in every academic life. If knowledge and religion can be integrated, the perfection of science based on morality (excellent with morality) develops. "Knowledge without religion will be blind, religion without knowledge will be paralyzed." The results of counseling showed that the cultivation of character education in the people of Dusun Banlanjang is still not optimal, this is still constrained by family factors, that there are still many parents who leave their children because they migrate as migrant workers in Malaysia and in Saudi Arabia. So that the planting of character education based on local wisdom is still not optimal, but the values of local wisdom in the form of religious, hard work, and social care still exist applied by the community.Keywords: Civilization, character education, local wisdom
Patriarki Domestik Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy Kusumawati, Hesty
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 2, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.211 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v2i1.14008

Abstract

The symptoms of patriarchy open space controversy due to the emergence of violent men over women at once into the wetlands for the author to dismantle, even readers in order to build awareness of arif in facing the sides of life nuances of patriarchy. Women Berkalung Turbans works Abidah El Khalieqy loaded with patriarchy. This study mengolaborasikan the theory of domination, patriarchy, and violence in the realm of Sociology literature. Writers in its implementation be flexible over existing theories to be more critical and not stuck in one perspective. The results of the analysis showed that the patriarchal Women Berkalung Turbans as follows: 1). the domestic violence directly marked Patriarchal presence of actions, deeds, and the behavior of injure, damage, and destroyed with the intent to legitimize power, and 2). The patriarchal domestic violence indirectly signaled the presence of dirty sayings, not worthy, and deviate from the norm with the aim of influencing the mindset and psychic, so woke up the image that men are more important than women.
Penggunaan Bahasa Alay di Ruang Publik Kusumawati, Hesty
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 3, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.797 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v3i2.21272

Abstract

Fenomena bahasa yang menarik dalam konteks kekinian adalah munculnya bahasa alay pada penulisan kalimat SMS atau jejaring sosial seperti facebook. Keberadaan bahasa alay oleh para remaja di dunia maya (internet), seperti facebook dalam bentuk tulisan, karena karakter bahasa alay adalah menggabungkan berbagai karakter, angka alfabet, singkatan-singkatan serta penggunaan huruf kapital yang tidak beraturan. Bahasa ini dianggap sebagai media berekspresi yang khas dalam berkomunikasi di dunia maya (internet). Selanjutnya, bagaimanakah penggunaan bahasa alay di ruang publik berupa facebook. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penggunaan bahasa alay para remaja Pamekasan di facebook dalam konteks penggunaan singkatan, kata baru, dan kosa kata asing. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif karena data yang terkumpul berasal dari data kualitatif berupa data verbal bukan angka, yakni tindak tutur remaja pengguna facebook yang menulis status dan komentar. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan di facebook pada penggunaan tindak tutur representatif cukup banyak, yaitu pada status atau komentar yang ditulis pada dinding facebook. Fungsi tindak tutur ini memberitahukan kepada orang lain mengenai sesuatu yang memiliki kesesuaian antara tuturan yang disampaikan dengan kenyataan yang terletak pada pihak penutur. Penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan di facebook pada penggunaan tindak tutur direktif dapat dilihat pada status atau komentar yang ditulis dalam akun facebook, yaitu ketika tuturan pada akun facebook mengandung hal yang bersifat keinginan pihak penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan pada penggunaan tindak tutur ekpresif dapat dilihat ketikan status atau komentar penutur di dinding facebook mengandung pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan.
TINDAK TUTUR DALAM TRADISI PERNIKAHAN MASYARAKAT MADURA PADA ERA MILLENIAL: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK Kusumawati, Hesty; Innayah, Innayah
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SPECIAL EDITION: SEMINAR NASIONAL LALONGET I
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v0i0.3761

Abstract

Humans are social creatures who have the nature to live together, side by side, and they need one to each other to achieve physically and mentally peace in order to share the joys and sorrows of living life, therefore they create a marriage. Marriage is a sacred event that binds man and woman, involving two families, both man and woman. In the use of language it is believed that the meaning is very closely related to the form. However, each language has its own characteristics and uniquenessess. Likewise, the Madurese language has special characteristics and uniquenessess. One of the uniqueness is manifested in the form of Madurese marriage tradition. The tradition of Madurese marriages has several stages, the first stage is namely engagement (abhâkalan), the second stage is marriage, and the last namely is post-marriage. In this study, researcher used a qualitative descriptive approach with the method of listening. This study aims to see how the speech acts that appears in the speech of the Madurese in the Madurese marriage tradition in the millennial era.
RETORIKA PEMAKAIAN BAHASA PARA DEMONSTRAN DI KABUPATEN PAMEKASAN Hesty Kusumawati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 4 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v4i2.7076

Abstract

Retorika pemakaian bahasa menjamur pada momen-momen atau peristiwa-peristiwa yang disinyalir dapat menimbulkan oposisi biner antara pro dan kontra antarkelas, kelompok, masyarakat elit, dan marginalitas, yang berkaitan dengan nuansa kepentingan. Retorika pemakaian bahasa juga sering digunakan oleh para demonstran di seluruh Indonesia, baik dalam kontek suasio (anjuran) maupun disuasio (penolakan).Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara objektif  retorika pemakaian bahasa dilihat dari faktor ethos dan pathos para demonstran di kabupaten Pamekasan tahun 2017 dalam pernyataan sikap GSM (Gerakan Solidaritas Muda) dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, sedagnkan teknik analisis data menggunakan tahapan identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi. Pengecekan keabsahan temuan data dalam penelitian ini dilakukan dengan trianggulasi sumber dan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa retorika pemakaian bahasa para demonstran di kabupaten Pamekasan dalam bentuk pernyataan sikap, yang dilakukan oleh GSM dan GMNI dilihat dari faktor ethos mencerminkan adanya pengetahuan, pemahaman, dan intelektual para demonstran tentang sebuah objek yang menjadi bahan demo, sedangkan dilihat dari faktor pathos mencerminkan adanya kekuatan sugesti atau seni dan keterampilan mempengaruhi orang lain agar dapat meyakini sekaligus membenarkan penyataan yang disampaikan oleh para demonstran.
Patriarki Domestik Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy Hesty Kusumawati
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol. 2 No. 1 (2018): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.211 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v2i1.14008

Abstract

The symptoms of patriarchy open space controversy due to the emergence of violent men over women at once into the wetlands for the author to dismantle, even readers in order to build awareness of arif in facing the sides of life nuances of patriarchy. Women Berkalung Turbans works Abidah El Khalieqy loaded with patriarchy. This study mengolaborasikan the theory of domination, patriarchy, and violence in the realm of Sociology literature. Writers in its implementation be flexible over existing theories to be more critical and not stuck in one perspective. The results of the analysis showed that the patriarchal Women Berkalung Turbans as follows: 1). the domestic violence directly marked Patriarchal presence of actions, deeds, and the behavior of injure, damage, and destroyed with the intent to legitimize power, and 2). The patriarchal domestic violence indirectly signaled the presence of dirty sayings, not worthy, and deviate from the norm with the aim of influencing the mindset and psychic, so woke up the image that men are more important than women.
Penggunaan Bahasa Alay di Ruang Publik Hesty Kusumawati
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol. 3 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.797 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v3i2.21272

Abstract

Fenomena bahasa yang menarik dalam konteks kekinian adalah munculnya bahasa alay pada penulisan kalimat SMS atau jejaring sosial seperti facebook. Keberadaan bahasa alay oleh para remaja di dunia maya (internet), seperti facebook dalam bentuk tulisan, karena karakter bahasa alay adalah menggabungkan berbagai karakter, angka alfabet, singkatan-singkatan serta penggunaan huruf kapital yang tidak beraturan. Bahasa ini dianggap sebagai media berekspresi yang khas dalam berkomunikasi di dunia maya (internet). Selanjutnya, bagaimanakah penggunaan bahasa alay di ruang publik berupa facebook. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penggunaan bahasa alay para remaja Pamekasan di facebook dalam konteks penggunaan singkatan, kata baru, dan kosa kata asing. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif karena data yang terkumpul berasal dari data kualitatif berupa data verbal bukan angka, yakni tindak tutur remaja pengguna facebook yang menulis status dan komentar. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan di facebook pada penggunaan tindak tutur representatif cukup banyak, yaitu pada status atau komentar yang ditulis pada dinding facebook. Fungsi tindak tutur ini memberitahukan kepada orang lain mengenai sesuatu yang memiliki kesesuaian antara tuturan yang disampaikan dengan kenyataan yang terletak pada pihak penutur. Penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan di facebook pada penggunaan tindak tutur direktif dapat dilihat pada status atau komentar yang ditulis dalam akun facebook, yaitu ketika tuturan pada akun facebook mengandung hal yang bersifat keinginan pihak penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Penggunaan bahasa alay remaja Pamekasan pada penggunaan tindak tutur ekpresif dapat dilihat ketikan status atau komentar penutur di dinding facebook mengandung pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan.
Instructional Learning Model on WhatsApp Media Problem in a Pandemic Covid-19 Period Mohammad Imam Sufiyanto; Rocyhan Yasin; Hesty Kusumawati
Pedagogik Journal of Islamic Elementary School VOL 4 NO 2 OKTOBER 2021
Publisher : IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pijies.v4i2.1999

Abstract

The purpose of this research is to find out the influence of learning (Problem Based Instruction) on learners at the elementary unit level (elementary school) in one of the schools located in the Pamekasan area. This study is qualitative descriptive, the study subjects are elementary school students as many as 150 students consisting of 78 men and 72 women. Techniques in this study use interviews and questionnaires. Research instruments are with concessioners, as well as data analysis techniques by sampling methods. The results of this study were from 150 students who joined three classes in each class containing 50 people in WhatsApp groups. Known on the interpretation scale is 336 ≤ 307 < 400 which is categorized very well done during the covid-19 pandemic online with WhatsApp from media. This study concludes that the PBI learning model is very suitable to be done at the elementary unit level or elementary school with social media platforms that are WhatsApp connected to their respective class groups (WAG). Keywords:  
SOCIOCULTURAL PRACTICE BERITA MULYANTO MIRIS KETERLIBATAN DIRJEN KEMENDAG DI KASUS MINYAK GORENG DALAM WEBSITE WWW.DPR.GO.ID 20 APRIL 2022. Hesty Kusumawati; Moh. Faridi
Prosiding Seminar Nasional Sasindo Vol 2, No 2 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SASINDO UNPAM VOL.2 NO.2 MEI 2022
Publisher : fakultas sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/sns.v2i2.22094

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu teks berita dianalisis menggunakan analisis wacana kritis yang melibatkan Sociocultural Practice yang merupakan analisi wacana berdasarkan pada asumsi bahwa konteks sosial yang ada diluar media mempengaruhi wacana yang muncul dalam media. Ruang redaksi atau warta bukanlah bidang atau kotak kosong yang steril, tetapi ditentukan oleh faktor diluar dirinya. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah teks berita Mulyanto Miris Keterlibatan Dirjen Kemendag di Kasus Minyak Goreng yang dimuat dalam website www.dpr.go.id pada 20 April 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis wacana kritis model Norman Faiclough. Kajian dalam teks meliputi pertama adalah situasional dalam teks berita,  kedua  institusional atau pengaruh instansi atau organisasi dalam praktik produksi wacana dan ketiga adalah sosial yang berpengaruh terhadap munculnya wacana tersebut. Hasil penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan tentang analisis wacana kritis terutama hubungannya dengan keadaan diluar teks atau wacana.Kata kunci: Sociocultural Practice, Berita, Situasional, Institusional dan Sosial.