Nafi'ah .
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tatalaksana oral lichen planus akibat stres pada diabetes melitus Management of oral lichen planus due to stress in diabetes mellitus Ade Puspa Sari; Nafi'ah .; Dwi Setianingtyas; Iwan Hernawan; Bagus Soebadi
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.8 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i3.31

Abstract

Pendahuluan: Oral lichen planus (OLP) merupakan penyakit inflamasi kronik pada membran mukosa mulut dengan karakteristik tanda klinis adanya retikuler papula berwarna putih yang dimediasi oleh sistem imun seluler ditandai oleh respon sel-T sitotoksik terhadap keratinosit basal dengan stres bisa sebagai faktor pemicu. Diagnosis OLP berdasarkan gambaran klinis yang khas ditunjang dengan pemeriksaan histopatologi. Tujuan: Melaporkan tata laksana kasus oral lichen planus dipicu stres pada pasien diabetes melitus. Kasus: Seorang wanita usia 68 tahun dengan keluhan nyeri, pasien sulit makan, sariawan yang persisten pada pipi kanan dan kiri sejak 4 tahun yang lalu, hilang kambuh. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus. Kondisi pasien terlihat cemas pada saat anamnesis. Pemeriksaan klinis intra oral pada mukosa bukal bilateral terdapat papula putih berbentuk jala-jala (wickham’s striae) dan ulserasi. Tata laksana: Pasien diterapi dengan obat kumur anastetikum, kortikosteroid sistemik, deksametason elixir, obat kumur antiseptik dan multivitamin, menghindari makanan yang pedas dan berbumbu tajam serta pemeriksaan DASS 42. Pasien dirujuk untuk pemeriksaan darah lengkap dan glukosa sewaktu, glukosa 2 JPP, HbA1c, dan ke psikiater. Simpulan: Depresi sedang dengan gejala somatik dapat sebagai faktor predisposisi menyebabkan gangguan sistem imun yang memicu penyakit autoimun. Perawatan dengan mengelola stres serta terapi simtomatis dengan kortikoseroid sistemik dan topikal serta mempertahankan oral higiene.
Penatalaksanaan hand foot and mouth disease yang menyerang ibu dan anak Dwi Setianingtyas; Nafi'ah .; Isidora KS; Astrid P; Ramadhan Hardani Putra
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.525 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i3.126

Abstract

Hand foot and mouth disease (HFMD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh sejumlah virus coxsackie A dan B. Penyakit ini biasanya mengenai anak, tapi dapat pula dijumpai pada usia dewasa muda. Tulisan ini bertujuan melaporkan tentang penatalaksanaan HFMD yang menyerang wanita muda 37 tahun dan anak 4 tahun. Penanganan pada kunjungan pertama berupa medikasi antivirus, antipiretik, multivitamin dan obat kumur. Penderita diedukasi tentang pentingnya isolasi, kemudian dikonsul ke ahli penyakit dalam supaya mendapat penanganan lebih lanjut, lalu dirujuk masuk rumah sakit/opname untuk bed rest dan mendapat perawatan lebih intensif. Hasil akhirnya adalah dengan diagnosis dan penatalaksaan yang tepat, maka HFMD mempunyai prognosis yang baik.
Oral lichen planus pada remaja putri Nafi'ah .; Palmasari A; Isidora KS; Felicia S; Felina LC
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.141 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i5.195

Abstract

Lichen planus termasuk pruritus, yang kemunculannya secara umum tampak dari warnanya yang keunguan, bentuknya poligonal dan kadang bersisik halus. Lichen planus paling banyak ditemukan pada permukaan flexor dari ekstremitas luar, genital dan membran mukosa. Lichen planus kemungkinan besar merupakan reaksi yang berhubungan dengan imunologis. Dilaporkan seorang remaja putri berusia 23 tahun menderita ulser yang terasa sakit sejak 4 tahun yang lalu. Rasa sakit ini kambuhan/rekuren. Dengan pemeriksaan klinis, kedua pipi bagian dalam ditutupi oleh makula merah, dengan daerah berwarna putih di sekitarnya. Terdapat ulser pada daerah kemerahan tersebut, ukurannya kurang lebih berdiameter 1 cm. Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan FNAB yang memberikan hasil berupa reaksi inflamasi kronis. Diagnosisnya adalah oral lichen planus tipe ulseratif. Oleh karena itu terapinya diberikan obat kumur, metylprednisolon, dan suplemen dosis tinggi. Dari penanganan kasus ini, disimpulkan bahwa sebagai dokter gigi umum, harus dapat lebih mengenali semua perubahan yang ada dalam mukosa rongga mulut.
Penatalaksanaan Ulser Kronis pada Kedua Lateral Lidah Nirmala D.; Palmasari A.; Nafi'ah .; Isidora KS; Lukisari C.
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.833 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i1.212

Abstract

Latar belakang. Ulser adalah lesi yang paling umum yang terjadi di dalam rongga mulut. Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah salah satu lesi dan biasanya sembuh dalam waktu maksimal 14 hari. Ulser lain yang disebabkan trauma, akan sembuh ketika trauma dieliminasi. Posterior lateral lidah merupakan tempat yang sering ulser yang persistensi akan menjadi ganas. Kasus. Seorang wanita berusia 54 tahun, mengeluhkan rasa sakit di seluruh mukosa rongga mulutnya, rasa sakit itu berulang sejak suaminya meninggal sekitar 5 tahun yang lalu. Beliau telah mengunjungi beberapa dokter, mengkonsumsi banyak obat-obatan modern atau tradisional akan tetapi ulser masih persisten. Tatalaksana, mencatat semua riwayat secara cermat dan teliti, dan mengirim untuk melakukan FNAB di Rumah Sakit Dr Ramelan. Hasilnya adalah infeksi peradangan supuratif kronis. Beliau diberi vitamin, obat kumur, antasida dan kortikosteroid secara oral, ditambah beberapa obat-obatan yang diharapkan dapat meningkatkan kondisi umumnya. Simpulan. Beberapa terapi ulser kronis pada lateral posterior lidah harus didukung dengan pemeriksaan HPA.