Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Waktu Hidrolisis terhadap Karakteristik Hidrolisat Protein Ikan Toman (Channa micropeltes) Asal DAS Kalimantan Timur Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7462

Abstract

Hidrolisat protein merupakan produk yang dihasilkan dari penguraian protein ikan menjadi senyawa-senyawa rantai pendek. Hidrolisat protein ikan, dapat dikembangkan menjadi produk yang mempunyai sifat fungsional yang tinggi. Hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan penurunan ukuran peptida sehingga dapat merubah karakteristik fungsional protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu hidrolisis protein ikan toman terhadap karakteristik dan profil asam aminonya. Proses hidrolisat dilakukan secara enzimatis, yaitu menggunakan enzim bromelain dengan perlakuan waktu hidrolisis 3, 4, 5 dan 6 jam. Selanjutnya dianalisis rendemen, derajat hidrolisis dan hasil terbaik dianalisis proksimat dan profil asam aminonya. Hasil penelitian ini menunjukkan hidrolisat protein ikan toman dapat dihasilkan melalui hidrolisis menggunakan enzim bromelain. Rendemen hidrolisat protein ikan toman berkisar 9,14 – 13,25%. Derajat hidrolisis antara 0,274 - 2,602. Hidrolisat protein ikan toman memiliki karakteristik kadar air 6,93 %, kadar abu 2,01%, protein 40,74% dan lemak 0,05%, karbohidrat 44,6%, kalsium 0,88%, magnesium 0,061% dan phosphor 0,136%. Waktu hidrolisis berpengaruh terhadap rendemen dan derajat hidrolisis hidrolisat protein ikan toman. Waktu hidrolisis optimum adalah 4 jam dengan rendemen 9,14% dan derajat hidrolisis 2,602. Hidrolisat protein ikan toman memiliki asam amino jenis serin, asam glutamate, fenilalanin, isoleusin, valin, arginine, glisin, lisin, asam aspartate, leusin, tirosin, prolin, threonine dan histidine 
Pengaruh Masa Simpan Buah terhadap Kualitas Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Arba Susanty; Eldha Sampepana
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.11 No.2 DESEMBER 2017
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.343 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v11i2.3011

Abstract

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Buah naga segar memiliki kadar air tinggi yaitu 90%  sehingga masa simpan buah ini berkisar antara 7-10 hari pada suhu 14oC. Tingkat kesegaran dan kemasakan buah mempengaruhi produk akhir olahan buah. Salah satu upaya untuk mengatasi masa simpan yang relatif singkat maka buah naga dapat diolah menjadi produk sari buah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh masa simpan buah terhadap kualitas sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor masa simpan buah sebanyak 6 taraf yaitu 1, 3, 5, 7, 9 dan 11 hari. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18 variasi perlakuan serta kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masa simpan buah berpengaruh terhadap nilai pH dan kadar antosianin sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Sari buah naga merah pada masa simpan hari ketiga merupakan sari buah yang memenuhi standar SNI 01-3719-1995 tentang minuman sari buah dengan nilai pH 3,8 , total padatan terlarut 16o Brix, kadar antosianin 1,67 ppm dan vitamin C 1,54 mg/100g.  
Potensi Biogas dari Limbah Padat Industri Kelapa Sawit di Kalimantan Timur Hermanto Hermanto; Eko Heryadi; Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7361

Abstract

Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan luas terbesar keempat di Indonesia dengan Kelapa Sawit sebagai komoditi perkebunan utama yang menguasai 88,4 dan 99,6% dari total luas areal dan total komoditinya. Potensi yang besar ini akan berdampak besar terutama pada sektor lingkungan yang disebabkan oleh besarnya limbah yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari besaran potensi limbah untuk konversi biogas yang terfokus kepada limbah padat Industri kelapa sawit di provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dari 10 kabupaten kota penghasil sawit di Kaltim, terdapat total limbah padat sebesar 800 juta ton di tahun 2019. Di Kaltim sudah ada beberapa industry kelapa Sawit yang memiliki biogas plan yang biasanya terintegrasi dengan pengolahan limbah cair. Potensi besar yang masih belum dimanfaatkan secara optimal adalah limbah padat, dimana menguasai 60% dari total limbah yang dihasilkan. Limbah padat ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, dan sesuai untuk digunakan sebagai bahan baku di reaktor biogas dengan proses Anaerobik. Limbah padat Industri kelapa sawit berupa TKKS, Serat dan dekanter memiliki potensi menghasilkan 506; 204; dan 41 juta meter kubik metan di tahun 2019. Jika dikonversikan, maka dari ketiga limbah padat tersebut dapat menghasilkan energi sebesar 8 GWatt. 
PPengaruh Metode Penggorengan dan Konsentrasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus streatus) Terhadap Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi Abon Udang (Panaeus indicus) Arba Susanty; Paluphy Eka Yustini; Sitti Nurlina
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13. No.1 JUNI 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.351 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i1.4052

Abstract

Udang merupakan sumber pangan hewani yang kaya akan protein. Jenis udang Panaeus indicus dapat diolah menjadi produk abon. Proses penggorengan merupakan tahapan penting untuk menghasilkan produk abon. Proses pengorengan menghasilkan produk dengan aroma dan rasa makanan yang khas. Pemanasan mengakibatkan terjadinya denaturasi dan koagulasi protein yang berpengaruh terhadap tekstur abon. Untuk mengurangi kenampakan tekstur menggumpal dilakukan penambahan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode penggorengan dan konsentrasi bahan pengisi jamur tiram putih yang berbeda terhadap karakteristik kimia dan mikrobiologi abon udang Panaeus indicus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor yaitu metode penggorengan terdiri dari pan frying dan deep frying dan konsentrasi jamur tiram putih terdiri dari 15%, 30% dan 45%. Hasil penelitian ini menunjukkan metode penggorengan memberikan pengaruh nyata terhadap kadar abu, protein dan kadar lemak, sedangkan konsentrasi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang berbeda berpengaruh nyata pada kadar air dan kadar serat abon udang Panaeus indicus. Abon udang Panaeus indicus memiliki kadar air 31,59 – 46,9%, kadar abu 4,55 – 7,92%, kadar protein 12,51 – 24,29%, kadar lemak 3,3 – 14,03%, serat kasar 4,53 – 12,83%, Salmonella negatif dan angka lempeng total 5,97x102 – 3,98x104 koloni/gram.Kata Kunci : abon, Panaeus indicus, Pleurotus ostreatus, pan frying, deep frying