Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perbandingan Karakteristik Surfaktan Metil Ester Sulfonat dan Sodium Lauril Sulfonat sebagai Bahan Emulsifier Eldha Sampepana; Paluphy Eka Yustini; Aditya Rinaldi; Amiroh Amiroh
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 9 No 2 Desember 2015
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9853.188 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v9i2.1715

Abstract

Surfactant which is used as raw emulsifier in an industry activity such as Sodium Lauryl Sulfonate is a raw material import, it is petroleum derivative which is not renewable and may cause pollution to the environment, because it is not degraded and are carcinogenic. The purpose of the research is to compare the characteristics of the Quaternary methyl ester sulfonat (MES) and Sodium Lauryl Sulfonat (SLS) as emulsifier. First, make the MES by filtering and eliminating fatty acids of palm oil, then process the MES with enzymatic method become methyl ester, then react it in sulfonation and metanolization process, and also neutralized with NaOH. Next, the MES experiment is compared with SLS and existing MES in the market. The results show that surfactants MES experiment has value hidrofil lipofil balance (HLB) interfacial tension and emulsion stability greater than MES in the market and SLS. And the surface tension of MES experiment is larger than MES in the market, but smaller compared to SLS.ABSTRAKSurfaktan yang digunakan sebagai bahan baku emulsifer dalam aktivitas suatu industri pada saat ini seperti Sodium Lauril Sulfonat  merupakan bahan baku import yang merupakan turunan dari minyak bumi, dengan sifat tidak dapat diperbaharui dan dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan karena tidak mudah terdegradasi serta bersifat karsinogenik. Metil ester sulfonat dari bahan minyak sawit merupakan surfaktan dengan sifat mudah terdegradasi yang perlu diketahui karakteristiknya. Penelitian bertujuan untuk membandingkan karakteristik surfaktan metil ester sulfonat (MES) dan Sodium Lauril Sulfonat (SLS) sebagai bahan emulsifier. Mula-mula dilakukan pembuatan MES dengan cara menyaring dan menghilangkan asam lemak minyak sawit terlebih dahulu, kemudian diolah menjadi metil ester secara enzimatis, lalu direaksikan secara sulfonasi dan metanolisis, serta dinetralkan dengan NaOH. Selanjutnya MES hasil percobaan dibandingkan dengan SLS dan MES yang ada dipasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa surfaktan MES memiliki nilai hidrofil lipofil balance (HLB) tegangan antar muka dan stabilitas emulsi lebih besar apabila dibandingkan dengan MES di pasaran dan SLS, kecuali nilai stabilitas emulsi antara MES dan SLS sama. Dan tegangan permukaan MES hasil percobaan, lebih besar dibandingkan dengan MES dipasaran, dan lebih kecil dibandingkan dengan SLS. Kata kunci :   Metil  ester sulfonat, hidrofil lipofil balance, emulsifier, sodium lauril sulfonat , stabilitas emulsi 
Mikrokapsul Ekstrak Bawang Tiwai sebagai Pengawet Pangan Suroto Hadi Saputra; Paluphy Eka Yustini
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 9 No 1 Juni 2015
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6877.593 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v9i1.1706

Abstract

Applications bawang tiwaiextractin the form ofpastaI have everdone in thefoodpreservativehaving troubleamong othersinsolubleandmixedwell withthe doughingredientsof food. One alternativeto overcome these problemsismicroencapsulated bawang tiwai extract.In this study, bulb bawangtiwaiextractedwithethanol 98%. Researchusinga completely randomized designfactorial3x2was repeated3times. The firstfactorcomposition ofthe coating materialwith 3 levels, the secondfactorwith 2degreetemperature.  Analysisof variance and dunken multiplerangetestfurthertestat5% confidence levelusing thesoftwareSPSSversion20. Results oftreatment ofthe coating materialcompositionandtemperatureas well as theinteractionsignificantly affected thephenol content, water content, solubilityin water, particle size andconcentration of ethanol. The results of analysisduncanmultiplerank testof showdifferentlevels ofphenol, water content, solubilityin water, particle size andconcentration of ethanol. The results showedthe highest valuein treatment(s1p1) phenolcontent of1.50%, (s2p1) lowwater content15.27%, (s1p1) watersoluble extracthighestlevel of87.45% (s2p1) 216.77smallestparticlesizeand(s2p1) lowethanollevels15, 17ppmABSTRAKAplikasi ekstrak bawang tiwai dalam bentuk pasta yang pernah dilakukan dalam pengawet pangan mengalami kesulitan antara lain tidak mudah larut dan tercampur secara baik dengan bahan adonan pangan. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mikroenkapsulasi ekstrak bawang tiwai.  Dalam penelitian ini, umbi bawang tiwai diekstrak dengan etanol 98%. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3 x 2 diulang 3 kali. Faktor pertama komposisi bahan penyalut dengan 3 taraf, faktor kedua suhu dengan 2 taraf. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut dunken multiple range test pada tingkat kepercayaan 5% menggunakan soft ware SPSS versi 20. Analisa parameter pada penelitian ini antara lain kadar fenol, kadar air, kadar sari larut air dan ukuran partikel. Hasil perlakuan komposisi bahan penyalut dan suhu serta interaksi berpengaruh nyata terhadap kadar fenol, kadar air, kelarutan dalam air, ukuran partikel dan kadar etanol. Hasil analisisduncan multiple rank test (DMRT) menunjukkan berbeda nyata terhadap kadar fenol, kadar air, kelarutan dalam air, ukuran partikel dan kadar etanol. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan (s1p1) kadar fenol 1,50 %, (s2p1) kadar air terendah 15,27%, (s1p1) kadar sari larut air tertinggi 87,45%(s2p1) ukuran partikel terkecil 216,77 dan (s2p1) kadar etanol terendah 15, 17 ppm. Kata kunci : bawang tiwa,  mikroenkapsulasi, maltodekstrin, na-kaseinat, pengawet pangan.
Pemanfaatan Minyak Sawit Mentah / CPO Sebagai Bahan Baku Pembuatan Methyl Ester Sulfonate (MES) Eldha Sampepana; Sugihar tono; Paluphy Eka Yustini; Adhitya Rinaldi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 7 No 13 Juni 2013
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8064.497 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v7i13.1534

Abstract

Methyl Ester Sulfonate (MES) is an anionic surfactant that has the properties of renewable, clean and environment friendly. This study aims to determine the optimum conditions in producing MES. The raw materials used to make the MES is crude palm oil (CPO). CPO initially filtered, then processed into methyl ester enzymatically, then treated by sulfonation with H2SO4 concentration variation (7M, 9M, 11M) and temperature (85OC, 95OC), and then carried out the methanolysis process using methanol and neuralize with NaOH. The results showed that the optimum condition is treated using sulfuric acid (H2SO4) 9M  at temperature of 850 C  generate yield of 49.99%, refractive index of 1.4454, the surface tension of 27.710 dyne / cm, interfacial tension of 31.50 dyne/cm , and emulsion stability at 100%.
Proses Ekstraksi Bawang Tiwai terhadap Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Suroto Hadi Saputra; Eldha Sampepana; Paluphy Eka Yustini
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14. No.1 JUNI 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i1.5746

Abstract

Telah dilakukan penelitian proses ekstraksi bawang tiwai dengan memanfaatkan air dalam sari bawang tiwai sebagai pelarut polar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan pada tahapan proses ekstraksi bawang tiwai. Metode penelitian ini dengan tahapan bawang tiwai dihaluskan menggunakan alat juiser, proses ekstraksi menggunakan alat orbital water bath shaker dan proses penyaringan menggunakan kain saring dan kertas saring. Penelitian ini menggunakan 1 perlakuan yaitu tahapan proses ekstraksi dengan 3 sampel : ekstrak bawang tiwai, ampas bawang tiwai dan pati bawang tiwai, data yang diperoleh diolah untuk memperoleh nilai rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak, ampas dan pati bawang tiwa mengandung total fenol dan total flavonoid. Ekstrak bawang tiwai mengandung alkaloid namun tidak mengandung triterpenoid begitu pula pati dan ampas bawang tiwai. Ekstrak, pati dan ampas bawang tiwai memiliki kadar total polifenol, total flavonoid tinggi dan aktivitas antioksidan sangat kuat.  
Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) untuk Produksi Etanol Eldha Sampepana; Paluphy Eka Yustini; Titik Nurwidawati
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 6 No 12 Desember 2012
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9504.005 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v6i12.1518

Abstract

Palm oil empty fruit bunches (EFB) waste contains ±45% cellulose  which can be hydrolyzed into simple sugars using hydrochloric acid (HCl) and fermented into ethanol. The objective of this study was to determine the optimum HCl concentration and hydrolysis time for ethanol production. HCl concentration level used was  2N and 3N, and the variation of hydrolysis time period was 2 hourse and 3 hourse. The hydrolysis product was then fermented using Saccharomyces cerevisae. The results showed that the optimum condition of  EFB hydrolysis was obtained from concentration 3N HCl  during 2 hourse process with 16,34% of reducing sugar. The optimum ethanol content was 0.30% which was abtainst after 3 day process. Mean while the optimum of  carbon dioxide (CO2) was reached on the three day.
Perancangan Mutu Teknis Kulit Buah Naga Merah untuk Pangan Fungsional dengan Metode QFD Berbasis SNI 2973-2011 Paluphy Eka Yustini; Titik Nurwidayati; Wara Widyarini Endah Saptaningtyas
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6647

Abstract

Pola masyarakat dalam menkonsumsi makanan fungsional berubah seiring adanya pandemi Covid-19. Kulit buah naga merah memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional. Salah satu bentuk pangan fungsional yang mudah diterima oleh masyarakat adalah kukis. Tujuan penelitian adalah merancang mutu teknis kukis fungsional kulit buah naga merah. Metodologi penelitian ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan merancang mutu teknis produk berbasis SNI 2973-2011 tentang biskuit. Hasil penelitian menunjukkan formulasi produk terpilih memenuhi syarat mutu SNI, dan memiliki kandungan fungsional. Parameter mutu teknis yang dihasikan ada 12 parameter yaitu teknik pengayakan tepung, teknik pencampuran gula, butter dan mentega, waktu adonan istirahat, teknik pencetakan, lamanya waktu pencetakan, sisa adonan, teknik pemanggangan, suhu pemanggangan, waktu pemanggangan, penambahan bahan perasa vanila, perasa susu dan perasa butter.
Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) untuk Produksi Etanol Eldha Sampepana; Paluphy Eka Yustini; Titik Nurwidawati
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 6 No 12 Desember 2012
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10084.62 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v6i12.1520

Abstract

Palm oil empty fruit bunches (EFB) waste contains ±45% cellulose  which can be hydrolyzed into simple sugars using hydrochloric acid (HCl) and fermented into ethanol. The objective of this study was to determine the optimum HCl concentration and hydrolysis time for ethanol production. HCl concentration level used was  2N and 3N, and the variation of hydrolysis time period was 2 hourse and 3 hourse. The hydrolysis product was then fermented using Saccharomyces cerevisae. The results showed that the optimum condition of  EFB hydrolysis was obtained from concentration 3N HCl  during 2 hourse process with 16,34% of reducing sugar. The optimum ethanol content was 0.30% which was abtainst after 3 day process. Mean while the optimum of  carbon dioxide (CO2) was reached on the three day.
PPengaruh Metode Penggorengan dan Konsentrasi Jamur Tiram Putih (Pleurotus streatus) Terhadap Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi Abon Udang (Panaeus indicus) Arba Susanty; Paluphy Eka Yustini; Sitti Nurlina
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13. No.1 JUNI 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.351 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i1.4052

Abstract

Udang merupakan sumber pangan hewani yang kaya akan protein. Jenis udang Panaeus indicus dapat diolah menjadi produk abon. Proses penggorengan merupakan tahapan penting untuk menghasilkan produk abon. Proses pengorengan menghasilkan produk dengan aroma dan rasa makanan yang khas. Pemanasan mengakibatkan terjadinya denaturasi dan koagulasi protein yang berpengaruh terhadap tekstur abon. Untuk mengurangi kenampakan tekstur menggumpal dilakukan penambahan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode penggorengan dan konsentrasi bahan pengisi jamur tiram putih yang berbeda terhadap karakteristik kimia dan mikrobiologi abon udang Panaeus indicus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktor yaitu metode penggorengan terdiri dari pan frying dan deep frying dan konsentrasi jamur tiram putih terdiri dari 15%, 30% dan 45%. Hasil penelitian ini menunjukkan metode penggorengan memberikan pengaruh nyata terhadap kadar abu, protein dan kadar lemak, sedangkan konsentrasi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang berbeda berpengaruh nyata pada kadar air dan kadar serat abon udang Panaeus indicus. Abon udang Panaeus indicus memiliki kadar air 31,59 – 46,9%, kadar abu 4,55 – 7,92%, kadar protein 12,51 – 24,29%, kadar lemak 3,3 – 14,03%, serat kasar 4,53 – 12,83%, Salmonella negatif dan angka lempeng total 5,97x102 – 3,98x104 koloni/gram.Kata Kunci : abon, Panaeus indicus, Pleurotus ostreatus, pan frying, deep frying