dan Puji Astuti, Mariatul Qibtiah
Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) VARIETAS NAULI F1. Dedy Hidayat; Abdul Rahmi; Helda Syahfari; Puji Astuti
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v19i2.4806

Abstract

Jenis sawi yang cukup populer dan banyak dikonsumsi masyarakat antara lain pakcoy dan  pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan petani saat ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing dan POC Nasa serta interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, dan untuk mendapatkan dosis yang terbaik dari pupuk kandang kambing dan konsentrasi POC Nasa untuk menghasilkan tanaman pakcoy yang tinggi.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam Percobaan Faktorial 4 x 4, dengan dua faktor perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang kambing (K) yang terdiri atas 4 taraf yaitu : tanpa pupuk kandang kambing (k0), 5 Mg ha-1 atau 37,00 g polibag-1(k1); 7,5 Mg ha-1 atau 56,25 g polibag-1(k2), dan 10 Mg ha-1 atau 75,00 g polibag-1 (k3).  Faktor kedua adalah konsentrasi POC Nasa (N) yang terdiri atas 4 taraf yaitu : tanpa POC Nasa (n0), 2 ml l-1 air (n1), 4 ml l-1 air (Nn), dan  6 ml -1 air (3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Perlakuan pupuk kandang kambing berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 14, 21, dan 28  hari setelah tanam, dan produksi tanaman pakcoy. Perlakuan POC Nasa berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 14, 21, dan 28  hari setelah tanam, dan produksi tanaman pakcoy. Perlakuan interaksi antara pupuk kandang kambing dan POC Nasa berpengaruh nyata sampai berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 14, 21, dan 28  hari setelah tanam, dan produksi tanaman pakcoy. Produksi tanaman pakcoy yang paling tinggi dihasilkan pada perlakuan kombinasi 75,00 g-1 polibag pupuk kandang kambing dan 6 ml l-1 air POC Nasa (k3n3) yaitu 181,60 g-1 polibag, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada kombinasi tanpa pupuk kandang kambing dan tanpa POC Nasa (k0n0) yaitu 26,60 g-1 polibag.
PENGARUH BERAT BENIH DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO VARIETAS CRIOLLO (Theobroma cacao L.) Lukas Pakombong; Puji Astuti; Noor Jannah
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4355

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui berat benih dan media tanam serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit kakao, dan juga untuk memperoleh berat benih dan media tanam yang tepat untuk pertumbuhan bibit kakao yang baik.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Lokasi penelitian di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.Penelitian menggunakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), percobaan faktorial 3 x 3, dengan 4 ulangan. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah berat benih (B), terdiri atas 3 taraf, yaitu : berat benih 7-13 g (b1), berat benih 14-17 g (b2), dan berat benih 18-20 g (b3). Faktor kedua adalah media tanam (M), terdiri atas 3 taraf, yaitu : tanah top soil + pasir (1:1) (m1), tanah top soil + pupuk kandang sapi (2:1) (m2), dan tanah top soil + sekam padi (2:1) (m3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berat benih berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30, 60, 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter batang umur 30, 60, 90 hari setelah tanam. Bibit tertinggi terdapat pada perlakuan b3 (berat benih 18-20 g) yaitu 24,59 cm, sedangkan bibit terendah terdapat pada perlakuan b1 (berat benih 7-13 g) yaitu 23,72 cm.Perlakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30, 60, dan 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30, 60, 90 hari setelah tanam, diameter batang umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam. Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan m3 (tanah top soil + sekam padi) yaitu ; 20,64 helai, sedangkan jumlah daun paling sedikit terdapat pada perlakuan m1 (tanah top soil + pasir) yaitu ; 18,22 helai.Interaksi perlakuan berat benih dan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit umur 60, 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 90 hari setelah tanam, dan diameter batang umur 60, 90 hari setelah tanam. Berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari dan umur 60 hari setelah tanam.
Pembuatan Pestisida Nabati Ramah Lingkungan Berbasis Tumbuhan Pekarangan Legowo Kamarubayana; Marisi Napitupulu; Maya Preva Biantary; , Puji Astuti
TAAWUN Vol. 2 No. 01 (2022): TA'AWUN FEBRUARY 2022
Publisher : Pusat Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah Siman Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37850/taawun.v2i01.239

Abstract

Produk-produk pestisida pertanian saat ini banyak ditawarkan ke masyarakat yang tanpa disadari memiliki kadar bahan berbahaya yang terlalu tinggi terikutkan dalam produk tersebut, yang tentunya hal ini dalam jangka panjang sangat berbahaya. Konsep ramah lingkungan merupakan konsep pertanian yang memprioritaskan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan ekosistem. Pertanian ramah lingkungan mengutamakan pupuk dan pestisida yang berasal dari tumbuhan terutama di sekitar pekarangan ataupun yang ada di sekitar lingkungan dengan biaya yang relatif murah dan peralatan yang sederhana tanpa meningalkan dampak negatif bagi lingkungan. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman dan tentunya pestisida nabati ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman ataulingkungan. Tujuannya adalah pemanfaatan tumbuhan pekarangan yang ramah lingkungan dan menambah wawasan bagi masyarakat terutama petani. Pelaksanaan kegiatan difokuskan di Desa Handil Kopi Samarinda Kecamatan Samarinda Utara. Metode yang digunakan adalah dengan ceramah tentang materi, diskusi dan praktik langsung atau demostrasi. Pengaplikasian dapat langsung ke tanaman setelah selesai pembuatan pestisida nabatinya pada pagi dan sore hari. Hasil produksi dari pestisida nabati ini tergantung dari jenis OPT nya, seperti untuk pestisida nabatai bahan daun sirsak untuk hama kutu-kutuan, yang serai wangi untuk kutu-kutuan dan dan tikus, daun jeruk untuk khusus kutu-kutuan , dan campuran dari gadung racun, daun sirsak dan jaringau untuk ulat dan insektisida. Hasil yang di dapat langsung Pengeaplikasikan ke tanaman dengan konsentrasi 200 ml/15 liter air dan disemprotkan kebagian tanaman yang terserang hama.
Uji Efektivitas Kulit Buah Jengkol (Pithecolobium lobatum) Terhadap Kematian Siput Murbei (Pomacea canaliculata) Puji Astuti
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 37, No 2 (2013)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v37i2.40

Abstract

The purpose of this study is to obtain solutions in the potential development of botanical pesticides, cheaper, easier to come by, do not damage the environment and are not toxic. In addition, to determine the effect of the most effective ways against death of Siput Murbei  (P. canaliculata). Research carried out for two months, in the area Lempake Village, District of North Samarinda, Samarinda. The research used Completely Randomized Design (CRD) consisting of four treatments were repeated four (4) times, namely: Without giving jengkol skin or controls (a0), chopped jengkol skin 1 kg plot-1 or 2500 kg ha-1 (a1) , mashed jengkol skin 1 kg plot-1 or 2500 kg ha-1 (a2), soaked jengkol skin 1 kg plot-1 or 2500 kg ha-1 (a3). Results of the research indicated that: (1). Jengkol (Phitecolobium lobatum) fruit skin can be used as a plant-based pesticides to kill pests Siput Murbei (Pomaceaecanaliculata). (2). Without     jengkol friut skin (a0) no one died and suffered breeding, whereas rind jengkol given on day 15 died. (3). jengkol friut skin giving way most effective is soaked, because of the rapid death rate, ie 8.36 days, 8.67 days chopped, pounded and 9.17 days. Thus jengkol fruit skin effective in killing Siput Murbei.