Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Terpuruknya Seni Kerajinan Di Kabupaten Gianyar Bali Pada Pasar Global Suardana, I Wayan; Karuni, Ni Kadek; Buda, I Ketut
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.228 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.216

Abstract

Dalam tahun belakangan ini, dengan terbukanya pasar global, seni kerajinan di Gianyar mengalami keterpurukan yang sangat drastis. Banyak usaha kerajinan yang gulung tikar tidak lagi melanjutkan usahanya karena tidak adanya pesanan dari konsumen luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan datanya: studi pustaka, observasi, wanwancara, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data meliputi berbagai tahapan yaitu: identifikasi data, klasifikasi data, seleksi data, dan analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif analitik yang disajikan dalam bentuk uraian. Banyak faktor yang mengakibatkan seni kerajinan di Gianyar terpuruk. Permasalahannya tidak saja terletak pada jumlah kunjungan wisata, tetapi pada produk kerajinan itu sendiri seperti disain, material, kualitas, penampilan, dan harga. Disain tidak seiring dengan perkembangan selera masyarakat yang selalu berubah. Kualitas karya, Etos kerja, kreativitas dan inovatif perajin mulai menurun, dan selalu ingin meniru karya yang telah ada. Persaingan antar perajin dan pengusaha juga tidak sehat, dan kualitas menjadi taruhan untuk merebut pasar. Kualitas yang kurang baik pada akhirnya pelanggan mengalihkan pesanannya ke Negara lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi perajin, pengusaha, dan pemerintah sehingga seni kerajinan di Gianyar akan tumbuh dan berkembang kembali, sehingga perekonomian masyarakat menjadi stabil. Nowadays, through the development of global market, the art industry in Gianyar decreased drastically. There were so many businesses of art industries which were bankrupt because of the deterioration of customer from abroad. Data analysis of the study consisted of several steps including: data identification, data classificati on, data selection, and data analysis by using analytic qualitative analysis provided in the form of essay. There are many factors that caused art industry in Gianyar experiencing the deterioration. It is not only because of the number of tourists as visitors but also for the product of art itself, such as its design, material, quality, appearance, and price. The fact is the design of the product does not follow a society’s taste. The decrease of art quality, ethos of work, creativity, innovation of craftsman and the desire of plagiarism cause that problem also. The competition between craftsmen and businessmen is bad and the quality of the product became a bet to grab the market. Beside that, the low quality of the product make the customers change their mind to order a product to another country. The result of this study is expected to be suggestions for craftsman, businessmen, and government in order to develop and improve the art industry, therefore the economy of society becomes stable.
Dinamika Seni Patung Abiansemal Badung Utara Sebagai Obyek Wisata Buda, I Ketut; Radiawan, I Made
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.846 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.217

Abstract

Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung yang memiliki beberapa sentra seni patung dan telah berkembang sejak lama. Ada tiga wilayah sentra seni patung yang sangat terkenal yaitu Jagapati, Angantaka, dan Sedang yang sering disebut dengan JAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam dinamika seni patung JAS. terutama yang terjadi setelah bom Bali I dan II dan masuknya pasar bebas dalam era Globalisasi. Penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat, seniman, akademisi, dan pemerintah sebagai studi komparatif dalam penciptaan dan pembinaan karya lebih lanjut Penelitian ini menggunakan adalah metode kualitatif karena masalah yang dibahas lebih banyak berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, terutama sikap pematung dalam menghadapi persaingan pemasaran yang sangat ketat. Hasil penelitian lebih bersifat deskripsi, narasi melalui kata-kata. Teknik pengumpulan datanya yaitu studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan beberapa imforman seperti seniman, perajin, pencinta seni, budayawan dan yang lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, seni patung JAS mengalami keterpurukan yang sangat drastis, banyak pematung yang tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena pemasaran seni patung sangat lesu. Pematung banyak yang beralih propesi yaitu kembali sebagai petani, peternak, tukang bangunan, dan pelaku wisata, karena penghasilan mengerjakan seni patung sangat rendah dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Abiansemal is one of districts in Badung regency which has some art sculpture collection and they have developed since a long ago. There are three regions of art sculpture that are very famous such as Jagapati, Angantaka, and Sedang and they are often called with JAS. This study aimed at finding out deeply about the dynamics of JAS art sculpture especially after the tragedy of first and second of bomb Bali and the existence of free market in globalization era. This study will be beneficial to society, artist, academician, and government as comparative study in creating and developing the work next.The method of the study was qualitative method with problems that were discussed more in relation to social life of society, especially for carpenter’s attitude in facing the strict competition of technical marketing. The result of the study was description, narration through words. The process of data collection used literature review, observation, interview with informants such as artists and craftsmen, art lover, cultural observer, and so on. Nowadays, JAS art sculpture decrease drastically, most of carpenters cannot continue their works because of the technical marketing which is so listless. Most of carpenters change their profession become farmer, breeder, builder, and guide. That situation happens because their salaries as carpenters are low and not enough to fulfil their necessary in daily life.
Film Dokumenter “Nyama Selam” Dengan Gaya Expository Mubarik, Hanif Syahrul; Buda, I Ketut; Dwiyani, Ni Kadek
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22 No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.818 KB)

Abstract

Film dokumenter “Nyama Selam” merupakan karya audio visual yang menampilkan tentang kehidupan masyarakat asli Bali yang beragama Islam. Kata “Nyama Selam” berarti saudara yang beragama Islam. Film ini menggambarkan toleransi dan kerukunan beragama yang terjadi di Bali, khusunya di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, kabupaten tabanan. Film dokumenter “Nyama Selam” juga berfungsi sebagai media informasi untuk masyarakat tentang toleransi dan kerukunan beragama di Bali. Film dokumenter “Nyama Selam” diharapkan bisa mengubah paradigma masyarakat awam yang menganggap semua umat Islam di Bali sebagai kaum pendatang. Pembuatan film dokumenter “Nyama Selam” dengan gaya expository menitik beratkan pada informasi sejarah, toleransi, dan makna kata “Nyama Selam” sendiri bagi masyarakat Candikuning. Bahasan tersebut didapat dari hasil riset dan wawancara dengan sepuluh narasumber, yaitu Kepala Dusun Kampung Islam Candikuning, Bendesa Adat Kampung Islam Candikuning, Ketua BPD Desa Candikuning, Tokoh Sesepuh Kampung Islam Candikuning, Sejarawan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali, Tokoh Pemuda Kampung Islam Candikuning, Seniman Rudat dari Kampung Islam Candikuning, Juru Kunci Makam Keramat Gunung, dan Imam Masjid di Kampung Islam Candikuning. Hasil riset wawancara tersebut menjadi sebuah film dokumenter “Nyama Selam” sebagai media informasi kerukunan beragama di Bali. Film dokumenter “Nyama Selam” memiliki struktur tiga babak yaitu awal, tengah, dan akhir. Pada babak awal dalam film dokumenter “Nyama Selam” menampilkan tentang sejarah Islam di Bali dan di Candikuning. Pada bagian isi, film dokumenter “Nyama Selam” menampilkan tentang tradisi, toleransi dan makna kata “Nyama Selam” sendiri bagi warga Kampung Islam Candikuning. Pada bagian akhir film ini menjelaskan tentang harapan-harapan narasumber untuk toleransi dan kerukunan beragama di Bali. Film ini juga menampilkan budaya tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW serta keindahan panorama alam yang ada di Kampung Islam Candikuning. The “Nyama Selam” documentary film is an audio visual work it displays the life of Balinese Muslims. “Nyama Selam” means Muslims families. It illustrates tolerance and religious harmony occurred in Bali, especially in Candikuning Village, Baturiti District, Tabanan Regency. “Nyama Selam” documentary also serves as an information media for community about tolerance and religious harmony in Bali. The documentary is expected to change the paradigm of ordinary people who regard All Muslims in Bali as immigrants. The making of “Nyama Selam” documentary film using expository style emphasizes the historical information, tolerance, and meaning of the word “Nyama Selam” for the Candikuning community. The discussion was obtained from the results of research and interviews with ten informants, namely Village Chief of Candikuning Islamic Village, Bendesa Adat of Candikuning Islamic Village, Chairman of BPD Candikuning Village, Elder of Candikuning Islamic Village, Historian, Chairman of Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali, Youth Figure of Candikuning Islamic Village, Rudat Artist from Candikuning Islamic Village, Interpreter of the Sacred Mountain Tomb, and Imam Masjid in Candikuning Islamic Village. The results of the interview are collaborated as a medium of information on religious harmony in Bali. “Nyama Selam” documentary has three round structures, such as beginning, middle, and end. In the early stages of the documentary “Nyama Selam” showcases the history of Islam in Bali and in Candikuning. In the contents, the documentary film “Nyama Selam” presents about the tradition, tolerance and meaning of the word “Nyama Selam” for the citizens of Kampung Islam Candikuning. At the end of this film explains the expectations of resource persons for religious tolerance and harmony in Bali. The film also features a cultural tradition of the Maulid of the Prophet Muhammad SAW and the beauty of natural panorama in the Islamic Village of Candikuning. 
Film Dokumenter “Sesuluh” Sebagai Media Pembentuk Karakter Bangsa Buda, I Ketut; Payuyasa, I Nyoman; Deny Chrisna Putra, I Made
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 6 No 2 (2018): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.491 KB) | DOI: 10.31091/sw.v6i2.549

Abstract

Dewasa ini berbagai macam masalah muncul ke permukaan menghiasi media. Hal ini mencerminkan terjadinya degradasi moral atau kemerosotan karakter. Padahal jika dicermati  nilai-nilai karakter sangat kental termuat dalam nilai-nilai lokalitas kebudayaan yang salah satunya adalah wayang Kamasan. Lukisan wayang Kamasan adalah budaya yang sarat dengan nilai-nilai moralitas. Berkaitan dengan hal ini penulis termotivasi untuk melakukan kajian terhadap sebuah film dokumenter yang berjudul “Sesuluh” yang secara materi film ini mengangkat wayang Kamasan serta nilai-nilai karakter pembentuk bangsa. Mengingat film banyak digandrungi masyarakat luas dan begitu menginspirasi bagi generasi penerus bangsa. Oleh karena itu dalam peneitian ini penulis mengangkat tiga permasalahan, yaitu pertama adalah bagaimanakah konsep film “Sesuluh”, kedua bagaimanakah cerita film “Sesuluh”, dan ketiga bagaimanakah eksplorasi nilai-nilai karakter yang terdapat dalam lukisan wayang Kamasan. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Film dokumenter “Sesuluh” adalah jenis film dokumenter yang berdurasi 17 menit. Film ini mengambil konsep penggalian dan eksplorasi nilai karakter dalam wayang Kamasan, dengan menghadirkan tiga nara sumber yang berkompeten. Cerita film dibagi menjadi tiga babak, babak pertama membahas peran dan fungsi wayang kamasan, ketiga eksplorasi nilai karakter, dan ketiga berupa konklusi. Film “Sesuluh” ini merupakan sebuah media yang pantas dan patut dijadikan sarana pembentukan karakter bangsa.Today various problems surfaced adorn the media. This reflects the occurrence of moral degradation or deterioration of character. In fact, if we look at the character values are very thick, contained in the values of cultural locality, one of which is Kamasan wayang. Kamasan puppet paintings are cultures that are full of moral values. In connection with this the writer is motivated to conduct a study of a documentary film entitled “Sesuluh” which in this film materializes Kamasan wayang and the values of the nation’s forming characters. Considering the film is much loved by the wider community and so inspiring for the future generation. Therefore, in this study the author raises three problems, namely first is how the concept of the film “Sesuluh”, the second how the story of the film “Sesuluh”, and the third how to explore the character values contained in Kamasan puppet paintings. The design of this study is descriptive qualitative. Data collection method uses interview and observation methods. The documentary film “Sesuluh” is a type of documentary film that lasts 17 minutes. This film takes the concept of digging and exploring the value of characters in the Kamasan wayang, by presenting three competent resource persons. The film story is divided into three rounds, the first round discusses the roles and functions of kamasan puppet, the third is exploration of character values, and the third is conclusions. This “Sesuluh” film is an appropriate media and should be used as a means of forming the nation’s character. 
PENGARUH POLA-POLA AKADEMIK DALAM PERKEMBANGAN PATUNG MODERN DI KECAMATAN UBUD I Ketut Buda
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.432 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3840

Abstract

Perkembangan seni patung modern dengan berbagai bentuk dan gaya yang tumbuh di Bali umumnya dan di Kecamatan Ubud Khususnya, lebih mengarah pada tampilan yang minimalis. Perkembangan seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pariwisata yang mulai banyak meminati seni patung modern Balisebagai barang souvenir. Bahkan seni patung modern di Bali telah menjadi produk  unggulan  yang  telah dipasarkan ke  berbagai negara, sehingga  volume permintaan  seni  patung  cukup  pesat.  Bahkan  Seni  Patung  dalam perkembangannya hampir menjadi produk kerajinan yang  berkembang di berbagai wilayah di Bali,  terutamanya di Kecamatan Ubud dan  sekitarnya. Apabila diperhatikan secara mendalam, munculnya patung modern yang minimalis di masyarakat tidak jauh berbeda dengan karya-karya modern yang ada di  lingkungan  akademik,  sebagai  proses  pembelajaran. Banyak  karya-karya piguratif yang lahir di kalangan akademik sebagai modifikasi dari bentuk-bentuk realis maupun dekoratif yang berkembang di masyarakat. Penyederhanaan bentuk yang melahirkan karya patung minimalis awalnya hanya lahir di kalangan akademik, tetapi sekarang sudah  menjadi sebuah  barang kerajinan yang diproduksi oleh masyarakat  luas. Dalam penelitian  ini akan mengkaji secara mendalam, bagaimana peranan akademik dalam pengembangan kerajinan patung modern yang ada di masyarakat. Apakah perkembangan tersebut karena dipengaruhi oleh akademik atau pengaruh para pengusaha asing yang memberikan contoh sebagai barang pesanan kepada para perajin, kemudian diproduksinya dalam jumlah banyak. Bagaimana peranan perajin dalam proses kreatifnya, apakah hanya menunggu pesanan atau atas kreatifnya  sendiri, kemudian menjajagkan pada pengusaha asing.
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BEBETIN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018 I Ketut Buda
Daiwi Widya Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.449 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tema selalu berhemat energi siswa Kelas IV SD Negeri 3 Bebetin Semester I setelah diterapkan metode pembelajaran Snowball Throwing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam pelaksanaannya dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi/evaluasi dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri 3 Bebetin Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 28 orang terdiri atas 14 laki-laki dan 14 perempuan. Metode pengumpulan data dalam peneltian ini mengunanakan metode tes untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 59,46 pada pra siklus, meningkat menjadi 71,79 pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 78,57 pada siklus II. Sedangkan nilai daya serap siswa (DS) juga mengalami peningkatan dari 59,46% pada pra siklus, kemudian meningkat menjadi 71,79% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 78,57% pada siklus II. Ketuntasan belajar (KB) juga mengalami peningkatan dari 42,86% pada pra siklus, kemudian meningkat menjadi 71,43% siklus I, kemudian meningkat menjadi 92,86% pada siklus II. Maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar tema selalu berhemat energi siswa Kelas IV SD Negeri 3 Bebetin semester I tahun pelajaran 2017/2018.