Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Total Count of Lactic Acid Bacteria in Goats and Cows Milk Yoghurt using Starter S. thermophilus RRAM-01, L. bulgaricus RRAM-01 and L. acidophilus IIA-2B4 Olfa Mega; Jaya Putra Jahidin; Noraimah binti Sulaiman; Muhammad Yusuf; Muhamad Arifin; Irma Isnafia Arief
Buletin Peternakan Vol 44, No 1 (2020): BULETIN PETERNAKAN VOL. 44 (1) FEBRUARY 2020
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v44i1.42311

Abstract

Yoghurt is a well-known fermented dairy product which produced using a combination of lactic acid bacteria (LAB) of Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus and L. acidophillus as fermentation starters. Cow milk is usually used as a raw ingredient. The LAB-based local yoghurt starter (S. thermophilus RRAM-01 (ST), L. bulgaricus RRAM-01 (LB) and L. acidophilus IIA-2B4 (LA)) were previously isolated from milk and meat, nevertheless had not been extensively attempted to be used in yoghurt production. This study aimed to evaluate the characteristics of cow and goat milk based yoghurt produced by using a single local strater of S. thermophilus RRAM-01 (ST) or L. bulgaricus RRAM-01 (LB) or L. acidophilus IIA-2B4 (LA). The yoghurts were produced through addition of the starter (3% v/v each) with 1010 CFU mL-1 of initial population, and then fermented at room temperature for 24 hr.  The result revealed that initial population of LAB in goat’s milk yoghurt fermented by ST or LB were significantly higher than that of by LA. Yet, after 24-hour of storage at room temperature, the total population of LA increased and reached final population which was higher than LB or ST. Meanwhile, cow’s milk yoghurt fermented by LB had the highest population of at the initial day (D0), while after fermentation the highest population were observed on LB or LA cow’s milk yoghurt. Overall goat’s milk yoghurt had significantly lower pH values than the cow’s milk yoghurt. These were accompanied by higher the total titrated acid (TTA) of goat’s milk yoghurt than that of cow’s milk yoghurt. Based on pH and TAT values, it was found that  ST bacteria produced significantly higher total acidity goat’s milk yoghurt, followed by LB and LA. However, the type of culture had no effect on total acidity of cow's milk yoghurt.
Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap dan Lama Pengasapan yang Berbeda Jaya Putra Jahidin
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 15 No. 2 (2012): November 2012
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.184 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v15i2.1797

Abstract

The objectiveof this study was to studythe characteristics of dendeng batokok that made with different duration of fumigationand the use of coconut shell, medang sawdust and rice husk as smoke material. Smokedduration was conducted during each 30, 60 and  90 minutes. Parameters observed during research were organoleptic attributes (colour, texture, aroma and taste). Theexperimental design used complete randomized design (CRD) with three replications. Nonparametric data of organoleptic tests processed statistically by Kruskal-Wallis method. Data processing using the program Minitab 15 version. The results ofthis study indicatethat; 1) the selected of dendeng batokok with the highest average value is 60 minutes for coconut shell smoking during, 90 minutes for medang sawdust smoking medang and  90 minutes for rice husk smoking, (2) the use of beef and buffalo meat with smoking coconut shell, medang sawdust and rice husk showed no real difference on organoleptic characteristics.
Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa Jaya Putra Jahidin
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 17 No. 1 (2014): Mei 2014
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.476 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v17i1.2253

Abstract

 The objective of this experiment was to study the characteristics of beef and buffalo meat as raw materials of smoked dendeng and the use of coconut shell. Parameters observed during research were microbiology variables (total plate count, S. aureus, molds). This study was designed using the design of complete randomized design (CRD) with three replications. Nonparametric data of organoleptic tests processed statistically by Kruskal-Wallis method. Parametric data physical, chemical and microbiological variable analyzed by t test (Steel and Torrie 1993). Data processing using the program Statistical Analysis System (SAS) 9.1 and Minitab 15 version. The results of this study indicate that microbiological characteristics of dendeng batokok in this research in general is still quite good until 7 days of storage.  Key words: dendeng batokok, type of meat, coconut shell, characteristic.
Kualitas Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Menggunakan Daging Yang Berbeda Pada Pengasapan Dengan Serbuk Medang Jaya Putra Jahidin
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 17 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.567 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v17i2.2303

Abstract

The objective of this research was to study the characteristics of beef and buffalo meat as raw materials of smoked dendeng and the use of medang sawdust. Parameters observed during research were microbiology variables (total plate count, S. aureus, molds). The design of the experiment was Complete Randomized Design with three replications. Nonparametric data of organoleptic tests was processed statistically by Kruskal-Wallis method. Parametric data physical, chemical and microbiological variable analyzed by t test (Steel and Torrie 1993). Data processing using the program Statistical Analysis System (SAS) 9.1 and Minitab 15 version. The results of this study indicate that; microbiological characteristics of dendeng asap using medang sawdust  in general is still quite good   until 7 days of storage.
Analisis Komponen Volatil Flavor Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap Serbuk Gergaji Medang Jaya Putra Jahidin; R A Maheswari; Irma Isnafia Arief
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 18 No. 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.763 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v18i1.2652

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komponen flavor yang berperan pada pengolahan dendeng batokok dari daging sapi dan kerbau sebagai bahan baku dengan bahan pengasap yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu medang. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) ulangan. Data non parametrik diolah menggunakan metode kruskal wallis, data parametrik peubah dianalisis dengan uji t. Pengolahan data komponen flavor menggunakan metode deskriptif dengan membandingkan dengan referensi yang ada. Hasil penelitan ini memperlihatkan bahwa komponen volatil fenol kemungkinan merupakan komponen yang memberikan pengaruh utama terhadap flavor dendeng batokok, sedangkan jumlah komponen volatil flavor yang terdapat pada masing-masing jenis daging yang digunakan juga berbeda.
Pengaruh Pengasapan Sekam Padi Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Dendeng Batokok Jaya Putra Jahidin
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 18 No. 2 (2015): Nopember 2015
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.247 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v18i2.2678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kualitas fisik dan kimia dendeng batokok dengan bahan pengasap sekam padi selama dalam penyimpanan suhu kamar. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap dengan 3 (tiga) ulangan. Data parametrik peubah fisik dan kimia dianalisis dengan uji t. Hasil penelitan ini adalah karakteristik fisik dan kimia dendeng batokok dengan pengasapan sekam padi yang dilakukan secara umum masih cukup baik sampai lama penyimpanan hari ke-7.
Kualitas Fisik Daging Asap dari Daging yang Berbeda Pada Pengasapan Tradisional Jaya Putra Jahidin
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 19 No. 1 (2016): Mei 2016
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.919 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v19i1.3106

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan tempurung kelapa terhadap kualitas fisik daging asap dari daging sapi dan daging kerbau yang diolah secara tradisional. Daging kerbau selama ini cenderung kurang disukai untuk digunakan karena dianggap memiliki kualitas fisik yang rendah  karena biasanya kerbau dipotong pada umur yang tua. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok dengan dua perlakuan yaitu jenis daging yaitu P1 : daging sapi, P2 : daging kerbau dengan tiga ulangan. Peubah yang akan diamati meliputi nilai kadar air, pH, aktivitas air dan tingkat kekerasan. Data parametrik peubah fisik, dianalisis dengan menggunakan uji t Hasil penelitian ioni adalah kualitas fisik daging asap yang diolah dari daging sapi dan daging kerbau secara umum masih cukup baik sampai lama penyimpanan 1 minggu. Kata kunci : kualitas fisik, daging kerbau, daging sapi, pengasapan
Efek Penggunaan Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap Kualitas Fisik Daging Kerbau Jaya Putra Jahidin; Metha Monica
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 21 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.766 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v21i1.4725

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak buah nanas terhadap kualitas fisik daging kerbau.Daging kerbau selama ini cenderung dihindari digunakan karena mempunyai serat daging yang lebih kasar sehingga kurang begitu disukai serta mempunyai kualitas fisik yang rendah (alot) karena biasanya kerbau dipotong pada umur yang tua. Permasalahan ini diharapkan dapat diatasi dengan cara memanfaatkan buah nanas yang diproses menjadi ekstrak nanas sebagai bahan pengempuk daging kerbau. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan perendaman yang berbeda : P1 : (0 menit), P2 : (15 menit)P3 : (30 menit) dengan tiga ulangan. Peubah yang akan diamati meliputi nilai pH, daya mengikat air, susut masak dan keempukan. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) ulangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perendaman daging kerbaudalam ekstrak nanas dapat meningkatkan daya ikat air, keempukan, dan susut masak namun tidak mempengaruhi nilai pH daging sampai dengan lama perendaman 30 menit.