Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL HUBUNGAN INTI-PLASMA PADA INDUSTRI AKUAKULTUR TAMBAK UDANG A RELATIONSHIP MODEL OF NUCLEAR-PLASMA IN AQUACULTURE INDUSTRY OF PRAWN POND Sukardi, Purnama; Margiwiyatno, Agus ; Rosyad, Anisur; , Tobari; Santoso, Jarot; Anwar, Nurul
Pembangunan Pedesaan Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The relationship between nuclear and plasma in aquaculture businesses as one of several agricultural businesses were observed in two regions, i.e., Lampung and West Java. CP Bahari and Triasta Citarate Ltd. were used as a sample of this relationship. The results showed that the education level of aqua-culturist was 80% senior high school and 20% secondary school. CP Bahari (nuclear) had already fulfilled the duties to the plasma aqua-culturist. However, cooperation (Bima Utama) as a channelling agent did not work properly. There was not self-help group; the only group was a neighborhood from which the company controlled aqua-culturist. Extension from Fisheries Agency Office was not properly done. Local government autonomy resulted in too many tax regulations from which overlapping taxes had been happened. Aqua-culturist cooperation (KUD) did not work as in agreement with Central Bank of Indonesia. The information of plasma credit was not clear as well as the balance position of their money. In Triasta Citarate, the existing of KUD was just to speed up the process of money transfer to the nuclear.
Pegiat Pekerja Migran Di Banyumas Dan Suami Buruh Migran Restuadhi, Hendri; Mutakhir, Arizal; Hariyadi, Hariyadi; Santoso, Jarot; Baharuddin, Nalfaridas; Santosa, Rahmad
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 2 No 2 (2018): LOCAL AUTONOMY AND COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.591 KB) | DOI: 10.20884/juss.v2i2.1534

Abstract

Salah satu syarat menjadi pekerja migran bagi perempuan adalah adanya ijin dari suaminya. Hal itu menunjukkan, jika suami memberi ijin, suami seharusnya sadar akan segala konsekuensinya yaitu kesejahteraan dan tumbuh kembang anak-anaknya yang harus berjauhan dengan ibunya. Ia harus mampu menjadi pengasuh bagi anak-anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pegiat dan organisasi pekerja migran dalam upayanya meningkatkan praktik parenting dan kesadaran suami pekerja migran tentang relasi gender dan seksualitas sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan peran domestik-publik sekaligus. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pegiat pekerja migran di Banyumas sebagai sasaran penelitian dan suami pekerja migran yang saat penelitian istrinya masih bekerja di luar negeri dan mantan pekerja migran sebagai sasaran validasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program, kegiatan, dan aktivitas yang dilaksanakan oleh para pegiat pekerja migran dan organisasinya di Banyumas belum banyak menyentuh praktek parenting dan kesadaran suami pekerja migran akan relasi gender dan seksualitasnya. Selama ini, secara deterministik, pemisahan antara tugas di ranah domestik-publik telah menciptakan jarak relasi gender antara perempuan dengan laki-laki. Tugas domestik telah diidentikkan menjadi tanggung jawab perempuan sedangkan tugas publik adalah tanggung jawab laki-laki. Relasi gender yang terpisah semacam itu telah pula berdampak kepada seksualitas perempuan dan laki-laki.