Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pendampingan Kelompok Usaha Makanan Olahan Laut Di Desa Serangan Ni Nyoman Sri Rahayu Damayanti; Ni Komang Alit Astiari
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Maret 2021
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i1.445

Abstract

Lokasi yang strategis tersebut menyebabkan Desa Serangan memiliki penghasilan utama berupa panganan laut. Usaha makanan olahan laut merupakan salah satu jenis usaha yang diyakini masyarakat di Desa Serangan mampu menopang perekonomian masyarakat sekitar. Para pelaku usaha sebagian besar tidak memiliki pencatatan penjualan. Sebagian kecil pelaku usaha telah memiliki laporan penjualan namun dicatat dengan tidak teratur dan tidak berkelanjutan. Strategi pemasaran dan penjualan mitra yang masih konvensional sudah dirasa tidak tepat dengan kondisi pandemi seperti sekarang. Berdasarkan atas permasalahan tersebut, dilakukan penyuluhan pencatatan penjualan serta penyuluhan konsep penjualan daring sebagai solusinya. Setelah dilaksanakannya program pengabdian, mitra telah memiliki pemahaman terhadap pentingnya pencatatan penjualan. mitra juga telah mampu membuat pencatatan penjualan sederhana. Selain itu, mitra juga telah memiliki pemahaman terhadap konsep penjualan daring, sehingga mampu mengaplikasikan sistem pejualan tersebut di tengah pandemi.
Pengendalian Getah Kuning Pada Buah Manggis Dengan Irigasi Tetes dan Antitranspiran Chitosan I Nyoman Rai; I Wayan Wiraatmaja; Cokorda Gede Alit Semarajaya; IGK Dana Arsana; NK Alit Astiari
Jurnal Hortikultura Vol 24, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v24n4.2014.p307-315

Abstract

Manggis merupakan buah segar terbanyak yang diekspor Indonesia, namun hanya 12,79% dari total produksi buah manggis Indonesia yang layak ekspor karena kualitasnya rendah. Gangguan getah kuning merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis. Penelitian bertujuan mengendalikan getah kuning pada buah manggis dengan irigasi tetes dan antitranspiran Chitosan. Penelitian dilakukan di kebun manggis petani di Desa Munduk Bestala, Kecamatan Seririt, Buleleng, pada musim panas (April–November 2011). Perlakuan yang dicoba terdiri atas dua faktor, disusun secara petak terpisah dengan rancangan acak kelompok dan sembilan ulangan. Faktor utama adalah perlakuan irigasi tetes terdiri atas dua taraf, yaitu dengan irigasi tetes (I) dan tanpa irigasi tetes/kontrol (I (A1), dan 0,30% (A2k), sedangkan subplot adalah konsentrasi antitranspiran Chitosan, terdiri atas tiga taraf yaitu 0% (A). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara irigasi tetes dan konsentrasi antitranspiran berpengaruh tidak nyata terhadap getah kuning pada buah manggis. Perlakuan irigasi tetes meningkatkan secara nyata persentase buah yang dagingnya tidak bergetah kuning. Buah yang dagingnya tidak bergetah kuning pada perlakuan irigasi tetes mencapai 83,70%, sedangkan pada kontrol hanya 36,30%. Demikian pula pemberian antitranspiran Chitosan menurunkan secara nyata buah yang dagingnya tidak bergetah kuning. Buah yang dagingnya tidak bergetah kuning pada antitranspiran Chitosan konsentrasi 0,15% dan 0,30% masing masing 60,00% dan 64,44%, sedangkan pada kontrol hanya 55,56%. Disamping itu, antitranspiran Chitosan tidak menurunkan proses fotosintesis yang tercermin dari tidak turunnya kandungan gula pereduksi, gula total, dan sukrosa daun. 
Aplikasi dosis mikorhiza dan zat pengatur tumbuh indole butiric acid terhadap hasil tanaman jeruk siam (Citrus nobilis var microcarva L.) Senon Apriyanto Nahak; Ni Komang Alit Astiari; Luh Kartini
GEMA AGRO Vol 23 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.009 KB) | DOI: 10.22225/ga.23.2.892.167-175

Abstract

This study aims to determine the effects of mycorrhizal and indole butyric acid (IBA) growth regulators and their interactions on siam citrus products. This study uses a randomized block design (RBD) with two factors arranged factorially. The first factor to be tried was the mycorrhizal dose which consisted of 3 levels, namely 0, 50, and 100 g/plant, while the second factor tried was the concentration of the substance indole butiric acid (IBA) growth regulator consisting of 4 levels, namely 0, 50, 100, and 150 ppm/plant. Thus there are 12 combination treatments, each of which is repeated 3 times so that 36 citrus trees are needed. The results showed that the interaction between mycorrhizal dose and the concentration of IBA had no significant effect on all observed variables. Treatment of mycorrhizal doses and dosage of IBA had a very significant effect on the weight of harvested fruit per tree. The highest yield of fruit per tree was obtained in 100 g / plant mycorrhiza treatment, which was 13.53 kg, an increase of 57.88% compared to the lowest yield in mycorrhiza treatment, which was 8.57 kg. The highest yield of fruit per tree was obtained at IBA concentration of 100 ppm / plant, which was 15.03 kg, an increase of 78.08% compared to the lowest yield on IBA concentration without 8.44 kg.
Pengaruh Dosis Pupuk NPK Mutiara dan Konsentrasi Larutan Daun Sirzak terhadap Hasil Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis Var. Microcarpa L.). I Gede Ariandika; Ni Komang Alit Astiari; Ni Putu Anom Sulistiawati
GEMA AGRO Vol 26 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.995 KB) | DOI: 10.22225/ga.26.2.4075.126-133

Abstract

This study aims to determine the effect of the dose of pearl NPK fertilizer and the concentration of soursop leaf solution on the yield of Siamese orange (Citrus Nobilis Var. Microcarpa L.) and their interactions, which were carried out in Belancan Village, Kintamani District, Bangli Regency from December to July 2021. This study used a randomized block design (RAK) with 2 factors arranged in a factorial manner. The first factor tested was the dose of pearl NPK fertilizer (M) which consisted of 4 levels, namely: M0 (0 g/tree), M1 (150 g/tree), M2 (300 g/tree) and M3 (450 g/tree). While the second factor is the concentration of Sirzak leaf solution (D) which consists of 3 levels, namely: D0 (0 ml/l water/tree), D1 (40 ml//l water/tree) and D2 (80 ml/l water/tree). Thus, there were 12 combination treatments, each of which was repeated 3 times so that 36 citrus trees were needed. The results showed that the interaction between the dose of pearl NPK fertilizer and the concentration of sizak leaf solution had no significant effect on all observed variables. The highest harvested fruit weight per tree was obtained at a dose of NPK Mutiara 450 g/tree, which was 8.54 kg, an increase of 52.77% when compared to that without pearl NPK fertilizer (control), which was only 5.59 kg. While the concentration treatment of soursop leaf solution obtained the highest harvested fruit weight per tree was obtained at a concentration of 80 ml/l/tree which was 8.54 kg, an increase of 40.93% when compared to without soursop leaf solution, which was only 6.06 kg.
Fertilizing and Pruning Application for the Flowering and Fruiting of Conjoined Citrus I Nyoman Sumerta; Ni Komang Alit Astiari; Luh Kartini
SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science) Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.447 KB) | DOI: 10.22225/seas.3.1.1330.35-41

Abstract

This study aims to examine the application of fertilizing and pruning for the flowering and fruiting of conjoined citrus plants and their interactions. This study used a randomized-group design, arranged factorially with two factors, namely Fertilizing (F) and Pruning (P). The first factor that was experimented was fertilization (F) consisting of 3 levels, namely P0 (fertilization following the farmers' way only with manure), F1 (fertilizing with manure, N, P, K and Ca), F2 (fertilizing with manure N , P, K, Ca + Cu and Zn), while the second factor that was experimented was pruning (F) consisting of 3 levels, namely F0 (without pruning), F1 (young shoots trimmed), F2 (young shoots, twigs and leaves that were stricken with disease and were shaded, trimmed). Fertilizing and pruning treatments have a very significant effect on the number of fruits formed per tree. The results show that obtaining highest number of fruits formed per tree in fertilizing treatment with manure N, P, K, Ca + Cu and Zn was 256.00 pieces, increased by 95.79% compared with that of the lowest number in fertilizing treatment carried out only by manure, which was 130.75 pieces. The conclusion that obtained highest number of fruit per tree in the treatment of pruning the young shoots, twigs and leaves that were stricken with disease and were shaded was as many as 222.42 pieces, an increase of 25.71% compared with that of the lowest number in the treatment without pruning, which was only 176.92 fruit.
Edukasi dan Pendampingan untuk Meningkatkan Ketrampilan Petani Jeruk, Desa Belancan, Bangli dalam Mendukung Agrowisata Berbasis Jeruk Ni Komang Alit Astiari; Ni Putu Anom Sulistiawati; I Nengah Suaria
Community Service Journal (CSJ) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1656.826 KB)

Abstract

Kegiatan pengabdian dilakukan di Desa Belancan, Bangli, dari bulan Mei sampai Oktober 2021, yang bertujuan agar tanaman jeruk dapat berbuah di luar musim dan peningkatan kualitas buah dalam mendukung agrowisata berbasis jeruk. Sebagai peserta adalah pengurus dan anggota kelompok tani Dana Pertiwi. Implementasi kegiatan menggunakan pendekatan bekerja sambil belajar (learning bay doing). Metode pelaksanaan kegiatan adalah melalui penyuluhan dan pendampingan serta transfer teknologi tentang pembuahan di luar musim melalui demplot dengan aplikasi teknik pemangkasan ranting, tunas air dan cabang tidak produktif serta pemberian KNO3 dengan konsentrasi 40 g/l. Sedangkan peningkatan kualitas buah dilakukan dengan teknologi pemupukan berimbang dan pemberian dolomit sebagai sumber kalsium (Ca) dengan dosis 500 g/pohon. Hasil penyuluhan dan pendampingan menunjukkan bahwa melalui implementasi metode learning by doing, mereka menyatakan dapat dengan mudah mengerti dan memahami bagaimana melakukan teknologi agar jeruk siam dapat berbuah di luar musimnya, sehingga tersedia buah sepanjang tahun dengan kerusakan buah yang minimal sehingga dapat meningkatkan kualitas buah. Berdasarkan evaluasi melalui penyebaran kuesioner, diperoleh bahwa peserta menujukkan 84,00% responden menyatakan sangat puas dan 16,00% menyatakan puas terhadap metode kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, tentang teknologi pembuahan tanaman jeruk di luar musim dalam mendukung agrowisata berbasis jeruk. Berarti tidak ada respondent yang menyatakan tidak puas atau kurang puas. Yang sangat menggembirakan adalah 76,00% responden menyatakan sangat tertarik dan sisanya 24,00% menyatakan teratrik untuk mempraktekan di kebun mereka sendiri. Hal ini berarti 100% peserta tertarik untuk menerapkan teknologi pembuahan di luar musim dan teknologi peningkatan kualitas buah di kebun mereka sendiri.
Pendampingan Kelompok Usaha Makanan Olahan Laut Di Desa Serangan Ni Nyoman Sri Rahayu Damayanti; Ni Komang Alit Astiari
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Maret 2021
Publisher : LPPM Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/dedication.v5i1.445

Abstract

Lokasi yang strategis tersebut menyebabkan Desa Serangan memiliki penghasilan utama berupa panganan laut. Usaha makanan olahan laut merupakan salah satu jenis usaha yang diyakini masyarakat di Desa Serangan mampu menopang perekonomian masyarakat sekitar. Para pelaku usaha sebagian besar tidak memiliki pencatatan penjualan. Sebagian kecil pelaku usaha telah memiliki laporan penjualan namun dicatat dengan tidak teratur dan tidak berkelanjutan. Strategi pemasaran dan penjualan mitra yang masih konvensional sudah dirasa tidak tepat dengan kondisi pandemi seperti sekarang. Berdasarkan atas permasalahan tersebut, dilakukan penyuluhan pencatatan penjualan serta penyuluhan konsep penjualan daring sebagai solusinya. Setelah dilaksanakannya program pengabdian, mitra telah memiliki pemahaman terhadap pentingnya pencatatan penjualan. mitra juga telah mampu membuat pencatatan penjualan sederhana. Selain itu, mitra juga telah memiliki pemahaman terhadap konsep penjualan daring, sehingga mampu mengaplikasikan sistem pejualan tersebut di tengah pandemi.