Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Representation of Female Superhero and Gender Roles in the Avengers: Endgame Melly Ridaryanthi; Ceaserlyn Jindan Sinuyul
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 15 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.646 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v15i2.4580

Abstract

This paper aims to present the study about the representation of female superhero characters and gender roles in Avenger: Endgame. This study is justified to be important as females usually have their stereotypical representation in mass media, including film. Thus, it is crucial to explore and analyze whether or not female superheroes are depicted similarly. There are three main characters analyzed in this movie, namely Gamora, Black Widow, and Nebula. This study applies the semiotics method with a qualitative approach whereby Roland Barthes Semiotics is employed as the theoretical foundation of the analysis and strategy in this study. The research has focused on the representation of gender roles and physical manifestations of the characters in the film. The study has shown that (i) each of the characters plays several roles based on the context of the story, (ii) the balance of power between male and female are not equally distributed, and lastly (iii) Gamora and Nebula being different species than Black Widow which is human, had their appearance interpreted to possess a human-like body, yet the pattern of body size among these three-female superheroes sends a message that this body shape is the “ideal and desirable” body type.
PENYULUHAN DARING: ETIKA KOMUNIKASI MENGGUNAKAN EMAIL UNTUK MENUNJANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM BISNIS Melly Ridaryanthi; Bambang Joko Priyono
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 4, No. 2, Oktober 2021
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v4i2p62-68

Abstract

Banyak badan usaha baik itu usaha besar, menengah maupun kecil yang memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menjalankan usahanya. Penggunaan email dipilih sebagai salah satu medium komunikasi dalam konteks bisnis maupun pemasaran. Email dapat digunakan untuk berkomunikasi antara pemilik usaha dengan konsumen atau calon konsumen, atau bahkan sesama pemilik usaha untuk berkomunikasi terkait bidang usahanya. Komunikasi menggunakan email ini dapat digunakan dalam konteks komunikasi bisnis dalam interaksi antarpribadi maupun dalam kelompok. Email dapat mengakomodir kebutuhan pengiriman dokumen, gambar, maupun video yang diperlukan dalam menjalani bisnis maupun pemasaran. Seperti komunikasi dalam konteks antarpribadi maupun kelompok, diperhatikan tata cara dan etika komunikasi yangdilakukan melalui pengunaan email. Komunikasi yang dilakukan secara langsung akan terikat dengan budaya dan aturan, termasuk juga etika. Begitu pula ketka komunikasi yang dilakukan dimediasi menggunakan media, dalam hal ini adalah email. Memahami email dan penggunaan fitur-fitur yang dimilikinya sebagai satu alat komunikasi perlu dipelajari sebelum seseorang menggunakannya. Selain itu, etika dalam berkomunikasi ketika menggunakan email juga menjadi satu hal penting yang perlu diperhatikan.  Remaja sebagai pengguna aktif media elektronik dan digital dilihat perlu mendapatkan bekal literasi penggunaan email sesuai dengan etika yang berlaku. Berdasarkan dasar pemikiran tersebut, maka literasi etika komunikasi dalam menggunakan email untuk menunjang efektivitas komunikasi dalam bisnis perlu diberikan kepada siswa sekolah menengah sebagai bekal literasi dan kemahiran berkomunikasi mereka dalam dunia profesional. Literasi media digital terkait etika komunikasi menggunakan email untuk menunjang efektivitas komunikasi bisnis akan diberikan kepada siswa SMKN 1 Kota Tangerang khususnya siswa dengan peminatan Bisnis Daring dan Pemasaran sebagai bekal ketrampilan berkomunikasi mereka.
BENTUK BUDAYA POPULER DAN KONSTRUKSI PERILAKU KONSUMEN STUDI TERHADAP REMAJA Melly Ridaryanthi
Jurnal Visi Komunikasi Vol 13, No 1 (2014): May 2014
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.843 KB) | DOI: 10.22441/visikom.v13i1.379

Abstract

Abstrak, Produk budaya Korea seperti musik dam drama televisi telah dikenal luas dimasyarakat sejak tahun 1990an. Korea saat ini dipandang sebagai pengekspor produk budayapopuler yang saat ini banyak penggemarnya. Budaya dan gaya hidup Korea (Hallyu atauKorean Wave) telah menjadi budaya populer yang menyebar ke berbagai negara termasukIndonesia. Jika melihat bagaimana budaya Korea menyebar di kehidupan masyarakat duniamemunculkan pertanyaan tentang kemungkinan Korean Wave membentuk minat danperilaku konsumsi baru pada mereka yang memiliki minat pada produk-produk korea.Apakah nilai budaya pada produk Korea yang ditransmisikan melalui iklan media massadapat membentuk perilaku konsumsi baru dalam bentuk (re)konstruksi preferensi pembelianproduk? Penelitian ini menggunakan metode Focus Group Discussion yang merupakan teknikperbincangan terhadap beberapa kelompok informan dalam jumlah kecil. Temuan lapanganmenunjukkan adanya minat dan preferensi yang tidak berjalan beriringan. Respondenumumnya menyukai barang-barang produk Korea, namun hal ini tidak berbanding lurusdengan preferensi pembelian mereka. Hal disebabkan karena faktor finansial yang tidaksepenuhnya mendukung.
The Analysis of Urban Adolescents’ Reception of Pornography on Social Media Nur Kholisoh; Rajab Ritonga; Melly Ridaryanthi
Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 7, No 2 (2022): December 2022 - Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/jkiski.v7i2.773

Abstract

There are many pornographic sites on social media nowadays. In 2018, The Indonesian Child Protection Commission found that 91.58% of 6,000 adolescents had been exposed to pornography. Adolescents are those   in the age group that is very vulnerable to the effects of pornography. This study aims to identify and examine urban adolescents’ reception of pornography on social media. The selection of urban adolescents as research objects was because they have easier access to social media than other age groups. The sample of this research was taken from adolescents in DKI Jakarta and Surabaya considering that these two cities are among the six cities with the highest number of adolescents in Indonesia. This study uses the reception theory presented by Stuart Hall who suggests that audiences can play an active role in decoding messages. In addition, this study employs a constructivist paradigm with a qualitative approach. The method used was the reception analysis which focuses on production, text, and audience in a framework that can be utilized to analyze the relationship of each element. The informants in this study were adolescents in DKI Jakarta and Surabaya who were aged between 15 and 19 years. Informants' preference was conducted purposively by considering variations based on social and cultural context backgrounds. The results showed that all the informants had watched pornography on social media, either intentionally or not. In addition, four out of ten informants are in an Oppositional Position for rejecting messages conveyed in pornographic broadcasts on social media. Meanwhile, six other adolescents are in a Negotiated Position, where they disagree with pornography on social media but can accept the meaning of pornography because it satisfies their curiosity.