Latar Belakang: Angka drop out (tidak patuh berobat) yang tinggi, pengobatan tidak adekuat, dan resistensi terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) merupakan kendala utama yang sering terjadi dalam pengendalian TB dan merupakan tantangan terhadap program pengendalian TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor risiko ketidakpatuhan penderita TB Paru dalam pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rangas Kabupaten Mamuju. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penelitian observasional analitik dengan menggunakan studi kasus kontrol dengan besar sampel sebanyak 111 orang yang terdiri atas 37 orang untuk kelompok kasus dan 74 orang untuk kelompok kontrol dengan perbandingan kasus kontrol 1:2. teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat (Odds Ratio). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan (OR=2,472; 95%CI=1,047-1,058), motivasi (OR=4,392; 95%CI=1,795-10,742), PMO (Dukungan Keluarga) (OR=2,781 ;95%CI=1,229–6,291) dukungan petugas kesehatan (OR=1,28; 95%CI=0,349-3,644 dan akses ke fasilitas kesehatan (OR=1,609); 95%CI=0,670-3,864) merupakan faktor risiko terhadap ketidakpatuhan pengobatan TB Paru di Puskesmas Rangas Kabupaten Mamuju. Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor risiko yang bermakna terhadap kepatuhan pengobatan TB Paru adalah pengetahuan, motivasi, PMO (dukungan keluarga). Sedangkan dukungn petugas kesehatan dan akses ke fasilitas kesehatan merupakan faktor risiko yang tidak bermakna terhadap kepatuhan pengobatan TB Paru. Untuk meningkatkan motivasi pasien maka diperlukan peran serta dukungan keluarga dan petugas kesehatan agar motivasi pasien selalu terjaga dalam mematuhi pengobatan TB Paru yang sementara penderita jalani.