Husnaniyah, Dedeh
Keperawatan STIKes Indramayu Jawa Barat

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Diet Asam Urat di Wilayah Kerja Puskesmas Kertasemaya Tahun 2018 Dedeh Husnaniyah
Surya : Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan Vol 11, No 02 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.086 KB) | DOI: 10.38040/js.v11i02.35

Abstract

Background: Asam urat adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari. Asam urat yang berlebih dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak pada penderitanya. Penderita terbanyak asam urat adalah lansia dan akan bertambah parah apabila disertai dengan pola konsumsi makanan yang tidak seimbang. Salah satu upaya untuk menurunkan kadar asam urat adalah dengan diet yang baik dan keberhasilan diet pada lansia berhubungan erat dengan pengetahuan yang dimilikinya.Objectives: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan lansia tentang diet asam urat dalam upaya menurunkan kadar asam urat di wilayah kerja puskesmas Kertasemaya tahun 2018.Design: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini lansia yang terdiagnosis asam urat di wilayah kerja Puskesmas Kertasemaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik  porposive sampling sebanyak 104 responden. Instrument penelitian ini adalah kuesioner yang di buat oleh peneliti dan analisa data yang digunakan adalah analisia univariat.Results: Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 104 responden, perempuan lebih banyak yang menderita asam urat dibandingkan laki-laki sebanyak 70,2% (73 responden), presentase usia responden paling banyak pada usia ≤ 55 tahun yaitu 52,8% (55 responden), presentase pendidikan responden paling banyak Sekolah Dasar yaitu 66,3 (69 responden)  dan responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang yaitu 45,2% (47 responden).Conclusions: Lansia dengan asam urat di wilayah kerja puskesmas Kertasemaya lebih banyak yang memiliki pengetahuan yang baik. Hasil penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat menganalisis faktor lainnya yang dapat menurunkan kadar asam urat.
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting Dedeh Husnaniyah; Depi Yulyanti; Rudiansyah Rudiansyah
The Indonesian Journal of Health Science Vol 12, No 1 (2020): The Indonesian Journal of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v12i1.4857

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Stunting di sebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan gizi pada periode tersebut akan memunculkan beragam masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada keluarga khusunya anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Metode: penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja puskesmas Kandanghaur Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik accidental sampling sebayak 308 responden. Hasil: sebanyak 16 (5,20%) responden dengan tingkat pendidikan ibu tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar, sebanyak 134 (43,50%) responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar, sebanyak 90 (29,20%) responden dengan tingkat pendidikan SMP, sebanyak 61 (19,80%) responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebanyak 7 (2,30%) responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Sebanyak 116 (38,6%) anak dengan stunting dan sebanyak 189 (61,4%) anak yang tidak stunting. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting dengan nilai p value  = 0,005 ( 0,05).Simpulan dan Implikasi: tingkat pengetahuan ibu memiliki peranan yang signifikan dengan kejadian stunting. Calon ibu diharapkan dapat meningkatkan pendidikan formalnya, dikarenakan pendidikan merupakan cara praktis agar ibu lebih mudah dalam menyerap informasi kesehatan.   Latar Belakang dan Tujuan: Stunting di sebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Permasalahan gizi pada periode tersebut akan memunculkan beragam masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan ibu menjadi salah satu faktor dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada keluarga khusunya anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting.Metode: penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja puskesmas Kandanghaur Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik accidental sampling sebayak 308 responden. Hasil: sebanyak 16 (5,20%) responden dengan tingkat pendidikan ibu tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar, sebanyak 134 (43,50%) responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar, sebanyak 90 (29,20%) responden dengan tingkat pendidikan SMP, sebanyak 61 (19,80%) responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebanyak 7 (2,30%) responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Sebanyak 116 (38,6%) anak dengan stunting dan sebanyak 189 (61,4%) anak yang tidak stunting. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting dengan nilai p value  = 0,005 ( 0,05).Simpulan dan Implikasi: tingkat pengetahuan ibu memiliki peranan yang signifikan dengan kejadian stunting. Calon ibu diharapkan dapat meningkatkan pendidikan formalnya, dikarenakan pendidikan merupakan cara praktis agar ibu lebih mudah dalam menyerap informasi kesehatan.
GAMBARAN MEKANISME KOPING IBU YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 2 INDRAMAYU Dedeh Husnaniyah; Kamsari Kamsari; Nia Nursoleha
Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK) Vol 3, No 1 (2020): JUNI
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jvk.v3i1.11424

Abstract

Coping mechanisms are the means by which individuals solve problems and changes. Parents who have ABK (children with special needs) result in the emerge new changes in the family and cause different coping mechanisms of each mother. This research is to know how to describe the coping mechanism of mother who have children with special needs in SLB Negeri 2 Indramayu.The research design used is quantitative research with descriptive approach. The population of mothers who have children in SLB Negeri 2 Indramayu. The data analysis using univariate. The population is 91 respondents.The results showed that in general the mechanism of coping mother includes 52.4% of respondents who have adaptive coping mechanism. Mother coping mechanism based on final adult category 61,0% of respondents have adaptive coping mechanism. Mechanism of coping mother based on education with high school education category 54,1% of respondents have adaptive coping mechanism. Mechanism of coping mother based on occupation category of housewife 52,4% of respondents have adaptive coping mechanism.Conclusion of research entitled Description of Mechanism of Mother Coping Who Have Children with Special Needs In SLB Negeri 2 Indramayu is adaptive coping mechanism.
Literature Review : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Eleni Kenanga Purbasary; Dedeh Husnaniyah; Isi Nopit
The Indonesian Journal of Health Science Vol 14, No 1 (2022): The Indonesian Journal of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v14i1.7409

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Hipertensi adalah kondisi tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg. Pasien Hipertensi harus melakukan diet teratur, seperti: konsumsi buah dan sayur, low-fat dairy product, konsumsi ikan, unggas, kurangi daging berlemak, membatasi gula, dan garam. Diet tersebut perlu adanya kepatuhan, dan kepatuhan akan berjalan seiring dengan adanya dukungan dari keluarga. Tujuan dari studi literature review untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review. Sumber artikel berasal dari Google Schoolar dan Portal Garuda pada tahun 2011-2021. Metode artikel yang digunakan adalah cross sectional. Pencarian dan seleksi literatur berdasarkan Prefered Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-analyses menggunakan kata kunci yang relevan dan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Para partisipan dalam penelitian ini adalah seseorang yang menderita hipertensi dan memiliki keluarga minimal 30 responden. Hasil: Hasil dari 5 artikel yang direview pada studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet hipertensi dengan nilai p-value < 0,05. Seseorang yang menderita hipertensi perlu dilakukan pola makan yang benar, seperti diet yang teratur dan perlu adanya kepatuhan diet serta dukungan keluarga. Simpulan dan Implikasi: Adanya dukungan keluarga dalam melaksanakan diet hipertensi akan membuat pasien melaksanakan kepatuhan diet dengan teratur. Hal ini dikarenakan dukungan keluarga akan memberikan semangat yang lebih untuk pasien hidup lebih sehat.
GAMBARAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DENGAN IBU YANG BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA JUNTINYUAT KECAMATAN JUNTINYUAT INDRAMAYU Kamsari Kamsari; Dedeh Husnaniyah; Siti Iis Monisah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.578 KB) | DOI: 10.54630/jk2.v12i2.174

Abstract

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk mempelajari perilaku. Ibu memiliki peran yang penting dalam perkembangan anak, terutama dalam pembentukan perilaku, ketidakhadiran ibu pada masa kanak-kanak berpotensi memunculkan perilaku agresif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak usia sekolah dengan ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat Indramayu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah pengasuh anak dengan ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Penelitian ini menggunakan total populasi sebanyak 39 responden dan menggunakan analisa univariat dengan komputerisasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perilaku agresif anak usia sekolah dengan ibu yang bekerja sebagai TKW yaitu sebanyak 22 (56,4%) responden menunjukkan agresivitas rendah. Peneliti menyarankan kepada pengasuh, sebaiknya pengasuh meningkatkan pengetahuannya tentang tumbuh kembang anak usia sekolah.
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA Kamsari Kamsari; Riyanto Riyanto; Dedeh Husnaniyah; Dewi Fadhilah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.285 KB) | DOI: 10.54630/jk2.v13i2.238

Abstract

Latar belakang: Lansia merupakan seseorang yang memasuki usia 60 tahun keatas serta usia yang telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupannya, lansia juga dikategorikan sebagai suatu kelompok yang disebut Aging Process atau proses menua. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan kemampuan interaksi sosial pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Patrol Kabupaten Indramayu Tahun 2022. Metode: penelitian ini merupakan penelitaian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik dengan desain cross sectiona, menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 98 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar MMSE. Hasil penelitian: fungsi kognitif pada lansia dari 98 responden di dapatkan hasil yang memiliki gangguan fungsi kognitif berat sebanyak 5 responden (5,1%), yang memiliki gangguan fugsi kognitif sedang sebanyak 33 responden (33,7%), dan yang normal sebanyak 60 responden (61,2%). Interaksi sosial baik sebanyak 54 responden (56,1%), dan interaksi sosial yang kurang baik sebanyak 44 responden (44,9%). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa fungsi kognitif dengan kemampuan interaksi sosial pada lansia mempunya hubungan dengan hasil (p-value 0,010). Kata kunci : Fungsi kognitif Lansia, Interaksi sosial lansia