Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

OPTIMALISASI MANAJEMEN PHBS PADA SANTRI DI SMP IT AL-HIDAYAH BOGOR TAHUN 2019 Setiawati, Marina Ery; Karima, Ulya Qoulan
Jurnal Bisnis Indonesia 2020: Jurnal Bisnis Indonesia Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
Publisher : Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Scabies remains one of the most common of skin diseases seen in developing countries. The prevalence of scabies in Islamic boarding schools is still high because it allows the students to live together in one place which is a factor in the consideration of the vulnerability of this population to scabies transmission. Prevention of scabies can be done through improvement of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) which has the various aspects about personal hygiene, environmental hygiene, and healthy behaviour. This counseling aimed to provide information knowledge about PHBS especially in the prevention of scabies in SMP IT Al-Hidayah Bogor 2019. Counseling was carried out for 40 minutes using power point media. We assessed the increasing of knowledge before and after counseling with the quetionnaire of pre-test and post-test consisted of 10 questions. Total number of 82 students were included but only 62 students completed the questionnaire. There is a significant difference between knowledge before and after counseling (p value: 0,000), with the mean score of pre-test was 58.41, and the mean score of post-test was 79.86. There is need to increase health promotion regarding PHBS in other densely populated such as orphanages, use different method of counseling to assess which method is more effective in increasing the knowledge, and pay more attention of how to get complete questionnaire. Key words: Counseling, PHBS, scabies, SMP IT Al-Hidayah Bogor Abstrak Kudis tetap menjadi salah satu penyakit kulit yang paling umum terlihat di negara-negara berkembang. Prevalensi skabies di pesantren masih tinggi karena memungkinkan siswa untuk hidup bersama di satu tempat yang merupakan faktor dalam pertimbangan kerentanan populasi ini terhadap penularan skabies. Pencegahan skabies dapat dilakukan melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memiliki berbagai aspek tentang kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, dan perilaku sehat. Konseling ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang PHBS terutama dalam pencegahan skabies di Al-Hidayah Bogor IT Middle 2019. Konseling dilakukan selama 40 menit menggunakan media power point. Kami menilai peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah konseling dengan kuesioner pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan. Jumlah total 82 siswa dimasukkan tetapi hanya 62 siswa yang mengisi kuesioner. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah konseling (nilai p: 0,000), dengan skor rata-rata pre-test adalah 58,41, dan skor rata-rata post-test adalah 79,86. Ada kebutuhan untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang PHBS di populasi padat lainnya seperti panti asuhan, menggunakan metode konseling yang berbeda untuk menilai metode mana yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, dan lebih memperhatikan cara mendapatkan kuesioner lengkap. Kata kunci: Konseling, PHBS, scabies, Sekolah Menengah IT Al-Hidayah Bogor                                    
Pemanfaatan Instagram Live sebagai Sarana Edukasi Kesehatan Masyarakat di masa Pandemi COVID-19 Herbawani, Chahya Kharin; Ruthin, Zefanya Geraldine; Ramadhania, Luthfiya; Situmeang, Ayu Magdalena Natalia; Karima, Ulya Qoulan
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.516 KB) | DOI: 10.23917/warta.v24i2.12067

Abstract

Sejak temuan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama di Indonesia pada awal Maret 2020, penyebaran COVID-19 di Indonesia semakin meluas, sehingga dikeluarkan kebijakan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Agar aspek kehidupan lainnya terutama dalam ekonomi dapat tetap berjalan, pemerintah kemudian mempertimbangkan kebijakan baru dengan melonggarkan PSBB, sehingga kita memasuki masa yang disebut New Normal. Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi masyarakat terkait COVID-19 dan New Normal di masa pandemi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam bentuk talkshow dengan menggunakan fitur live instagram selama 60 menit. Penilaian terhadap pemahaman dilakukan setelah sesi pemaparan materi yang terdiri dari 14 pertanyaan melaui kuesioner online. Sebanyak 68 dari 110 peserta, melengkapi kuesioner ini. Secara umum, pemahaman peserta setelah materi dapat dikatakan baik dengan skor nilai sebesar 78,8%. Berdasarkan persentase jawaban benar masing-masing peserta, setengah dari peserta termasuk dalam kategori pemahaman baik, dan 44% peserta termasuk dalam kategori pemahaman sangat baik.  Peserta dengan pemahaman yang baik diharapkan mampu menyebarluaskan pemahamannya mengenai New Normal ke kerabat atau lingkungan sekitarnya. Instagram live dapat menjadi salah satu solusi media edukasi yang mudah dan murah untuk diakses oleh masyarakat. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak seluruh masyarakat familiar dengan media sosial Instagram Live.
PENDAMPINGAN KADER DAN IBU DENGAN BAYI DAN BALITA DALAM PERSIAPAN KUNJUNGAN POSYANDU DI MASA PANDEMI COVID-19 Herbawani, Chahya Kharin; Pristya, Terry Y.R.; Karima, Ulya Qoulan; Maharanti, Maharanti; Nugrahanti, Elisabeth Kristina Ari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 6 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.559 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i6.5781

Abstract

Abstrak: Posyandu merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat yang bertujuan memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan bayi dan balita. Namun, pada kondisi pandemi COVID-19, beberapa posyandu terpaksa tidak beroperasi sama sekali, termasuk posyandu di RW 07, Kelurahan Cipayung, Kota Depok. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mempersiapkan para kader dan ibu yang memiliki bayi dan balita untuk kegiatan posyandu dengan meminimalkan risiko penularan COVID-19. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan dua metode, yaitu pendampingan teknis pelaksanaan pelayanan posyandu pada kondisi pandemi COVID-19 dengan sasaran 5 orang ibu kader dan kunjungan door to door ke rumah 5 orang ibu yang mempunyai balita. Evaluasi pengetahuan kader dilakukan menggunakan pre-test dan post-test. Terdapat peningkatan pengetahuan kader terkait pelaksanaan posyandu di masa pandemi COVID-19 dari sebelumnya rata-rata jawaban benar yang dapat dijawab oleh kader adalah sebanyak 36,6%, menjadi sebanyak 100% soal dapat dijawab dengan benar oleh semua kader. Kegiatan penyuluhan ini mendapat respon yang baik dari 2 kelompok peserta, yakni kader dan ibu dengan dengan balita.Abstract: Posyandu is a community empowerment program that aims to provide easy access to health services for infants and toddlers. However, several posyandu were forced to stop operating during the COVID-19 pandemic, including the posyandu in RW 07, Cipayung Village, Depok City. The purpose of this community service was to prepare the cadres and mothers to be ready to participate in posyandu activities by minimizing the risk of COVID-19 transmission. The implementation of this community service was carried out by two methods. The first one was technical assistance in implementing posyandu services with a target of 5 cadres and the second one was door to door visited to the mothers who have babies and toddlers. Evaluation of knowledge used pre-test and post-test methods. There was an increase in cadre knowledge about the implementation of posyandu during the COVID-19 pandemic from an average of 36.6% correct answers to 100%. This community service received a good response from the participants.
Pemanfaatan Instagram Live sebagai Sarana Edukasi Kesehatan Masyarakat di masa Pandemi COVID-19 Chahya Kharin Herbawani; Zefanya Geraldine Ruthin; Luthfiya Ramadhania; Ayu Magdalena Natalia Situmeang; Ulya Qoulan Karima
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i2.12067

Abstract

Sejak temuan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama di Indonesia pada awal Maret 2020, penyebaran COVID-19 di Indonesia semakin meluas, sehingga dikeluarkan kebijakan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Agar aspek kehidupan lainnya terutama dalam ekonomi dapat tetap berjalan, pemerintah kemudian mempertimbangkan kebijakan baru dengan melonggarkan PSBB, sehingga kita memasuki masa yang disebut New Normal. Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi masyarakat terkait COVID-19 dan New Normal di masa pandemi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam bentuk talkshow dengan menggunakan fitur live instagram selama 60 menit. Penilaian terhadap pemahaman dilakukan setelah sesi pemaparan materi yang terdiri dari 14 pertanyaan melaui kuesioner online. Sebanyak 68 dari 110 peserta, melengkapi kuesioner ini. Secara umum, pemahaman peserta setelah materi dapat dikatakan baik dengan skor nilai sebesar 78,8%. Berdasarkan persentase jawaban benar masing-masing peserta, setengah dari peserta termasuk dalam kategori pemahaman baik, dan 44% peserta termasuk dalam kategori pemahaman sangat baik.  Peserta dengan pemahaman yang baik diharapkan mampu menyebarluaskan pemahamannya mengenai New Normal ke kerabat atau lingkungan sekitarnya. Instagram live dapat menjadi salah satu solusi media edukasi yang mudah dan murah untuk diakses oleh masyarakat. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak seluruh masyarakat familiar dengan media sosial Instagram Live.
EDUKASI PERAN GENERASI Z DALAM PENGENDALIAN COVID-19 Ulya Qoulan Karima; Chahya Kharin Herbawani; Rafiah Maharani Pulungan; Yehezkiel Gabriel; Meidy Wiradati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1132.277 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6036

Abstract

Abstrak : Walaupun morbiditas dan mortalitas akibat COVID-19 pada remaja tidak setinggi kelompok umur lainnya, remaja berpotensi menjadi sumber penularan bagi orang lain terutama kelompok usia rentan. Generasi Z (Gen Z) dengan segala karakteristiknya dapat memberikan dampak dualisme (positif atau negatif) terhadap pengendalian COVID-19. Edukasi tentang COVID-19 di SMKS Citra Negara, Depok masih terbatas padahal pemahaman yang baik menjadi modal penting bagi remaja untuk berpartisipasi dalam pengendalian COVID-19. Tujuan kegiatan adalah memberikan edukasi mengenai peran Gen Z dalam pengendalian COVID-19. Metode pelaksanaan kegiatan dengan melakukan penyuluhan dalam konsep webinar kepada 23 orang pengurus OSIS dengan tiga topik utama yaitu situasi terkini COVID-19, definisi remaja dan karakteristiknya, dan potensi Gen Z dalam pengendalian COVID-19. Evaluasi dilakukan terhadap aspek input (persiapan), proses (pelaksanaan), dan output (peningkatan pengetahuan). Terdapat peningkatan persentase peserta yang berpengetahuan baik antara pre-test (13,0%) dan post-test (26,1%). Diperlukan adanya peningkatan promosi kesehatan tentang peran remaja dalam pengendalian COVID-19 baik dalam aspek metode maupun target peserta yang lebih luas.  Abstract:  Although morbidity and mortality of COVID-19 in adolescents is not as high as other age groups, they may be potential sources of community transmission. Gen Z can have a dualistic impact (positive or negative) on controlling COVID-19. Health promotion about COVID-19 at SMK Citra Negara, Depok is still limited whereas a good understanding is needed to maximize the role of adolescents in controlling COVID-19. The purpose is to provide education about the role of Gen Z in controlling COVID-19. A webinar with three main topics (current situation of COVID-19, definition of adolescents and their characteristics, potential role of Gen Z in controlling COVID-19) was attended by 23 OSIS administrators. The evaluation was exercised on aspects of preparation, implementation, and knowledge improvement. There was an increase in the percentage of participants who have good knowledge between pre-test (13.0%) and post-test (26.1%). There is still a need for increasing health promotion, in terms of methods and wider target audiences  Abstrak[A1] : Walaupun morbiditas dan mortalitas akibat COVID-19 pada remaja tidak setinggi kelompok umur lainnya, remaja berpotensi menjadi sumber penularan bagi orang lain terutama kelompok usia rentan. Generasi Z (Gen Z) dengan segala karakteristiknya dapat memberikan dampak dualisme (positif atau negatif) terhadap pengendalian COVID-19. Edukasi tentang COVID-19 di SMKS Citra Negara, Depok masih terbatas padahal pemahaman yang baik menjadi modal penting bagi remaja untuk berpartisipasi dalam pengendalian COVID-19. Tujuan kegiatan adalah memberikan edukasi mengenai peran Gen Z dalam pengendalian COVID-19. Metode pelaksanaan kegiatan dengan melakukan penyuluhan dalam konsep webinar kepada 23 orang pengurus OSIS dengan tiga topik utama yaitu situasi terkini COVID-19, definisi remaja dan karakteristiknya, dan potensi Gen Z dalam pengendalian COVID-19. Evaluasi dilakukan terhadap aspek input (persiapan), proses (pelaksanaan), dan output (peningkatan pengetahuan). Terdapat peningkatan persentase peserta yang berpengetahuan baik antara pre-test (13,0%) dan post-test (26,1%). Diperlukan adanya peningkatan promosi kesehatan tentang peran remaja dalam pengendalian COVID-19 baik dalam aspek metode maupun target peserta yang lebih luas. Kata Kunci: COVID-19; Edukasi; Gen Z; Peran; Remaja; Pemuda; Gen Z; Penanganan; Pencegahan; Pengendalian  Abstract:  Although morbidity and mortality of COVID-19 in adolescents is not as high as other age groups, they may be potential sources of community transmission. Gen Z can have a dualistic impact (positive or negative) on controlling COVID-19. Health promotion about COVID-19 at SMK Citra Negara, Depok is still limited whereas a good understanding is needed to maximize the role of adolescents in controlling COVID-19. The purpose is to provide education about the role of Gen Z in controlling COVID-19. A webinar with three main topics (current situation of COVID-19, definition of adolescents and their characteristics, potential role of Gen Z in controlling COVID-19) was attended by 23 OSIS administrators. The evaluation was exercised on aspects of preparation, implementation, and knowledge improvement. There was an increase in the percentage of participants who have good knowledge between pre-test (13.0%) and post-test (26.1%). There is still a need for increasing health promotion, in terms of methods and wider target audiences Keywords: Adolescents; Control; COVID-19; Gen Z; Health promotion, Youth  [A1]Sudah bagus dan lengkap Terima kasih atas koreksinya Bapak/Ibu
FAKTOR RISIKO SINDROM DISPEPSIA PADA REMAJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH Erin Kurnia Sari; Fathinah Ranggauni Hardy; Ulya Qoulan Karima; Terry Yuliana R. Pristya
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v9i3.2296

Abstract

ABSTRACT Dyspepsia syndrome is a disorder that is often experienced by adolescents because it is caused by an irregular diet and an improper lifestyle. The purpose of this study was to determine the risk factors for dyspepsia syndrome in adolescents in the work area of the Palmerah District Health Center in 2020. This study used a cross sectional study design, data collection techniques were accidental sampling with a sample size of 400 adolescent respondents. The research instrument is a questionnaire in the form of google forms. Data analysis used multiple logistic regression test (α = 0.05). The results showed the risk factors with dyspepsia syndrome, including gender (p value = 0,000; POR = 2,6), consumption of spicy food rarely to frequent (p value = 0.004; POR = 0.4), consumption of acidic foods ( p value = 0.005 and p = 0.0012; POR = 0.4), consumption of risky drinks is rare to frequent (p value = 0.006; POR = 0.4), and stress (p value = 0.000; POR = 4.5 ). The most risk factor with dyspepsia syndrome is stress. Adolescents are advised to reduce consumption of risky drinks and organize their thoughts properly so that they are not prone to stress. Keywords: Adolescents, Dyspepsia Syndrome, Risk Factors   ABSTRAK Sindrom dispepsia menjadi gangguan yang sering dialami oleh banyak orang terutama pada remaja karena disebabkan pola makan yang tidak teratur serta memiliki gaya hidup yang tidak benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko sindrom dispepsia pada remaja wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, teknik pengambilan data secara accidental sampling dengan besar sampel 400 responden remaja di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner berbentuk google forms. Analisis data menggunakan uji regresi logistik berganda (α=0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang berisiko dengan sindrom dispepsia, antara lain jenis kelamin (nilai p=0,000; POR=2,6), konsumsi makanan pedas dengan kategori jarang terhadap sering (nilai p=0,004; POR=0,4), konsumsi makanan asam (nilai p=0,005 dan p=0,0012; POR=0,4), konsumsi minuman berisiko dengan kategori jarang terhadap sering (nilai p=0,006; POR=0,4), dan kondisi stres (nilai p= 0,000; POR=4,5). Faktor yang paling berisiko dengan sindrom dispepsia adalah kondisi stres. Disarankan untuk remaja mengurangi konsumsi minuman berisiko secara berlebihan dan mengatur pikiran serta perasaan dengan baik sehingga tidak mudah mengalami kondisi stres. Kata Kunci: Faktor Risiko, Remaja, Sindrom Dispepsia
Prediktor Kejadian TB pada ODHA di Salah Satu RS Pemerintah Bogor, Tahun 2014-2016 Ulya Qoulan Karima; Mondastri Korib Sudaryo; Nuning Maria Kiptiyah
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.282 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v1i2.1585

Abstract

TB merupakan tantangan bagi pengendalian Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). TB dapat meningkatkan progresivitas HIV dan meningkatkan risiko kematian bagi penderita HIV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prediktor yang berhubungan dengan kejadian TB pada ODHA di salah satu RS tahun 2014-2016. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data register ART dan Rekam Medis. Sampel berjumlah 817 pasien HIV. Analisis data dilakukan dengan menggunakan multiple cox regression. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya peningkatan risiko TB pada kelompok dengan anemia (PR=1,54, 95% CI: 1,17-2,03) dibandingkan kelompok tanpa anemia, adanya status IO (PR=5,9, 95% CI: 2,92-11,91) dibandingkan kelompok tanpa IO, stadium HIV 3-4 (PR=8,794, 95% CI: 4,54-17,00) dibandingkan stadium HIV 1-2. Selain itu ditemukan adanya interaksi antara variabel stadium HIV dan status IO. Perlu adanya perhatian khusus kepada ODHA dengan anemia, infeksi oportunis, dan stadium HIV lanjut (3-4) serta perlu perhatian khusus kepada ODHA dengan stadium HIV awal (1-2) tetapi disertai dengan infeksi oportunis
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Menggunakan Kombinasi Media Poster, Leaflet, dan Celemek Organ Reproduksi Terry Y.R. Pristya; Chahya Kharin Herbawani; Ulya Qoulan Karima; Arnur Oktafiyanti; Nadia Ramadhanty
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v4i2.1036

Abstract

This program activity was using a counseling method that aimed was provided education or information about adolescent reproductive health and the risk of it. The media has used a combination of the poster, leaflet, and apron of reproductive organs. This counseling was conducted among 18 adolescents in RW 07 Cipayung Village, Depok. The result of this counseling was an increase in the average score of knowledge before and after counseling by 22.8% (an increase in the average score from 7.1 to 8.9). Statistical results using the Wilcoxon test show that the combination of the three media counseling also affects changes in the average score of adolescent knowledge on reproductive health. Suggestions to further increase the knowledge of participants, the poster media used for counseling is in larger paper size, so that it can be seen more clearly by all participants
Analisis Determinan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Cinangka, Kota Depok Chahya Kharin Herbawani; Ulya Qoulan Karima; Muh. Nur Hasan Syah; Ahid Nur Hidayati; Bagus Aprianto
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2022): July
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v6i1.518

Abstract

Prevalensi stunting di Indonesia masih dikatakan cukup tinggi, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, 24,4% balita di Indonesia mengalami stunting. Jika dilihat dari batasan WHO, prevalensi stunting di Indonesia terbilang tinggi karena prevalensinya lebih dari 20%. Berbagai upaya pencegahan dan penanganan stunting telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk membentuk kabupaten/kota yang menjadi daerah prioritas dalam menanggulangi masalah stunting. Salah satu kabupaten/kota yang menjadi prioritas dalam pencegahan dan penanganan stunting ialah Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Cinangka, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, yang dilakukan pada 56 bayi dan balita. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling. Sumber data diperoleh dari data primer yang dikumpulkan secara langsung menggunakan kuesioner, timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Uji dilakukan menggunakan chi square dan regresi logistic berganda dengan menggunakan software analisis data. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko cukup tinggi terhadap kejadian stunting pada pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kepemilikan BPJS ibu, kepemilikan BPJS anak, panjang badan lahir anak, riwayat penyakit diare, serta jarak septic tank dan sumur. Petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas calon ibu terkait stunting.
Empowerment of youth care about reproductive health in the covid-19 pandemic era Terry Y.R. Pristya; Chahya Kharin Herbawani; Ulya Qoulan Karima; Arnur Oktafiyanti; Nadia Ramadhanty
Community Empowerment Vol 6 No 11 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.89 KB) | DOI: 10.31603/ce.5478

Abstract

Adolescence is a transition period of human life. Various problems were experienced at that time, especially regarding reproductive health. During the COVID-19 pandemic, youth groups and posyandu activities were stopped. There were many activities previously made by the youth, including joint sports, joint dawn, and Friday night recitations. This shows that there are no activities related to reproductive health. Therefore, the purpose of this community service is to form youth care about reproductive health. The service activities are carried out through 6 stages, starting with discussions with partners about the importance of youth activities in the Covid-19 pandemic, and continued by forming a youth care team. The community service provided knowledge about adolescent reproductive health, socialization of 3 BKKBN modules, training in making handbooks, and the election of ambassadors for adolescent reproductive health. The results are the formation of adolescents who care about reproductive health, increased knowledge, and reproductive health handbooks.