Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kadar Flavonoid Total Daun Rhizopora Apiculata Blume Dengan Variasi Pelarut Nurfijrin Ramadhani; Agung Giri Samudra; Wafa Syahidah; Cyntia Dwi Utami; Annisa Muslimah; Suci Rahmawati
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9328

Abstract

ABSTRAKRhizopora apiculata merupakan salah satu spesies mangrove yang tumbuh di pesisir pantai barat Bengkulu. Tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar flavonoid dari daun Rhizopora apiculate menggunakan variasi pelarut metode maserasi dan sonikasi. Daun Rhizopora apiculate diekstraksi dengan metode maserasi selama 48 jam dan sonikasi selama 15 menit, masing-masing metode menggunakan pelarut heksan, etanol, metanol dan air. Ekstrak dilakukan skrining fitokimia dengan reaksi warna, kemudian dilanjutkan penetapan kadar total flavonoid pada ekstrak yang positif mengandung flavonoid menggunakan metode kolorimetri. Hasil kadar flavonoid dengan metode maserasi ekstrak, etanol, metanol dan air berturut turut adalah 8,503 ± 0,2917; 5,936 ± 0,182;  4,49 ± 0,095 mg EK/g ekstrak, sedangkan dengan metode sonikasi 6,736±0,271; 3,603 ± 0,22; 1,306 ±0,090 mg EK/g ekstrak. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan kadar total flavonoid yang diperoleh paling tinggi pada ekstrak etanol dengan metode maserasi. Kata kunci : Rhizopora apiculata; Pelarut; Maserasi; Sonikasi; FlavonoidABSTRACTRhizophora apiculata is one of the mangrove species that grows on the west coast of Bengkulu. This plant is reported to have a high content of an antioxidant activity. This study aimed to compare the flavonoid content of Rhizophora apiculata leaves using variations in solvents using maceration and sonication methods. Rhizophora apiculata leaves were extracted by the maceration method for 48 hours and sonication for 15 minutes, each using hexane, ethanol, methanol, and water as solvents. The extracts were screened for phytochemicals with a color reaction, then continued with the determination of total flavonoid levels in the positive flavonoid extracts using the colorimetric method. The results of flavonoid content by maceration method of extract, ethanol, methanol and water were 8.503 ± 0.2917; 5.936 ± 0.182; 4.49 ± 0.095 mg EK/g extract, while by sonication method 6.736±0.271; 3.603 ± 0.22; 1,306 ±0.090 mg EK/g extract. Based on the results, it can be concluded that the total flavonoid content obtained was the highest in the ethanol extract using the maceration method. Keywords : Rhizopora apiculata; Solvents; Maseration; Sonication; Flavonoid. 
Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Daun Merdeka (Chromolaena odorata L.) dan Umbi Bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) Terhadap Hepatosomatic Index Tikus yang Diinduksi Etanol Wafa Syahidah; Reza Pertiwi; Morina Adfa
BENCOOLEN JOURNAL OF PHARMACY Vol. 2 No. 1 (2022): April
Publisher : UNIB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/bjp.v2i1.23486

Abstract

Tumbuhan merdeka (Chromolaena odorata L.) dan umbi bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) biasa digunakan dalam mengobati anti inflamasi secara tradisional karena kaya akan senyawa polifenol yang merupakan antioksidan sehingga dapat menetralkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun merdeka dan umbi bengkuang terhadap Hepatosomatic Index tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi etanol. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari, kelompok 1 (normal, tanpa perlakuan), kelompok 2 (kontrol, induksi etanol di hari ke 14), kelompok 3 (kombinasi ekstrak dosis 100 mg/kgBB per oral), kelompok 4 (kombinasi ekstrak dosis 200 mg/kgBB peroral), dan kelompok 5 (kombinasi ekstrak dosis 400 mg/kgBB per oral). Perlakuan dilakukan selama 14 hari, setelah 1 jam perlakuan pada hari ke-14, tikus diinduksi etanol 96% dosis 1 mL/200 gBB peroral. Setelah 24 jam, tikus dibedah dan hepar diambil. Hasil analisis HSI tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan kelompok D3 (3.98±0.56), D2 (3.66±0.26), D1 (3.37±0.91), N (3.15±0.42), dan K (3.12±0.41) secara berturut-turut. Dari hasil tersebut maka disimpulkan pemberian ekstrak daun merdeka dan umbi bengkuang pada tikus yang diinduksi etanol belum mampu mempengaruhi nilai HSI secara signifikan.