Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penetapan Kadar Vitamin C Buah Belimbing Wuluh Muda (Averrhoa bilimbi L.) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Suci Rahmawati; Anisa Lathifah Fauziah; Maiyulis Maiyulis; Ikhsan Ikhsan; Oky Hermansyah
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9327

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar vitamin C pada buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) muda dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah buah belimbing wuluh yang berumur 14 hari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Penetapan kadar vitamin C 50 g sampel buah belimbing wuluh dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Penentuan kurva kalibrasi ditetapkan dari nilai absorban larutan baku vitamin C pada kosentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm. Hasil penelitian diperoleh panjang gelombang maksimum larutan baku vitamin C adalah 266,1 nm dan absorban sampel 0,846. Dari penetapan kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi y = 0,0616x + 0,0865 dengan nilai r sama dengan 0,986. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar Vitamin C pada buah belimbing wuluh muda adalah 0,0616%. Kata kunci : Vitamin C; Belimbing Wuluh; Averrhoa bilimbi L.; Spektrofotometri UV-Vis. ABSTRACTThis study was aimed to determine of vitamin C concentration in young bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) fruit with use UV-Vis spectrophotometry. The sample that used in this study was bilimbi fruit with the aged 14th days. The sampling technique used was simple random sampling. Determination of vitamin C concentration in 50 g of samples was carried out using UV-Vis spectrophotometry in the wavelength range in 200-400 nm. The calibration curve was determined from the absorbance value of standard vitamin C solution at concentrations of 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, and 25 ppm. The results were showed that the maximum wavelength of vitamin C standard solution in 266.1 nm and the absorbance of the sample was 0.846. By determination of the calibration curve was obtained regression equation y = 0.0616x + 0.0865 with r value 0.986. This result it can be concluded that the concentration of Vitamin C in young bilimbi fruit was 0.0616%. Keywords : Vitamin C; Bilimbi fruit; Averrhoa bilimbi L.; UV-Vis Spectrophotometry
OPTIMASI EKSTRAKSI DAUN NANGKA KUNING (Vincetoxicum villosum (Blume) Kuntze) DARI BERBAGAI PELARUT DAN METODE Oktoviani Oktoviani; Hilda Taurina; Dessy Triana; Suci Rahmawati; Yulita Gumala Sari; Putjha Melati; Delia Komala Sari
JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2, No 1: Juni 2022
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/labsaintek.v2i1.22754

Abstract

Extraction of a plant in traditional medicine is a very crucial stage for the success of the treatment. For example, nangka kuning (Vincetoxicum villosum (Blume) Kuntze) which has been scientifically researched, its leaves are extracted with ethanol solvent using the maceration method. Meanwhile, by local people,nangka kuning leaves are processed by boiling using water. This attracted the attention of researchers to re-analyze the content of secondary metabolites in nangka kuning leaf extract made with different solvents and methods. Researchers carried out the extraction using water with heating (infusion), ethanol without heating (maceration) and chloroform without heating (maceration). The results obtained from the three types of extracts contained secondary metabolites of alkaloids in the three extracts. While steroids are only found in extracts with a water solvent. Then the tannins are found in the extract with water and ethanol as solvents. Negative results from the three extracts were shown for secondary metabolites of flavonoids and saponins. So it can be concluded that nangka kuning leaf extract which has the most optimal secondary metabolite is the extract using water as a solvent by heating.
Kadar Flavonoid Total Daun Rhizopora Apiculata Blume Dengan Variasi Pelarut Nurfijrin Ramadhani; Agung Giri Samudra; Wafa Syahidah; Cyntia Dwi Utami; Annisa Muslimah; Suci Rahmawati
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9328

Abstract

ABSTRAKRhizopora apiculata merupakan salah satu spesies mangrove yang tumbuh di pesisir pantai barat Bengkulu. Tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar flavonoid dari daun Rhizopora apiculate menggunakan variasi pelarut metode maserasi dan sonikasi. Daun Rhizopora apiculate diekstraksi dengan metode maserasi selama 48 jam dan sonikasi selama 15 menit, masing-masing metode menggunakan pelarut heksan, etanol, metanol dan air. Ekstrak dilakukan skrining fitokimia dengan reaksi warna, kemudian dilanjutkan penetapan kadar total flavonoid pada ekstrak yang positif mengandung flavonoid menggunakan metode kolorimetri. Hasil kadar flavonoid dengan metode maserasi ekstrak, etanol, metanol dan air berturut turut adalah 8,503 ± 0,2917; 5,936 ± 0,182;  4,49 ± 0,095 mg EK/g ekstrak, sedangkan dengan metode sonikasi 6,736±0,271; 3,603 ± 0,22; 1,306 ±0,090 mg EK/g ekstrak. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan kadar total flavonoid yang diperoleh paling tinggi pada ekstrak etanol dengan metode maserasi. Kata kunci : Rhizopora apiculata; Pelarut; Maserasi; Sonikasi; FlavonoidABSTRACTRhizophora apiculata is one of the mangrove species that grows on the west coast of Bengkulu. This plant is reported to have a high content of an antioxidant activity. This study aimed to compare the flavonoid content of Rhizophora apiculata leaves using variations in solvents using maceration and sonication methods. Rhizophora apiculata leaves were extracted by the maceration method for 48 hours and sonication for 15 minutes, each using hexane, ethanol, methanol, and water as solvents. The extracts were screened for phytochemicals with a color reaction, then continued with the determination of total flavonoid levels in the positive flavonoid extracts using the colorimetric method. The results of flavonoid content by maceration method of extract, ethanol, methanol and water were 8.503 ± 0.2917; 5.936 ± 0.182; 4.49 ± 0.095 mg EK/g extract, while by sonication method 6.736±0.271; 3.603 ± 0.22; 1,306 ±0.090 mg EK/g extract. Based on the results, it can be concluded that the total flavonoid content obtained was the highest in the ethanol extract using the maceration method. Keywords : Rhizopora apiculata; Solvents; Maseration; Sonication; Flavonoid. 
PENGARUH EDUKASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SAMBIREJO Elsa Novrianti; Ikhsan Ikhsan; Suci Rahmawati
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i2.151

Abstract

Pengetahuan pasien tentang hipertensi penting untuk menentukan langkah pencegahan serta pengobatan hipertensi. Tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan hipertensi. Media audiovisual merupakan media edukasi yang memiliki efektivitas yang baik untuk meningkatkan pengetahuan karena merangsang lebih banyak indera. Desain penelitian menggunakan rancangan one group  pre test and post test dengan jumlah sampel penelitian 63 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah video tentang hipertensi dan kuesioner pengetahuan hipertensi Hypertension Fact Quisionnare (HFQ). Hasil penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji testData diolah secara analisis univariat dan bivariat Hasil penelitian dari 63 responden didapatkan rata-rata tingkat pengetahuan pasien sebelum diberikan edukasi adalah sebesar 6,95 dan rata-rata tingkat pengetahuan setelah diberikan edukasi adalah sebesar 9,10 dan didapatkan hasil p value 0,001(<0,05) yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi sebelum dan sesudah diberikan edukasi melalui media audio visual di Puskesmas Sambirejo.Kata Kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Media audiovisual   ABSTRACTPatient knowledge about hypertension is important to determine steps to prevent and treat hypertension. A high level of knowledge can affect the success of hypertension treatment. Audiovisual media is an educational medium that has good effectiveness for increasing knowledge because it stimulates more senses. This study used a one group pre test and post test design with a total sample of 63 people. The research instrument used was a video about hypertension and a hypertension knowledge questionnaire. Hypertension Fact Questionnare (HFQ). The results of the study were analyzed statistically using a test test. The results of the study from 63 respondents obtained that the average level of knowledge of patients before being given education was 6.95 and the average level of knowledge after being given education was 9.10 and the p value was 0.001 (<0.05), which means that there is an effect There was a significant difference between the knowledge level of hypertension patients before and after being given education through audio-visual media at the Sambirejo Health Center.Keywords: Hypertension, Knowledge, Audiovisual Media
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Propianibacterium acnes: ANTIBACTERIAL ACTIVITY ETHANOL EXTRACT OF TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) AGAINST Staphylococcus aureus AND Propianibacterium acnes Suci Rahmawati; O. Oktoviani; Putri Rizky Lailatur Rahmah; Heru Dwi Nugroho; Sipriyadi
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.489

Abstract

Staphylococcus aureus dan Propianibacterium acnes adalah bakteri yang menjadi salah satu penyebab masalah jerawat pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya hambat dari ekstrak etanol 96% tali putri (Cassytha filiformis L.) terhadap S.aureus dan P. acnes. Uji aktivitas antibakteri yang dilakukan pada peneltian ini menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak etanol 96% tanaman tali putri diuji pada konsentrasi 0,75%, 1,5%, 3%, 6%, 9%, 12%. Hasil uji aktivitas ekstrak etanol 96 % tanaman tali putri terhadap S. aureus pada konsentrasi ekstrak 0,75% , 1,5%, 3%, 6%, 9%, 12% masing-masing memiliki diameter hambat (clear zone) rata-rata  adalah 6,3 mm, 6 mm, 5 mm, 4,3 mm, 3,9 mm, dan 3,1 mm. Sedangkan hasil uji aktivitas ekstrak etanol 96 % tanaman tali putri terhadap P. acnes pada konsentrasi ekstrak 0,75% , 1,5%, 3%, 6%, 9%, 12% masing-masing memiliki diameter daya hambat (clear zone) rata-rata  adalah 1,1 mm, 8,2 mm, 2,6 mm, 2,95 mm, 2,87 mm, dan 5,72 mm. Aktivitas hambatan ekstrak etanol 96% tali putri terhadap bakteri S. aureus dan P. Acne terlihat pada konsentrasi 0.75% dengan diameter daya hambat masing-masingnya adalah 6,3 mm dan 1,1 mm.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI AGAROSA DARI TEPUNG AGAR DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT PROPILEN GLIKOL DAN ISOPROPIL ALKOHOL Suci Rahmawati
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v10i1.434

Abstract

Agarosa merupakan biopolimer kandungan utama dari rumput laut (Gracilaria gigas) yang sering dimanfaatkan dibidang bioteknologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi agarosa dari tepung agar dengan pelarut propilen glikol. Isolasi agarosa dilakukan dengan melarutkan tepung agar menggunakan pelarut propilen glikol pada suhu 105 oC dengan pengadukan untuk memperoleh 2% b/v larutan agar. Larutan agar didiamkan semalam pada suhu 10 oC dan pelarut isopropil alkohol ditambahkan untuk memperoleh Agaroas 1 (A1) dan pemurnian dilakukan dengan mengisolasi A1 dengan metode yang sama untuk memperoleh A2. Karakterisasi agarosa melalui penentuan nilai rendemen, kekuatan gel dan angka sulfat. Hasil penelitian menunjukkan  nilai rendemen A1 dan A2 adalah 81,49% dan 79,74%. . Hasil karakterisasi diperoleh kekuatan gel dan angka sulfat agarosa A1 dan A2 diperoleh masing-masingnya adalah 1431 g/cm2; 0,57% dan 1438 g/cm2; 0,40%. Simpulan, hasil isolasi Agarosa dari tepung agar yaitu A1 memiliki nilai rendemen yang lebih besar dibandingkan A2, akan tetapi hasil karakterisasi A2 memiliki nilai yang lebih baik dari A1.
EDUKASI PEMBUATAN JAMU YANG BAIK DAN AMAN PADA KELOMPOK JAMU GENDONG DI KOTA BENGKULU Suci Rahmawati; Nori Wirahmi; Camelia Dwi Putri Masrijal; Rose Intan Permasari; Oky Hermansyah; Samwilson Slamet
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 7 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i7.2252-2256

Abstract

Usaha Jamu Gendong (UJG) is a herbal medicine business carried out by individuals using traditional medicine ingredients in the form of fresh liquid to be sold directly to consumers. This service activity was aimed to increasing knowledge and providing skills on how to make good and safe jamu for UJG group in Bengkulu City. This activity was carried out on October 22, 2022 with 20 participants. This service activity is carried out using discussion and demonstration methods. Evaluation of activities is carried out by giving questionnaire sheets given before and after the activity. The results of the questionnaire evaluation obtained that the average score of 20 participants before and after the activity was 90.6 and 99.2, respectively. From the implementation of the activities, it can be concluded that there is an increase in the knowledge of the herbal medicine group regarding how to make good and safe traditional medicines.
Formulasi Sediaan Balsem Stik Oleoresin Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt) Suci Rahmawati
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v10i2.502

Abstract

Oleoresin biji pala (Myristica fragrans Houtt) memiliki kandungan trimistin yang memiliki aktivitas sebagai analgetik-antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui memformulasi oleorein biji pala sebagai balsem stik dan mengetahui formula dengan sifat fisik terbaik. Pada penelitian ini oleoresin pala diperoleh dengan metode maserasi kinetic dan diformulasi menja empat formula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Balsem stik kemudian dievaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya oles, daya sebar dan uji stabilitas pada suhu kamar. Hasil penelitian terlihat bahwa uji organoleptis dari empat formula memiliki warna yang berbeda: F0 berwarna putih, F1 berwarna coklat muda sedangkan F2 dan F3 berwarna coklat dengan formula berbau khas pala pada F1, F2, dan F3. Uji homogenitas formula menunjukan hasil yang homogen. Keempat formula menunjukkan uji daya oles yang baik dengan nilai pH 4.5-6.5. Nilai daya sebar F1, F2, dan F3 memenuhi standar sediaan topikal semistiff yaitu 3-5 cm), sedangkan F0 tidak memenuhi. Uji stabilitas terlihat stabil pada evaluasi fisik sediaan kecuali pada daya sebar F0, F1 dan F2 yang mengalami penurunan, sedangkan F3 terlihat paling satabil. Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa oleoresin pala dapat diformulasi menjadi sediaan balsam stick dengan kosentrasi terbaik 15% yaitu pada F3.
PEMANFAATAN CASCARA SEBAGAI BAHAN SABUN SCRUB DI DESA TAPAK GEDUNG KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmawati; Ika Gusriani; Yetti Purnama
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.330-334

Abstract

Tapak Gedung merupakan salah satu desa di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu yang bergantung pada pertanian kopi. Di Desa ini terdapat air terjun Curug Embun yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan eduwisata. Kegiatan pengabdian pembuatan sabun scrub cascara dirancang untuk meningkatkan pengetahuan kelompok mitra sasaran di Desa Tapak Gedung dalam meningkatkan nilai jual produk olahan pertanian kopi. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Kelompok sasaran kegiatan ini adalah kader desa Tapak Gedung. Tim memberikan materi tentang pengembangan produk kopi dan pembuatan sabun. Demonstrasi pengolahan cascara menjadi sabun scrub dilakukan secara berkelompok dengan panduan dari tim pengabdian. Pre-test dan post-test diberikan pada partisipan kegiatan untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Pemberian kuisioner kepuasan juga dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan. Kegitan pengabdian telah dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Juni 2023 yang diikuiti oleh 20 orang kader desa. Kader desa berhasil mempraktekkan pembuatan sabun scrub cascara dan menghasilkan produk sabun dengan bentuk yang baik. Hasil pre-test dan post-test masing-masingnya adalah 38,95 dan 67,90. Evaluasi kepuasan mitra terlihat bahwa 73,7% mitra puas; 26,3% mitra cukup puas dan 0% mitra tidak puas terhada pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh tim pengabdian. Kesimpulan pelaksanaan kegiatan ini adalah mitra dapat mempraktekkan pembuatan sabun scrub cascara dan terdapat peningkatan pengetahuan mitra setelah pelaksanaan kegiatan.
TRANSDERMAL PATCH FORMULATION OF NUTMEG EXTRACT WITH HPMC (HYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE) AND EC ETHYL CELLULOSE (EC) AS POLYMERS Suci Rahmawati; Yetti Purnama; Kurnia Dewiani; Oky Hermansyah; Nizella Syaenri; Sari Surya Guma Sri; Elda Jumiati
Proceeding B-ICON Vol. 2 No. 1 (2023): Proceeding of The 3rd Bengkulu International Conference on Health (B-ICON 2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/bicon.v2i1.160

Abstract

Nutmeg seed extract (Myristica fragrans Houtt) contains myristicin which have been an anti-inflammatory effect. Nutmeg seed extract is formulated into transdermal patch to avoid the first pass effect. This study was aimed to determine the best nutmeg extract patch transdermal formula using HPMC and EC as polymers. In this study, nutmeg extract was obtained by kinetic maceration method using 96% ethanol. The patch formula was designed into two formulas that have different types of polymer with a concentration of 4.5%, namely FP1 with HPMC polymer and FP2 with EC polymer. Patches that were evaluated for physical properties included organoleptics, weight uniformity, patch thickness, folding resistance test, drying shrinkage, absorbency test and pH. The results showed that FP1 had good organoleptic (elastic shape and even brown color); Uneven weight and thickness (SD < 0.05); Folding endurance test of 300 X; drying shrinkage 25%; absorption capacity of 8.1% and pH 6. Meanwhile, FP2 appears to have poor organoleptic properties (wrinkled shape and uneven brown color; uneven weight (SD < 0.05); uneven thickness (SD > 0.05); test folding resistance of 100 X, drying shrinkage 22.5%; absorption capacity of 20.2% and pH 6. In this study it can be concluded that FP1 with HPMC was the best formula for transdermal patch containing ethanol extract of nutmeg seeds.