Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Kecepatan Pengujian Terhadap Hasil Uji Tarik Pelat Baja Y Djoko Setiyarto
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.776 KB) | DOI: 10.28932/jts.v7i2.1346

Abstract

Kegiatan eksperimental uji tarik merupakan salah satu bagian dari kegiatan penelitian yang wajibdilakukan untuk mengetahui properti material. Tulisan berikut tidak hanya memaparkan hasil ujitarik pelat baja, namun juga membahas masalah jenis dan besaran kecepatan pengujian yangkadang harus diambil keputusan penggunaanya sebelum eksperimental dilakukan. Diketahuibahwa hasil eksperimental yang menggunakan kecepatan pengujian load control dan displacementcontrol adalah berbeda, meskipun besaran nilai properti yang dihasilkan hampir sama.
Perilaku Sambungan Sekrup (Self Drilling Screw) pada Sambungan Momen Sebidang untuk Struktur Baja Ringan Y Djoko Setiyarto
Jurnal Teknik Sipil Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.789 KB) | DOI: 10.28932/jts.v8i1.1353

Abstract

Penggunaan sekrup sebagai pengencang sambungan momen pada struktur baja ringan umum dilakukan terutama untuk konstruksi atap. Berbeda dengan baut, mekanisme tumpu pada sekrup dapat disertai pula dengan mekanisme tarik yang menyebabkan sekrup tertarik keluar (pull-out) dari bidang sambungan, mengingat sekrup tidak menggunakan mur. Analisis desain yang disertai dengan kegiatan eksperimental berikut akan memaparkan tentang perilaku dan bentuk kehancuran (failure mode) pada sambungan momen struktur baja ringan yang menggunakan sekrup. Hasil eksperimental menunjukkan bahwa sebagian besar sekrup mengalami rotasi dan tertarik keluar bidang sambungan (pull-out) sehingga dapat menurunkan kekuatan sambungan. Diketahui pula bahwa sekrup yang memiliki eksentrisitas besar terhadap pusat sambungan dan berlokasi dekat dengan beban, akan berpotensi putus akibat besarnya gaya geser yang diterima.
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SEKRUP TIPE SELF DRILLING SCREW PADA SAMBUNGAN BAJA RINGAN (COLD FORMED STEEL) Fahmi Savero Devtrina; Y. Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 1 No 1 (2020): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1234.058 KB) | DOI: 10.34010/crane.v1i1.4178

Abstract

Penggunaan baja ringan (cold formed steel) sebagai bahan konstruksi sudah semakin popular. Di Indonesia, penggunaan baja ringan biasanya diaplikasikan pada struktur atap dengan menggunakan sekrup self drilling screw sebagai alat sambung. Sekrup tidak menggunakan mur seperti baut pada umumnya, sehingga kegagalan lebih mungkin terjadi pada jenis alat sambung ini. Penelitian eksperimental ini menguji sambungan baja ringan yang menggunakan self drilling screw dengan mekanisme tumpu dan diberikan beban tarik aksial. Variabel spesimen dibedakan berdasarkan ketebalan profil baja ringan, jumlah dan formasi self drilling screw yang digunakan. Dari hasil eksperimental diketahui bahwa mekanisme keruntuhan yang terjadi berupa keruntuhan tilting, keruntuhan hole-bearing dan keruntuhan pull-over. Diperoleh pula kekuatan sambungan (Pmax) terbesar yang terdapat pada sambungan dengan menggunakan 3 buah self drilling screw yang dipasang zig-zag, baik hasil pengujian laboratorium maupun perhitungan teoritis. Hasil yang logis berdasarkan pengaruh jumlah sekrup, karena semakin banyak sekrup semakin besar kekuatan sambungan, tetapi itupun dipengaruhi oleh pola perletakan sekrup yang digunakan.
PEMODELAN TEROWONGAN PADA BATUAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT Junaida Wally; Muhammad Riza; Y. Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 1 No 1 (2020): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.096 KB) | DOI: 10.34010/crane.v1i1.4180

Abstract

Dalam pemodelan suatu terowongan pada batuan sangat penting untuk memperhatikan kondisi geologi dari lokasi terowongan tersebut. Sebab pada batuan terdapat bidang diskontinu yang akan mempengaruhi model suatu terowongan. Dimana salah satunya berupa joint. Joint merupakan bagian lemah dari batuan. Dengan adanya joint maka displacement yang terjadi di sekitar terowongan menjadi lebih besar. Pada studi ini analisis dilakukan menggunakan metode empirik, dari metode empirik akan diperoleh rekomendasi penggalian dan penyangga yang sesuai dengan kondisi geologi. Kemudian hasil tersebut akan diverifikasi dengan menggunakan metode finite element PHASE2 dan Plaxis 3D Tunnel. Pemodelan tanah/batuan yang digunakan untuk PHASE2 adalah Mohr Coulumb dan Hoek and Brown dengan mempertimbangkan joint maupun tidak ada joint. Pemodelan tanah/batuan untuk Plaxis 3D Tunnel adalah Mohr Coulumb. Pada Metode finite element terowongan akan ditinjau untuk kondisi unsupport dan support. Nilai yang akan dianalisis pada metode numerik adalah besarnya deformasi yang terjadi di sekitar terowongan, tegangan yang bekerja di sekitar terowongan, bending moment dan shear force yang bekerja pada shotcrete.
STUDI EKSPERIMENTAL BETON GEOPOLIMER DENGAN MEMANFAATKAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DAN SERAT MAT SEBAGAI ADITIF Nisa Latifah Gandina; Y. Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 1 No 1 (2020): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.109 KB) | DOI: 10.34010/crane.v1i1.4181

Abstract

Semen adalah material yang paling penting dalam pembuatan beton konvensional. Ketika dalam produksinya, pada saat yang sama sejumlah CO2 juga akan diproduksi sebagai akibat sampingan dan akan mencemari udara. Beton geopolimer akan diperkenalkan sebagai beton alternatif yang tidak menggunakan semen apapun dalam pencampuran tetapi menggunakan abu terbang, NaOH dan Na2SiO3 digunakan sebagai zat pengaktif, serta ditambahkan pula serat mat sebagai bahan aditif. Dalam penelitian ini dibuat 6 sampel beton geopolimer yang dibedakan menjadi 3 dengan komposisi sebagai berikut : Campuran 1,5 M Sodium Hidroksida dengan Sodium Silikat terhadap Sodium Hidroksida dengan rasio 0,5 dan 1,5 dan proses curing dengan cara dioven serta penambahan serat mat sebagai bahan aditif; Campuran 1,5 M Sodium Hidroksida dengan Sodium Silikat terhadap Sodium Hidroksida dengan rasio 0,5 dan 1,5 dan proses curing dengan cara dioven serta tanpa penambahan serat mat; Campuran 1,5 M Sodium Hidroksida dengan Sodium Silikat terhadap Sodium Hidroksida dengan rasio 0,5 dan 1,5 dan proses curing dengan cara tidak dioven serta penambahan serat mat sebagai bahan aditif. Berdasarkan pengujian kuat tekan, rasio perbandingan sodium silikat dengan sodium hidroksida 0,5 menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio 1,5. Untuk proses curing dengan cara tidak dioven menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan proses curing dengan cara dioven. Penggunaan serat mat diketahui dapat meningkatkan daktilitas material geopolimer.
PEMODELAN HYDRAULIC FRACTURE PADA SAAT PENGISIAN WADUK PERTAMA BENDUNGAN ROCKFILL Wilson Koven; Muhammad Riza; Y. Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 1 No 1 (2020): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2020.638 KB) | DOI: 10.34010/crane.v1i1.4182

Abstract

Bendungan rockfill akan mengalami kondisi kritis pada awal pengisian waduk akibat terjadinya hydraulic fracture pada hulu inti bendungan. Hydraulic fracture (retak hidrolis) pada bendungan rockfill terjadi akibat tanah tidak mampu menahan tegangan tarik dari tekanan hidrolis. Tegangan tarik akan terjadi apabila tekanan air pori lebih besar dari tegangan efektif tanah. Tekanan air pori akan meningkat pada saat pengisian waduk dan akan mengurangi tegangan efektif tanah. Untuk menganalisis perubahan tekanan air pori dan tegangan efektif selama proses pengisian maka dilakukan pemodelan potensi hydraulic fracture. Pada studi ini, pemodelan potensi hydraulic fracture dilakukan dengan model tanah elastic-plastic untuk inti bendungan dan linear-elastic untuk filter dan rockfill dengan kondisi tanah unsaturated di mana koefisien rembesan merupakan fungsi Soil-Water Characteristic Curve (SWCC). Pemodelan dilakukan menggunakan software komputer SEEP/W untuk menganalisis rembesan dan SIGMA/W untuk menganalisis tegangan. Pada studi ini akan ditampilkan pola debit rembesan, kontur tekanan air pori, tegangan total, dan tegangan efektif pada hulu inti bendungan.
PENGGUNAAN TANAH LIAT UNTUK MENGURANGI JUMLAH SEMEN PADA BETON GEOPOLIMER Gino Marino; Y. Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 1 No 2 (2020): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.902 KB) | DOI: 10.34010/crane.v1i2.4186

Abstract

Perkembangan teknologi di bidang rekayasa struktur dan penggunaan beton semen sebagai salah satu alternatif bahan bangunan masih banyak digunakan. Hal ini karena bahan penyusun beton seperti semen, agregat, dan air mudah didapatkan. Akan tetapi, penggunaan semen banyak menimbulkan masalah, yaitu adanya gas karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara pada saat produksi semen yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Banyaknya gas karbondioksida sebanding dengan produksi semen tersebut (Davidovits, 1994), dapat dibayangkan semakin banyak semen dikonsumsi, maka semakin banyak pula gas karbondioksida yang di produksi. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor pendorong ditemukannya bahan alternatif berupa beton geopolimer yang menggunakan berbagai bahan mineral alam seperti fly ash, tanah liat, dan lain-lain yang berfungsi sebagai bahan baku sintesis geopolimer. Tanah liat memiliki kandungan unsur kimia yang hampir sama dengan semen yaitu mengandung Alumunium (Al), Silika (Si), Besi Oksida (FeO) dan Magnesium Oksida (MgO) yang mempunyai peran penting dalam mempercepat proses pengikatan dan pengerasan pada beton. Namun berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan pada umur beton 28 hari, pengurangan jumlah semen dengan geopolimer tidak memberikan hasil kuat tekan yang lebih baik dibandingkan dengan beton konvensional, karena didalam unsur kimia tanah liat tidak terdapat unsur Kalsium (CaO) yang membentuk kekuatan beton geopolimer.
Pengembangan Software Visual Basic 6.0 Sebagai Perhitungan Section Properties Pada Penampang Girder Jembatan Egi Rizaldi; Y Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 2 No 2 (2021): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.178 KB) | DOI: 10.34010/crane.v2i2.5009

Abstract

Pembuatan program ditujukan untuk mempermudah dalam perhitungan section properties dan juga menghemat waktu dalam proses perhitungan. Pembuatan aplikasi perhitungan section properties ini menggunakan software visual basic. Beberapa perhitungan dalam section properties antara lain meliputi perhitungan momen inersia, modulus penampang dan modulus elastisitas. Sedangkan pembuatan aplikasi meliputi tampilan menu, pengkodean program, menyempurnakan program dan menjadikan program dalam format .exe. Untuk pembuktian bahwa aplikasi yang dibuat berjalan dengan baik maka dilakukan perhitungan secara manual maupun dengan menggunakan program dan divalidasi. Hasil validasi membuktikan bahwa hasil perhitungan cocok.
Analisis Kolom Berpenampang Bujur Sangkar Menggunakan Program Rekayasa Struktur Sap2000 V18.2.0 Dan Program Sp Column V4.81 Rangga Wirachma; Y Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 2 No 2 (2021): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.859 KB) | DOI: 10.34010/crane.v2i2.5010

Abstract

Perkembangan teknologi di bidang komputer rekayasa struktur merubah pola pikir seorang insyur sipil dalam melakukan perhitungan kapasitas penampang kolom. Mengingat perhitungan secara manual dirasa terlalu sulit dan menguras waktu serta tenaga, ditambah lagi hasil keluaran (output) yang kurang akurat. Dalam dunia konstruksi, program SAP2000 dan program SP Column sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam menganalisis kekuatan struktur secara cepat dan tepat. Dalam penelitian menghitung kapasitas penampang kolom ini, dilakukan analisis perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan memakai program bantu (software) dan perhitungan secara manual agar hasil analisis dari program dapat dilacak secara teoritis. Kolom yang ditinjau dalam penelitian ini berupa kolom yang dibebani balok kantilever dan kolom yang dibebani balok jepit. Hasilnya, kolom yang dibebani balok kantilever mengalami momen maksimum yang lebih besar dibandingkan dengan kolom yang dibebani balok jepit. Hal ini diperjelas dengan hasil dari perhitungan menggunakan program bantu (software) dan perhitungan secara manual tidaklah jauh berbeda yaitu berupa diagram interaksi.
PENGARUH PENGGUNAAN ZAT EPOXY TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Y Djoko Setiyarto
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 3 No 1 (2022): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2143.536 KB) | DOI: 10.34010/crane.v3i1.7135

Abstract

kemampuan dalam menahan gaya tekan, namun memiliki kuat tarik yang rendah. Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang cukup sering digunakan pada jalan, jembatan, bendungan, gedung, rumah, dan lain – lain. Untuk memperoleh kekuatan optimal dari beton dibutuhkan waktu 28 hari. Tujuan penggunaan Zat Epoxy pada penelitian ini adalah untuk mengetahui daya rekat epoxy terhadap beton segar (ibeton normali) dengan campuran agregat beton di dalamnya. Pada penelitian ini variasi yang digunakan adalah beton normal, beton dengan campuran Zat Epoxy sebanyak 0,3%, 0,5% dan 0,8% dari berat keseluruhan semen dengan kuat tekan rencana sebesar 20MPa. Benda uji yang dipakai pada penelitian ini adalah silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, yang dilakukan pada saat beton berumur 1 hari, 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Untuk nilai kuat tekan maksimum pada beton normal dicapai pada hari ke 28 dengan nilai kuat tekan 26,4 MPa, dan untuk nilai kuat tekan beton pada beton epoxy dicapai lebih tinggi pada hari ke 28 juga untuk beton epoxy 0,3% sebesar 20,58MPa. Untuk hasil paling kecil dari kedua perbandingan tersebut untuk beton normal ada di 1 hari yang berkekuatan 4,24 MPa. Dan untuk beton epoxy yang terendah adalah 2,08 MPa pada 1 hari di 0,8%. Tapi dengan hipotesa penelitian ini, ditujukan bahwa menggunnakan zat epoxy akan banyak berpengaruh pada kekuatan beton, contohnya di 3 hari beton epoxy 0,8% beton sudah mencapai kuat tekan maksimumnya sebesar 19,64 MPa. Sedangkan beton normal butuh waktu 28 hari untuk mencapai hasil maksimumnya.