Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu

TIPOLOGI RUANG HUNIAN DI KAMPUNG BATIK SEMARANG Santi Widiastuti
Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) Vol 1 No 1 (2021): SEMNASTEKMU
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/semnastekmu.v1i1.93

Abstract

ABSTRAK Keberadaan kampung Batik yang berlokasi di Kecamatan Semarang Timur sangat berhubungan erat dengan sejarah berdirinya Kota Semarang pada sekitar tahun 1800-an yang konon dulunya merupakan sentra kerajinan batik di masa lampau (era kolonial Belanda). Namun dalam perjalanan sejarah kota, kampung Batik yang termasuk juga merupakan saksi bisu dari Pertempuran Lima Hari Semarang pada tahun 1945 serta sempat mengalami fase mati total dalam eksistensinya sebagai kampung Batik dikarenakan tidak ada aktivitas membatik dalam rentang kurun waktu dari tahun 1970 sampai 1980-an. Terkait upaya nguri-nguri budaya batik di kampung tersebut maka warga berusaha mengadakan kegiatan untuk menghidupkan kembali identitas Kampung Batik pada tahun 2005. Dengan banyaknya kejadian yang ada pada Kampung Batik di tiap masanya, membawa pengaruh terhadap ruang permukiman yang ada di dalamnya. Perubahan dan fisik yang terjadi pasti tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya setempat. Berbagai perubahan yang terjadi dalam rentang waktu tertentu akan memperlihatkan bagaimana Kampung Batik dapat berkembang, sebagai refleksi dari sebuah kampung kota dengan karakteristik khasnya dengan fungsi ganda sebagai hunian maupun rumah produksi batik, namun dengan tetap mempertahankan konsep-konsep tatanan ruang rumah tradisional Jawa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan rasionalistik yang berlandaskan pada teori mengenai kampung kota, ruang dan tempat, serta tipologi perumahan yang bertujuan untuk menemukan tipologi tata ruang pada arsitektur rumah pada lokasi penelitian. Kajian teori yang dilakukan meliputi teori tipologi yang berfokus pada sistem keruangan/tata letak ruang, sistem spasial serta apa yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Pada penelitian disertai pula dengan pengumpulan data observasi langsung di lokasi penelitian, serta wawancara kepada key person. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perkembangan tipologi yang terjadi di Kampung Batik meliputi aspek fungsi ruang, bentuk ruang, hubungan ruang terkait privasi, orientasi ruang, dan sirkulasi ruang serta gaya arsitektural. Kata Kunci: tipologi tata ruang, rumah kampung batik, Semarang
Optimalisasi Wisata Kampung Batik Semarang Sebagai Permukiman Yang Berbasis Sejarah Santi Widiastuti; Jennie Kusumaningrum; Lies Handrijaningsih
Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) Vol 3 No 1 (2023): SEMNASTEKMU
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/semnastekmu.v3i1.211

Abstract

Having been a center for batik activities in the past but experiencing suspended animation in 1970, the condition of the batik village after independence actually experienced a dark period including the title of being a slum village, unsafe because it was a den of criminals and always flooded. Kampung batik is known as an ancient village, whose formation coincided with the history of the city of semarang, its fate experienced ups and downs. However, in 1980, batik craftsmen attempted to revive semarang batik production, although it was not yet optimal due to capital constraints and inadequate human resources in terms of skills. Starting from the concerns that occurred in this historic settlement, the semarang city government carried out the revitalization of the batik village in 2005 and experienced rapid progress until the enactment of regional regulation (perda) no. 14 of 2011 concerning the establishment of batik villages as cultural heritage through the establishment of a thematic village program. The research method is qualitative research with historical methods, which includes heuristics (collecting sources), criticism, interpretation, and writing down facts. The data collection techniques used were interviews, observation and document study. The results of the research can be concluded that batik villages with cultural potential and through community empowerment have become one of the batik producing areas as well as cities with cultural tourism destinations in central java province.