Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENAMBAHAN FLY ASH DAN SERAT SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BETON Eko Siswanto; April Gunarto
U Karst Vol 3, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.333 KB) | DOI: 10.30737/ukarst.v3i1.352

Abstract

Along with the development of technology today many types of materials and mixtures are used. This study used concrete K-225 jobmix and carried out the addition of coconut fiber as an addition to coarse aggregate and Fly ash as a cement enhancer.Jobmix variations of concrete are 0%, 10%, 20%, 30%, and 40%. The number of test specimens from each variation was made 3 pieces of specimens in the form of cubes 15 x 15 x 15 cm, testing the specimens was carried out at the age of 28 days. By testing compressive strength and absorption.The results showed that the average compressive strength of concrete in each variation was 0% (2800 kg / cm2), 10% (2520 kg / cm2), 20% (2016 kg / cm2), 30% (1411 kg / cm2) and 40% (846 kg / cm2). From the average - compressive strength of concrete in each variation data obtained that the value of compressive strength of concrete with a variation of 10% is equal to the average value of compressive strength K-225. The optimum percentage of coconut fiber fibers in the compressive strength of concrete at a variation of 10% with the conversion results of 260 kg / cm3 reaching k-225 quality. Absorption test with the addition of coconut fiber fibers and Fly ash in each variation with an average of ¼ hour (0.101 ml), 1 hour (0.046 ml), 4 hours (0.016 ml), and 24 hours (0.037 ml) Keywords: Compressive Strength, Absorption, Coconut Fiber, Fly ash.Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini banyak jenis bahan dan campuran digunakan. Penelitian ini menggunakan beton K-225 jobmix dan melakukan penambahan serat kelapa sebagai tambahan agregat kasar dan Fly ash sebagai penambah semen. Variasi beton Jmmix adalah 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40% . Jumlah spesimen uji dari masing-masing variasi dibuat 3 buah spesimen dalam bentuk kubus 15 x 15 x 15 cm, pengujian spesimen dilakukan pada umur 28 hari. Dengan menguji kuat tekan dan absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata beton pada setiap variasi adalah 0% (2800 kg / cm2), 10% (2520 kg / cm2), 20% (2016 kg / cm2), 30% (1411 kg / cm2) dan 40% (846 kg / cm2). Dari rata - rata kuat tekan beton pada setiap variasi data diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton dengan variasi 10% sama dengan nilai rata - rata kuat tekan K-225. Persentase optimal serat serabut kelapa dalam kekuatan tekan beton pada variasi 10% dengan hasil konversi 260 kg / cm3 mencapai kualitas k-225. Uji absorpsi dengan penambahan serat serabut kelapa dan abu terbang di setiap variasi dengan rata-rata ¼ jam (0,101 ml), 1 jam (0,046 ml), 4 jam (0,016 ml), dan 24 jam (0,037 ml)Kata Kunci: Kekuatan Tekan, Penyerapan, Serat Kelapa, Fly ash
PENGECEKAN KELAYAKAN BANGUNAN GEDUNG SMA NEGERI 1 KOTA KEDIRI YANG DIGUNAKAN UNTUK AKTIFITAS BELAJAR Agata Iwan Candra; Yosef Cahyo Setianto Poernomo; Ahmad Ridwan; Sigit Winarto; Edy Gardjito; Eko Siswanto
Jurnal Abdi Masyarakat Vol 2, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v2i2.371

Abstract

Hammer test merupakan bagian dari pengecekan kelayakan dari sebuah bangunan struktur gedung , jembatan , ataupun bangunan struktur yang berhubungan dengan beton. Pada salah satu bangunan existing Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kediri yang akan dilakukan renovasi dan penambahan lantai terdapat retakan – retakan yang terlihat seperti pada kolom, pelat atap dan tembok. Adanya keretakan tersebut dapat mempengaruhi pengambilan tindakan terkait renovasi bangunan tersebut, apakah harus membongkar total banguna tersebut atau hanya melakukan penambalan pada bagian struktur yang mengalami keretakan. Dari data-data yang diambil dari lapangan dapat disimpulkan bahwa pengecekan kelayakan banguan sekolah menengah atas negeri 1 kota kediri diambil dari kekuatan pelat atap dan balok penyangga pelat dengan menggunakan hammer test, maka didapatlah nilai dari perhitungan, Fc’ rencana pelat senilai 20,75 Mpa atau 250 Kg/cm² dan untuk Fc’ rencana balok senilai Mpa atau 250 Kg/cm² sedangkan hasil yang diperoleh dari lapangan untuk perhitungan pelat senilai 280,23 Kg/cm² yang berarti lebih besar dari nilai rencana, dan untuk perhitungan balok hanya mencapai 234,37 Kg/cm² yang berarti di bawah nilai yang di rencanakan yaitu 250 Kg/cm²
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG Studi Kasus : Pembangunan Gedung STKIP PGRI Trenggalek Suwarno Suwarno; Eko Siswanto; Heri Wahyudiono
U Karst Vol 2, No 2 (2018): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.948 KB) | DOI: 10.30737/ukarst.v2i2.343

Abstract

Pile foundation is a relatively long and slender trunk that is used to channel the load of the foundation through the soil layer with low carrying capacity of the soil layer that has a high carrying capacity. The foundation is an important part in the structure of a building. In particular, high rise buildings are now increasingly being used, both private homes and public facilities. The foundation is the load-bearing element of the column which then distributes it to the hard soil layer. Keywords: Foundation, Pile Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative Panjang dan langsing yang digunakan  untuk  menyalurkan  beban  pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi. Pondasi merupakan salah satu bagian penting dalam struktur bangunan. Khususnya   bangunan gedung bertingkat yang sekarang ini semakin banyak digunakan, baik rumah pribadi maupun fasilitas umum. Pondasi adalah elemen pemikul beban dari kolom yang kemudian menyalurkannya ke lapisan tanah keras. Kata Kunci: Pondasi, Tiang Pancang
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG Studi Kasus : Pembangunan Gedung STKIP PGRI Trenggalek Suwarno Suwarno; Eko Siswanto; Heri Wahyudiono
U Karst Vol. 2 No. 2 (2018): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/ukarst.v2i2.343

Abstract

Pile foundation is a relatively long and slender trunk that is used to channel the load of the foundation through the soil layer with low carrying capacity of the soil layer that has a high carrying capacity. The foundation is an important part in the structure of a building. In particular, high rise buildings are now increasingly being used, both private homes and public facilities. The foundation is the load-bearing element of the column which then distributes it to the hard soil layer. Keywords: Foundation, Pile Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative Panjang dan langsing yang digunakan  untuk  menyalurkan  beban  pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi. Pondasi merupakan salah satu bagian penting dalam struktur bangunan. Khususnya   bangunan gedung bertingkat yang sekarang ini semakin banyak digunakan, baik rumah pribadi maupun fasilitas umum. Pondasi adalah elemen pemikul beban dari kolom yang kemudian menyalurkannya ke lapisan tanah keras. Kata Kunci: Pondasi, Tiang Pancang
PENAMBAHAN FLY ASH DAN SERAT SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BETON Eko Siswanto; April Gunarto
U Karst Vol. 3 No. 1 (2019): APRIL
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/ukarst.v3i1.352

Abstract

Along with the development of technology today many types of materials and mixtures are used. This study used concrete K-225 jobmix and carried out the addition of coconut fiber as an addition to coarse aggregate and Fly ash as a cement enhancer.Jobmix variations of concrete are 0%, 10%, 20%, 30%, and 40%. The number of test specimens from each variation was made 3 pieces of specimens in the form of cubes 15 x 15 x 15 cm, testing the specimens was carried out at the age of 28 days. By testing compressive strength and absorption.The results showed that the average compressive strength of concrete in each variation was 0% (2800 kg / cm2), 10% (2520 kg / cm2), 20% (2016 kg / cm2), 30% (1411 kg / cm2) and 40% (846 kg / cm2). From the average - compressive strength of concrete in each variation data obtained that the value of compressive strength of concrete with a variation of 10% is equal to the average value of compressive strength K-225. The optimum percentage of coconut fiber fibers in the compressive strength of concrete at a variation of 10% with the conversion results of 260 kg / cm3 reaching k-225 quality. Absorption test with the addition of coconut fiber fibers and Fly ash in each variation with an average of ¼ hour (0.101 ml), 1 hour (0.046 ml), 4 hours (0.016 ml), and 24 hours (0.037 ml) Keywords: Compressive Strength, Absorption, Coconut Fiber, Fly ash.Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini banyak jenis bahan dan campuran digunakan. Penelitian ini menggunakan beton K-225 jobmix dan melakukan penambahan serat kelapa sebagai tambahan agregat kasar dan Fly ash sebagai penambah semen. Variasi beton Jmmix adalah 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40% . Jumlah spesimen uji dari masing-masing variasi dibuat 3 buah spesimen dalam bentuk kubus 15 x 15 x 15 cm, pengujian spesimen dilakukan pada umur 28 hari. Dengan menguji kuat tekan dan absorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata beton pada setiap variasi adalah 0% (2800 kg / cm2), 10% (2520 kg / cm2), 20% (2016 kg / cm2), 30% (1411 kg / cm2) dan 40% (846 kg / cm2). Dari rata - rata kuat tekan beton pada setiap variasi data diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton dengan variasi 10% sama dengan nilai rata - rata kuat tekan K-225. Persentase optimal serat serabut kelapa dalam kekuatan tekan beton pada variasi 10% dengan hasil konversi 260 kg / cm3 mencapai kualitas k-225. Uji absorpsi dengan penambahan serat serabut kelapa dan abu terbang di setiap variasi dengan rata-rata ¼ jam (0,101 ml), 1 jam (0,046 ml), 4 jam (0,016 ml), dan 24 jam (0,037 ml)Kata Kunci: Kekuatan Tekan, Penyerapan, Serat Kelapa, Fly ash
PENGECEKAN KELAYAKAN BANGUNAN GEDUNG SMA NEGERI 1 KOTA KEDIRI YANG DIGUNAKAN UNTUK AKTIFITAS BELAJAR Agata Iwan Candra; Yosef Cahyo Setianto Poernomo; Ahmad Ridwan; Sigit Winarto; Edy Gardjito; Eko Siswanto
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v2i2.371

Abstract

Hammer test merupakan bagian dari pengecekan kelayakan dari sebuah bangunan struktur gedung , jembatan , ataupun bangunan struktur yang berhubungan dengan beton. Pada salah satu bangunan existing Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kediri yang akan dilakukan renovasi dan penambahan lantai terdapat retakan – retakan yang terlihat seperti pada kolom, pelat atap dan tembok. Adanya keretakan tersebut dapat mempengaruhi pengambilan tindakan terkait renovasi bangunan tersebut, apakah harus membongkar total banguna tersebut atau hanya melakukan penambalan pada bagian struktur yang mengalami keretakan. Dari data-data yang diambil dari lapangan dapat disimpulkan bahwa pengecekan kelayakan banguan sekolah menengah atas negeri 1 kota kediri diambil dari kekuatan pelat atap dan balok penyangga pelat dengan menggunakan hammer test, maka didapatlah nilai dari perhitungan, Fc’ rencana pelat senilai 20,75 Mpa atau 250 Kg/cm² dan untuk Fc’ rencana balok senilai Mpa atau 250 Kg/cm² sedangkan hasil yang diperoleh dari lapangan untuk perhitungan pelat senilai 280,23 Kg/cm² yang berarti lebih besar dari nilai rencana, dan untuk perhitungan balok hanya mencapai 234,37 Kg/cm² yang berarti di bawah nilai yang di rencanakan yaitu 250 Kg/cm²