Donny Prasetyo Priyatmoko
Rumah Sakit Umum Daerah Waled Cirebon

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Angka Mortalitas dan Faktor Risiko pada Pasien Geriatri yang Menjalani Operasi Emergensi Akut Abdomen di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014−2015 Priyatmoko, Donny Prasetyo; Sudjud, Reza Widianto; Kadarsah, Rudi Kurniadi
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.67 KB) | DOI: 10.15851/jap.v5n2.1109

Abstract

Geriatri memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan dalam bidang anestesi dan tindakan operasi karena terdapat kemunduran sistem fisiologis dan farmakologis sejalan dengan penambahan usia. Penelitian di Yunani tahun 2007 menjelaskan bahwa angka mortalitas akibat tindakan operasi setelah usia 65 tahun menjadi 3 kali lipat dibanding dengan usia 18−40 tahun. Angka mortalitas geriatri tahun 2007 pada operasi elektif sebesar 5%, sedangkan operasi emergensi sebesar 10%. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh angka mortalitas dan faktor risiko pada pasien geriatri yang menjalani operasi emergensi akut abdomen tahun 2014−2015. Tipe penelitian ini merupakan deskriptif dengan pendekatan retrospektif terhadap 180 subjek penelitian yang diambil di bagian rekam medis sejak Juli−Oktober 2016 pada pasien geriatri yang menjalani operasi emergensi akut abdomen di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2014−2015. Hasil penelitian ini memperlihatkan angka mortalitas sebesar 9% dengan faktor penyebab mortalitas paling dominan adalah syok sepsis sebesar 50%. Faktor predisposisi disebabkan oleh indeks massa tubuh <18,5 kg/m2 sebesar 56,3%, diagnosis primer tumor intestinal sebesar 31,3%, penyakit penyerta diabetes melitus sebesar 31,3%, sepsis sebesar 93,8%, hipoalbumin sebesar 56,3% dan status fisik ASA 4E sebesar 62,5%. Simpulan, faktor presipitasi disebabkan oleh waktu respons penanganan >6 jam sebesar 93,8% dan komplikasi pascaoperasi severe sepsis disertai pneumonia sebesar 50%. Kata kunci: Akut abdomen, angka mortalitas, geriatri, operasi emergensi Mortality Rate and Risk Factor in Geriatric Patients Undergo Emergency Surgery for Acute Abdoment in Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2014−2015Geriatric has special anesthetic and surgical consideration because of reducing physiologic function and pharmacodynamic as the age increase. A study in Greece in 2007 shows that surgery in patient more than 65 year old has three times mortality rate than 18–40 years old patients. Geriatric mortality rate in 2007 undergo elective surgery is 5%, while the emergency surgery 10%. Purpose of this study was to obtain mortality rate and risk factor in geriatric patients underwent emergency surgery for acute abdomen in 2014−2015. This was a descriptive retrospective study of 180 subjects taken from the medical records in July to October, 2016 in geriatric patients underwent emergency surgery for acute abdomen at the Dr. Hasan Sadikin hospital in 2014−2015. Results of this study showed a mortality rate of 9%, with most dominant factors that cause mortality was septic shock (50%). Predisposing factors was the body mass index <18.5 kg/m2 (56.3%), the diagnosis of primary tumor intestinal amounted to 31.3%, comorbidities of diabetes mellitus at 31.3%, sepsis (93.8%), hipoalbumin (56.3%) and ASA physical status 4E (62.5%). In conclution, precipitation factors caused by response time >6 hours (93.8%) and postoperative complications of severe sepsis with pneumonia (50%).Key words: Acute abdomen, emergency surgery, geriatrics, mortality rate
Angka Mortalitas dan Faktor Risiko pada Pasien Geriatri yang Menjalani Operasi Emergensi Akut Abdomen di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014−2015 Donny Prasetyo Priyatmoko; Reza Widianto Sudjud; Rudi Kurniadi Kadarsah
Jurnal Anestesi Perioperatif Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.67 KB) | DOI: 10.15851/jap.v5n2.1109

Abstract

Geriatri memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan dalam bidang anestesi dan tindakan operasi karena terdapat kemunduran sistem fisiologis dan farmakologis sejalan dengan penambahan usia. Penelitian di Yunani tahun 2007 menjelaskan bahwa angka mortalitas akibat tindakan operasi setelah usia 65 tahun menjadi 3 kali lipat dibanding dengan usia 18−40 tahun. Angka mortalitas geriatri tahun 2007 pada operasi elektif sebesar 5%, sedangkan operasi emergensi sebesar 10%. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh angka mortalitas dan faktor risiko pada pasien geriatri yang menjalani operasi emergensi akut abdomen tahun 2014−2015. Tipe penelitian ini merupakan deskriptif dengan pendekatan retrospektif terhadap 180 subjek penelitian yang diambil di bagian rekam medis sejak Juli−Oktober 2016 pada pasien geriatri yang menjalani operasi emergensi akut abdomen di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2014−2015. Hasil penelitian ini memperlihatkan angka mortalitas sebesar 9% dengan faktor penyebab mortalitas paling dominan adalah syok sepsis sebesar 50%. Faktor predisposisi disebabkan oleh indeks massa tubuh <18,5 kg/m2 sebesar 56,3%, diagnosis primer tumor intestinal sebesar 31,3%, penyakit penyerta diabetes melitus sebesar 31,3%, sepsis sebesar 93,8%, hipoalbumin sebesar 56,3% dan status fisik ASA 4E sebesar 62,5%. Simpulan, faktor presipitasi disebabkan oleh waktu respons penanganan >6 jam sebesar 93,8% dan komplikasi pascaoperasi severe sepsis disertai pneumonia sebesar 50%. Kata kunci: Akut abdomen, angka mortalitas, geriatri, operasi emergensi Mortality Rate and Risk Factor in Geriatric Patients Undergo Emergency Surgery for Acute Abdoment in Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2014−2015Geriatric has special anesthetic and surgical consideration because of reducing physiologic function and pharmacodynamic as the age increase. A study in Greece in 2007 shows that surgery in patient more than 65 year old has three times mortality rate than 18–40 years old patients. Geriatric mortality rate in 2007 undergo elective surgery is 5%, while the emergency surgery 10%. Purpose of this study was to obtain mortality rate and risk factor in geriatric patients underwent emergency surgery for acute abdomen in 2014−2015. This was a descriptive retrospective study of 180 subjects taken from the medical records in July to October, 2016 in geriatric patients underwent emergency surgery for acute abdomen at the Dr. Hasan Sadikin hospital in 2014−2015. Results of this study showed a mortality rate of 9%, with most dominant factors that cause mortality was septic shock (50%). Predisposing factors was the body mass index <18.5 kg/m2 (56.3%), the diagnosis of primary tumor intestinal amounted to 31.3%, comorbidities of diabetes mellitus at 31.3%, sepsis (93.8%), hipoalbumin (56.3%) and ASA physical status 4E (62.5%). In conclution, precipitation factors caused by response time >6 hours (93.8%) and postoperative complications of severe sepsis with pneumonia (50%).Key words: Acute abdomen, emergency surgery, geriatrics, mortality rate
Penggunaan Vasopressin Awal pada Kasus Syok Sepsis Ec. Peritonitis Difus Donny Prasetyo Priyatmoko; Ricky Aditya
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 38 No 1 (2020): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.663 KB)

Abstract

Vasopressin merupakan salah satu obat suportif yang digunakan untuk kasus syok sepsis. Penggunaan diberikan pada keadaan syok sepsis refrakter atau bahkan pada kondisi yang sudah terlambat. Pengambilan keputusan mengenai waktu dimulainya vasopressin dalam menangani syok sepsis refrakter penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal. Pada kasus ini, seorang laki-laki 18 tahun datang ke IGD RS Dr. Hasan Sadikin dengan diagnosis syok sepsis ec. peritonitis difus ec. perforasi gaster. Dilakukan tindakan sepsis bundle dengan kadar laktat awal 4,4mmol/L. Kondisi hemodinamik pasien mengalami perburukan serta terjadi gagal napas dengan kadar laktat naik menjadi 6,8mmol/L. Diputuskan pemberian obat suportif norepinefrin mulai 0,05mcg/kgBB/menit dan vasopressin 0,04IU/menit serta dilakukan intubasi dan bantuan ventilasi mekanik. Setelah kondisi hemodinamik pasien optimal, dilakukan tindakan source control laparostomi di IGD dan tindakan definitif laparotomi eksplorasi di kamar operasi. Empat hari perawatan pasca operasi di ICU, kondisi pasien mengalami perbaikan. Penggunaan obat suportif hemodinamik dan bantuan ventilasi mekanik dapat dihentikan. Penanganan syok sepsis yang adekuat sesuai sepsis bundle Surviving Sepsis Control (SSC) 2018 dan pengambilan keputusan yang tepat dalam pemberian obat suportif serta bantuan ventilasi mekanik akan memberikan hasil akhir optimal pada pasien.