Risky Ridha
Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

VIABILITAS POLEN DAN AKUMULASI CADANGAN MAKANAN DALAM BIJI PADI AKIBAT CEKAMAN SUHU TINGGI Risky Ridha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.648 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i1.1501

Abstract

Cekaman suhu tinggi merupakan salah satu cekaman lingkungan abiotik yang disebabkan oleh peningkatan suhu lingkungan akibat dari perubahan iklim. Budidaya di dataran rendah terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi seperti adanya musim kering yang panjang atau rentannya terhadap cekaman suhu tinggi. Fase booting dan pembungaan pada tanaman padi adalah fase yang paling sensitif terhadap suhu tinggi. Suhu tinggi selama kedua fase ini dapat menyebabkan kehampaan total. Selama tahap ini, stress akibat panas sangat memungkinkan untuk terjadinya strerilitas bunga, menurunnya kesuburan dan kehilangan hasil. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya aktifitas serta perkecambahan polen, terbatasnya pertumbuhan tabung polen, rendahnya daya dehiscence polen, rendahnya polen yang mencapai kepala putik dan penyerbukan yang tidak sempurna. Temperatur secara langsung juga berperan terhadap perkembangan biji seperti pengisian biji dan laju produksi bahan kering pada biji. Suhu tinggi selama periode pengisian biji menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap ukuran biji dan kandungan amilosa. Stres suhu tinggi selama tahap pemasakan memicu pengisian yang tidak seragam dan gangguan dalam biosintesis penyimpanan, yang menyebabkan pembentukan kapur Akibatnya, biji berkapur dengan mudah retak selama pemrosesan biji, yang menurunkan persentase beras kepala sebagai akibat dari peningkatan jumlah biji yang patah.
KETERKAITAN EKSTRAK TELUR KEONG MAS DENGAN TINGKAT KETAHANAN SALINITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) Syukri; Risky Ridha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.794 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i2.1760

Abstract

Wilayah pesisir mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, namun peningkatan muka air laut akan menyebabkan terjadinya salinitas. Salah satu penyebab kerusakan tanaman pada kondisi salinitas adalah terjadinya cekaman oksidatif yang disebabkan oleh terakumulasinya senyawa Reactive Oxygen Species (ROS). Radikal ini dapat menyebabkan degradasi membran sel yang dapat menyebabkan hilangnya energi untuk biosintesis, cadangan makanan di embrio menjadi habis dan menurunnya viabilitas dan vigoritas benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh dari ekstrak telur keong mas sebagai antioksidan alami dalam meningkatkan vigoritas benih kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada kondisi cekaman salinitas. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga ulangan. Sebagai faktor pertama yaitu kosentrasi ekstrak telur keong mas yang terdiri dari : E1 (45 %) dan E2 (0 %). faktor kedua yaitu kosentrasi larutan NaCl yang terdiri dari : N0 (NaCl 0,0 %), N1 (NaCl 0,5 %), N2 (NaCl 1,0 %) dan N3 (NaCl 1,5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak telur keong mas kosentrasi 45 % hanya dapat meningkatkan daya berkecambah sebesar 51,59 %, kecepatan tumbuh sebesar 24,18 %/etmal dan vigor kecambah sebesar 33,55 % pada kondisi cekaman salinitas hingga 0,5 %, namun pada cekaman salinitas 1,0 % dan 1,5 % benih sudah tidak mampu untuk berkecambah normal. Peningkatan cekaman salinitas 0 % - 1,0 % menyebabkan pengurangan panjang hipokotil dan panjang akar primer benih kedelai. Pemberian ekstrak telur keong mas kosentrasi 45 % menghasilkan hipokotil dan akar primer benih kedelai yang lebih panjang dibandingkan dengan tanpa pemberian ekstrak. Hasil penelitian membuktikan adanya perbaikan viabilitas dan vigoritas benih yang ditunjukkan oleh indikasi fisiologi yaitu perbaikan performansi panjang hipokotil dan akar primer, meningkatkan nilai kecepatan tumbuh dan vigor kecambah benih kedelai dengan perendaman ekstrak telur keong mas pada kondisi salinitas walaupun pada level yang rendah.
Viabilitas dan Vigoritas Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)Akibat Perendaman dalam Ekstrak Telur Keong Mas Risky Ridha; M Syahril; Boy Riza Juanda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benih sangat rentan terhadap cekaman selama penanaman dan perkembangan awal, sehingga perlakuan untuk mempercepat periode perkecambahan dapat meningkatkan penampilan benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh dari ekstrak telur keong mas dalam meningkatkan viabilitas dan vigoritas benih kedelai (Glycine max (L.) Merril). Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial dengan tiga ulangan. Faktor yang diteliti adalah kosentrasi ekstrak telur keong mas (K) yang terdiri dari : 0% (K0), 15% (K1), 30% (K2) dan 45% (K3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kosentrasi ekstrak telur keong mas yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih kedelai, pemberian ekstrak telur keong maskosentrasi 45 % merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan daya berkecambah benih sebesar 76% dan kecepatan tumbuh benih sebesar 20,58%/etmal. Hasil penelitian membuktikan adanya perbaikan viabilitas dan vigoritas benih yang ditunjukkan oleh indikasi fisiologi yaitu perbaikan performansi perkecambahan, meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih kedelai.
UJI VIABILITAS POLEN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) INTRODUKSI Risky Ridha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kemampuan adaptasi dari varietas padi introduksi yang perlu untuk diteliti adalah viabilitas polen yang erat kaitannya terhadap kemampuan pembentukan biji (gabah berisi). Viabilitas polen merupakan parameter penting, karena polen harus hidup dan mampu berkecambah setelah penyerbukan agar terjadi pembuahan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji vibilitas polen beberapa varietas padi (Oryza sativa L.) introduksi pada kondisi lingkungan di Aceh. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola non faktorial dengan tiga ulangan. Faktor yang diteliti adalah varietas (V) yang terdiri dari V1 (Wandao 199), V2 (Wandao 153), V3 (Xin Xie You 57), V4 (Zhong You 838), V5 (Nongfeng You 256), V6 (Yin Zhan 1), V7 (Cao Zhan), V8 (Zhang Zhan), V9 (Miao Zhan) dan V10 (Ciherang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase polen terwarnai tertinggi terdapat pada padi varietas Miao Zhan (V9), persentase polen berkecambah dan persentase gabah berisi tertinggi dijumpai pada padi varietas Xin Xie You 57 (V3), sedangkan jumlah gabah tertinggi dijumpai pada padi varietas Wandao 153 (V2). Hasil uji kontras menunjukkan bahwa viabilitas polen kelompok varietas padi Hibrida (V1, V2, V3, V4, V5) lebih baik dari kelompok varietas padi Inbrida (V6, V7, V8, V9, V10), viabilitas polen kelompok varietas padi Hibrida (V1, V2, V3, V4, V5) lebih baik dari kelompok varietas padi Nasional (V10), begitu juga viabilitas polen kelompok varietas padi Inbrida (V6, V7, V8, V9, V10) lebih baik dari kelompok varietas padi Nasional (V10),
KANDUNGAN KLOROFIL DUA GENOTIP KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) AKIBAT PEMBERIAN ASAM ASKORBAT DAN GIBERELIN PADA LAHAN TERINTRUSI AIR LAUT Risky Ridha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah pesisir mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, namun peningkatan muka air laut akan menyebabkan terjadinya peningkatan salinitas. Peningkatan konsentrasi Na+ dalam jaringan tanaman dapat meningkatkan stres oksidatif, yang menyebabkan kerusakan dalam struktur kloroplas dan berkaitan terhadap kehilangan klorofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan kandungan klorofil dua genotip kedelai (Glycine max (L.) Merril) akibat pemberian asam askorbat dan giberelin pada kondisi stres salin. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Petak-Petak Terbagi (Split-Split Plot Design) yang terdiri dari tiga faktor dengan tiga ulangan, sebagai petak utama yaitu kosentrasi giberelin yang terdiri dari : tanpa giberelin dan 100 ppm, sebagai anak petak yaitu genotip yang terdiri dari : Non Seleksi dan Seleksi dan sebagai anak-anak petak yaitu kosentrasi asam askorbat yang terdiri dari : tanpa asam askorbat, 200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan genotip, pemberian asam askorbat, dan giberelin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan klorofil a, b dan total, namun demikian, secara umum penggunaan genotip seleksi, pemberian asam askorbat dan giberelin cenderung dapat meningkatkan kandungan klorofil a, b dan total. Interaksi antara giberelin dan asam askorbat nyata meningkatkan kandungan klorofil b, kombinasi terbaik dijumpai pada pemberian giberelin 100 ppm dan asam askorbat 600 ppm. Sedangkan interaksi antara giberelin, genotip dan asam askorbat tidak memberikan pengaruh yang nyata pada kandungan klorofil a, b dan total.
Tingkat Ketahanan Plasma Nutfah Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Lokal Aceh pada Cekaman Suhu Tinggi selama Fase Reproduktif Risky Ridha; Dolly Sojuangan Siregar; Yenni Marnita
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi gogo memiliki potensi untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional, dan merupakan solusi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketahanan pangan. Budidaya di dataran rendah terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi seperti adanya musim kering yang panjang atau rentannya terhadap cekaman suhu tinggi. Seperti di Provinsi Aceh, suhu rata-rata harian bisa mencapai 35-36 0C pada musim kering. Fase pembentukan malai pada tanaman padi sangat sensitif terhadap suhu tinggi, peningkatan suhu terutama pada saat pembungaan dapat meningkatkan sterilitas biji. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mendapatkan varietas-varietas padi yang tahan cekaman suhu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkategorikan tingkat ketahanan beberapa varietas padi gogo lokal Aceh terhadap cekaman suhu tinggi selama fase reproduktif bedasarkan karakter komponen hasil. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan tiga ulangan, faktor pertama yaitu varietas padi gogo lokal Aceh (V) yang terdiri dari : Sileso (V1), Sibontol (V2), Sigedul (V3), Angkop (V4), Rias Kuning (V5) dan Rias Putih (V6) dan Faktor kedua yaitu perlakuan suhu (S) yang terdiri dari : S0 (suhu lingkungan 28-32 0C) dan S1 (suhu tinggi dalam rumah kaca 33-38 0C). Perlakuan cekaman suhu dilakukan pada saat tanaman padi memasuki fase reproduktif selama ± 35 hari (bunting sampai pembungaan). Pengelompokan varietas padi gogo berdasarkan tingkat ketahanan terhadap cekaman suhu tinggi dilakukan berdasarkan nilai Heat Susceptibility Index (Fischer and Maurer, 1978). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman suhu selama fase reproduktif sangat nyata mempengaruhi jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi per malai dan persentase gabah hampa per malai. Berdasarkan nilai HSI, varietas Sileso (V1) dan Angkop (V4) tergolong varietas moderat toleran terhadap suhu tinggi, dengan nilai HSI yang lebih rendah dibandingkan dengan varietas lainnya.