Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN YANG MENGANCAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR, ACEH Cut Mulyani; Iswahyudi Iswahyudi; Boy Riza Juanda
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.11167

Abstract

Rendahnya produktivitas perkebunan kakao di Kabupaten Aceh Timur dipengaruhi oleh penggunaan bahan tanam yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang sudah tidak produktif dan tingginya serangan hama penyakit sehingga mengancam terhadap keberlanjutan perkebunan kakao rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci aspek kelembagaan yang memberikan pengaruh terhadap pengelolaan perkebunan kakao rakyat. Penilaian status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kakao rakyat menggunakan teknik Multi Dimensional Scalling (MDS). MDS digunakan untuk menilai indeks status keberlanjutan serta faktor-faktor kunci yang memberikan pengaruh kurang berkelanjutan dalam pengelolaan perkebunan kakao rakyat. Hasil analisis menunjukkan bahwa status pengelolaan perkebunan kakao rakyat dari dimensi ekologi dan kelembagaan kurang berkelanjutan, dari dimensi ekonomi cukup berkelanjutan, dan dari dimensi sosial budaya sangat berkelanjutan. Dari dimensi kelembagaan, faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kakao rakyat adalah kelompok tani kakao, kontrol lembaga terkait, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Aceh Timur dengan membentuk lembaga pengelola perkebunan kakao yang terpadu.
POTENSI HASIL 5 VARIETAS KEDELAI (GLYCINE MAX L) PADA LAHAN KERING MASAM Reza Tanjung; Boy Riza Juanda; Dolly Sojuangan Siregar
Jurnal Agrotek Lestari Vol 7, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jal.v7i2.3707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil 5 varietas unggul kedelai yang dibudidayakan di lahan kering masam serta memberikan referensi bagi para petani tentang varietas unggul yang mampu berproduksi secara maksimal di lahan kering masam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan menggunakan 5 benih kedelai varietas unggul yaitu Dega 1, Detap 1, Grobogan, Devon 1 dan Dena 1 Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain: tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang produktif, umur panen, jumlah polong per tanaman , berat biji per tanaman, berat 100 biji, dan rata-rata potensi hasil. Hasil penelitian menunjukkan setiap varietas memiliki respon berbeda terhadap lingkungan sehingga pertumbuhan dan potensi hasil yang diperoleh juga berbeda. Pada penelitian ini V2 (Detap 1) memiliki produksi per hektar paling tinggi dibandingkan dengan 4 varietas lainnya. Potensi hasil dan daya adaptasi yang cukup baik di lahan kering masam ditunjukkan oleh V2 (Detap 1) indikator kemampuan potensi hasil dan daya adaptasi tersebut didasarkan atas tingkat produktivitas varietas tersebut.
PENGEMBANGAN RUMAH PANGAN DESA DI DESA PAYA MEULIGO SELAMA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) Abdurrachman Abdurrachman; Boy Riza Juanda; Dolly Sojuangan Siregar
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar Vol 3, No 1 (2021): Januari-Juni
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/baktiku.v3i1.3483

Abstract

Badan Pangan Dunia (FHO) sudah mengingatkan bahwa pandemi corona telah melumpuhkan berbagai sektor perekonomian sehingga bisa memicu terjadinya krisis pangan di berbagai negara. Hasil FGD bersama petani padi di desa Paya Meuligo, mengatakan bahwa selama masa pandemi corona, petani juga harus menanggung beban hidup dimana harga-harga kebutuhan pokok, suka tidak suka, terus merangkak naik berbanding lurus dengan kecepatan penyebaran Covid-19. akibat lain dari kebijakan pembatasan ruang gerak dan mobilitas petani dan pelaku pertanian menyebabkan penawaran terhadap produk-produk pertanian menurun sebagai akibat berkurangnya permintaan. Oleh karena itu Dalam situasi pandemi Covid-19, tim pengabdi mengajak kepada seluruh masyarakat dan khususnya para petani di desa Paya Meuligo, untuk tetap produktif dan berupaya meningkatkan produksi pertanian demi ketersediaan pangan yang berkelanjutan di desa tersebut melalui pengembangan rumah pangan desa. Rumah pangan desa ini merupakan solusi penyelamatan ekonomi rumah tangga petani di masa transisi hingga pasca Covid-19. Rumah pangan desa nantinya akan berbasis di kelompok tani “Hamba Laeh” yang menjadi episentrum dalam mengelola, menyediakan dan menjadi pusat kebun bibit desa serta nantinya bibit tersebut dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga miskin di desa paya meuligo untuk dibudidayakan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga terutama selama terjadinya masa pandemi corona.Melalui  program  usulan  kegiatan pengabdian ini dan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan, tim pengabdi mencoba menawarkan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan sentuhan Ipteks, yaitu melalui kegiatan pokok 1) melaksanakan kegiatan sosialisasi pentingnya pengembangan Rumah Pangan Desa selama pandemi Covid-19, 2) membuat kebun bibit desa, dan demplot untuk mempercepat proses penguatan cadangan pangan di desa, 3) melakukan koordinasi dengan Geuchik (kepala desa) desa Paya Meuligo agar dapat meneruskan dan mengembangkan pasca program melalui alokasi dana desa yang ada.
PENGARUH BIOCHAR DAN NPK TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI KENTANG (Solanum tuberosum L.) Iwan Saputra; Boy Riza Juanda
Jurnal Agrotek Lestari Vol 2, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.57 KB) | DOI: 10.35308/jal.v2i2.501

Abstract

Provision of biochar as a to soil make better either directly or formulated beforehand with other materials such as with a combination of NPK fertilizers is expected to improve soil physical properties. This study aims to determine the effect of biochar application and NPK either single factor or interaction to changes in soil physical properties, as well as the growth and yield of potatoes. Research using randomized block design (RAK), consists of two factors, namely biochar and NPK. Factors biochar consists of four levels, namely; (1) B0 = Biochar doses of 0 tons ha-1, (2) B1 = Biochar dose of 15 ton ha-1, (3) B2 = Biochar dose of 30 tons ha-1, and (4) B3 = Biochar dose of 45 tons ha-1, while NPK consists of three levels, namely; (1) P0 = NPK doses of 0 kg ha-1, (2) P1 = NPK fertilizer dose of 400 kg ha-1, and (3) P2 = NPK fertilizer dose of 800 kg ha-1. Biochar and NPK fertilizers by the interaction of very significant effect on heavy volume, porosity, stability index aggregated, drainage pore fast, pore slow drainage and pore water available soil, plant height ages of 30 and 45 days after planting, the number of tubers per hill, tuber weight per clump, and weight of tuber per plot. The highest value of potato tuber weight per plot found in biochar dose of 30 tons ha-1 with NPK fertilizer dose of 400 kg ha-1 with a yield of potatoes to a maximum of 16.33 kg plot-1. Keywords: biochar, NPK, potato, soil physical properties
PENGARUH DEFOLIASI DAN LAMA PENYIMPANAN ENTRES TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Syukri; Boy Riza Juanda; Supriyadi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i1.1508

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh defoliasi entres dan lama penyimpanan entres terhadap keberhasilan sambung pucuk bibit kakao (Theobroma cacao. L)”. Penelitian ini telah dilaksanakan di dua lokasi, defoliasi dan penyimpanan entres dilakukan di Desa Balee Panah Kecamatan Juli Kabupaten Bireun dan penyambungan di Desa Paya Bujuk Seuleumak Kota Langsa, waktu penelitian bulan September sampai dengan November 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu: Faktor lama defoliasi entres (D) dan faktor lama penyimpanan entres dilakukan setelah defoliasi (P) masing-masing terdiri atas 4 taraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan defoliasi berpengaruh sangat nyata terhadap persentase bibit jadi, waktu muncul mata tunas, panjang tunas dan jumlah daun. Hasil pengamatan terbaik diperoleh pada perlakuan D2 (defoliasi entres dilakukan 12 hari sebelum penyambungan). Lama penyimpanan entres berpengaruh sangat nyata terhadap persentase bibit jadi, waktu muncul mata tunas, panjang tunas dan jumlah daun. Hasil pengamatan terbaik diperoleh pada perlakuan P0 (tanpa penyimpanan). Tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan.
PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN UKURAN PEMOTONGAN UJUNG UMBI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Adnan; Boy Riza Juanda; Muhammad Rian Nugraha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.565 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i2.1767

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk kandang dan ukuran pemotongan ujung umbi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Penelitian ini menggunakan RAK pola faktorial yang terdiri dari dua faktor: jenis pupuk kandang dengan notasi (k) yang terdiri dari 4 taraf adalah k0 : kontrol, k1 : pupuk kandang ayam 2,5 kg/plot, k2 : pupuk kandang kambing 2,5 kg/plot dan k3 : pupuk kandang bebek 2,5 kg/plot. Sedangkan ukuran pemotongan ujung umbi dengan notasi (p) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : p0 : tanpa pemotongan, p1 : pemotongan ¼ bagian, p2 : pemotongan 1/3 bagian. Pengamatan dilakukan terhadap tiggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah umbi pertanaman sampel, berat segar umbi tanaman per sampel, berat segar umbi per plot, berat kering umbi tanaman per sampel dan berat kering umbi tanaman per plot. Hasil Pemberian jenis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar umbi per sampel, berat segar umbi per plot dan berat kering umbi per plot. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (45 HST), jumlah daun (15, 30 dan 45 HST), jumlah umbi pertanaman sampel dan berat kering umbi per sampel. Hasil pemberian ukuran pemotongan ujung umbi terbaik diperoleh pada perlakuan P1 (pemotongan ¼ bagian). Interaksi antara jenis pupuk kandang dan ukuran pemotongan ujung umbi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (45 HST). Sedangkan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman (30 HST), jumlah daun (15,30 dan 45 HST) dan jumlah umbi pertanaman sampel. Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan K3P1 (pengaruh jenis pupuk kandang bebek dan pemotongan ¼ bagian).
INTENSITAS SERANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snell) DAN KEHILANGAN HASIL KAKAO (Theobroma cacao) DI KECAMATAN PEUNARON Fajar Pratama; Cut Mulyani; Boy Riza Juanda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.987 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v8i2.4381

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas serangan hama penggerek buah kakao dan kehilangan hasil kakao di Kecamatan Peunaron. Penelitian ini menggunakan metode survei, penentuan sampel dilakukan secara “Purposive”. dilaksanakan di tiga desa yaitu Desa Peunaron Lama, Peunaron Baru dan Bukit Tiga mulai dari bulan Maret 2020 sampai bulan April 2020. Pada masing-masing kriteria kebun yang diamati, persentase dan intensitas serangan hama PBK menunjukan tingkatan yang berbeda. hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya kelembaban kebun yang memicu tingginya aktivitas hama PBK. Rerata persentase serangan dan intensitas serangan hama PBK tertinggi yaitu pada kebun yang tidak dirawat dengan nilai masing-masing 49% dan 23,9% yang terendah yaitu pada kebun yang dirawat secara intensif dengan nilai masing-masing 16,5% dan 4,6%. Rerata intensitas serangan pada seluruh kebun yang diamati yaitu 20,9%. Sedangkan kehilangan hasil akibat meningkatnya intensitas serangan hama PBK mencapai 170,34 Kg/Ha/Tahun.
PENGARUH JENIS DAN DOSIS INSEKTISIDA NABATI TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA PRODUKSI SAWI PAKCOY (Brassica chinnensis, L.) Andi Syahputra Perdana; Cut Mulyani; Boy Riza Juanda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.193 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v9i1.4871

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis insektisida nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada produksi sawi pakcoy (Brassica chinnensis L.)serta interaksi dari kedua perlakuannya. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Paya Bujuk Beuromo Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa dengan ketinggian ± 20 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu Faktor Jenis Pestisida Nabati dengan 3 taraf yaitu N1 = Daun Mengkudu, N2 = Daun Babandotan, N3 = Daun Serai dan Faktor pemberian Dosis dengan 4 taraf yaitu : D0 = Tanpa Perlakuan (kontrol), D1 = 250 g/l air, D2 = 500 g/l air dan D3 = 750 g/l air. Hasil penelitian terbaik pada jenis pestisida nabati N1(daun mengkudu) Dosis pestisida nabati D3 (dosis 750 g/l air). Interaksi antara jenis dan dosis pestisida terbaik diperoleh pada perlakuan N1D3 (daun mengkudu dengan dosis 750 g/l air).
Pengaruh Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Mortalitas Larva Crocidolomia pavonana F. Pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Boy Riza Juanda; Rezky Apriani; Iswahyudi Iswahyudi
Agrium Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v20i2.11556

Abstract

Crocidolomia pavonana merupakan hama penting yang merusak tanaman pakcoy. Hama ini dapat menurunkan hasil produksi tanaman. Untuk memperbaiki hasil produksi dibutuhkan pengendalian terhadap hama ini dengan menggunakan insektisida nabati dari daun belimbing wuluh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara pemberian dan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap mortalitas larva      C. pavonana pada tanaman pakcoy, serta interaksi antara keduanya. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor cara pemberian ekstrak daun belimbing wuluh (P) yang terdiri dari 2 taraf yaitu: P1 = Tetes Topikal dan P2 = Celup Pakan serta faktor konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu:  K0 = Kontrol, K1 = 3,5%, K2 = 5%, K3 = 7,5%, dan K4 = 10%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa cara pemberian celup pakan dengan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh 10% mampu menyebabkan mortalitas larva sebesar 100% pada 96 Jam Setelah Aplikasi. Ekstrak daun belimbing wuluh dapat digunakan dalam mengendalikan hama C. pavonana.
ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) BERDASARKAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA SIBOLGA Romaito Simatupang; Iswahyudi Iswahyudi; Boy Riza Juanda
Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya yang bernilai estetika dan berfungsi sebagai ruang terbuka dengan fungsinya yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Eksisting di Kota Sibolga berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk dan membuat rekomendasi pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Sibolga. Penelitian ini dilakukan menggunakan analisis spasial tutupan lahan untuk mengetahui kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dihitung berdasarkan kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTH eksisting di Kota Sibolga seluas 132,607 Ha menyebar di 30 titik dan belum mencukupi 30% dari luas wilayah. Adapun berdasarkan jumlah penduduk, kebutuhan RTH Kota Sibolga sebesar 180,05 Ha. Hasil analisis strategis untuk menyusun rekomendasi pengembangan RTH Kota Sibolga menggunakan analisis SWOT dengan strategi agresif yang menggambarkan kekuatan dan peluang merupakan strategi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan RTH Kota Sibolga dengan adanya kolaborasi sinergitas pentahelix antar stakeholder yang ada di Kota Sibolga.