Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH ANTOSIANIN DARI KUBIS UNGU SEBAGAI INDIKATOR WARNA PADA ANALISIS HIDROQUINONE KRIM PEMUTIH WAJAH Nurjanah, Ana; Ayun, Qurrata; Ridho, Rosyid
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Crystal: Publikasi Penelitian Kimia dan Penerapannya
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v2i2.1196

Abstract

Sebagian besar wanita Indonesia menginginkan kulit putih, bersih dan cerah untuk menjaga penampilan agar tetap menarik, karena dalam zaman modern sekarang ini, penampilam yang menarik salah satu syarat mutlak dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu banyak pesusahaan kosmetik yang menggunakan Hidroquinone, Hydroquinone (HQ) merupakan senyawa turunan fenol yang digunakan dalam industri kosmetik sebagai pemutih. Senyawa ini sangat berbahaya dan penggunaannya harus dikontrol. BPOM menetapkan batas maksimal dalam kosmetik sebesar 2%. Hydroquinone lebih dari 5% termasuk obat keras, akibatnya dalam penggunaan dalam jangka panjang mengakibatkan kangker kulit. Hydroquinone dapat di identifikasi menggunakan indikator alami yaitu antosianin yang ada didalam kubis ungu, dengan menggunakan beberapa metode yaitu kubis ungu di ekstrak menggunakan pelarut asam sitrat 0.8 M, waktu maserasi 2 jam, suhu 250C, optimasi panjang gelombang maksimum 628 nm dengan serapan 0,235 A. Dimana hasil tersebut digunakan untuk melihat kandungan kadar Hydroquinone yang ada didalam krim kosmetik pemutih wajah, dari penelitian ini terbukti bahwa kosmetik yang beredar dimasyarakat positif mengandung Hydroquinone.
Pemanfaatan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica Oleraceae) Sebagai Indikator Warna Pada Analisis Hidrokuinon Reny Eka Evi Susanti; Ana Nurjanah; Rika Endara Safitri; Qurrata A'yun
Akta Kimia Indonesia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.387 KB) | DOI: 10.12962/j25493736.v4i2.5134

Abstract

AbstractPurple cabbage has  distinctive color which is purple due to anthocyanin. Anthocyanin is natural pigmen that has  high sensitivity in color change every level of pH changes acid to base. The anthocyanin sensitivity can be used  color indicator. The purpose of this research is utilization purple cabbage extract as color indicator hydroquinone analysis. The research method in this research is maceration extract by executing optimizations such as  temperatur optimization and optimization of maceration time. Based on the results of the research has obtained  regression equation y = 0,001x + 0,0574 with a value or R=0,947. It can be concluded that purple cabbage extract can be used as color indacator on hydroquinone analysisKata kunci: Purple Cabbage (Brassica Oleraceae), Color indicator, Hydroquinone. AbstrakKubis ungu mempunyai warna khas yaitu warna ungu yang disebabkan oleh zat antosianin. Antosianin merupakan pigmen alami yang mempunyai sensitifitas tinggi dalam perubahan warna disetiap tigkat perubahan pH dari asam ke basa. Kepekaan antosianin tersebut dapat dijadikan indikator warna. Penelitian ini bertujan untuk memanfaatkan ekstrak kubis ungu sebagai indikator warna pada analisis hidrokuinon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi maserasi, dengan melakukan beberapa optimasi diantaranya optimasi optimasi suhu dan optimasi waktu maserasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh  persamaan regresi y = 0,001x + 0,0574 dengan nilai R = 0,947, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kubis ungu dapat dijadikan sebagai indikator warna pada analisis hidrokuinon.Kata kunci: Ekstrak kubis ungu, Indikator warna, Hidrokuinon.
Formulation and Antioxidant Activity of Peel Off Gel Mask from Paederia Foetida Extract Reny Eka Evi Susanti; Qurrata Ayun
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 7, No 1 (2022): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkpk.v7i1.45798

Abstract

The peel-Off gel mask is one of the unique characteristic forms of the mask that will form an elastic transparent film layer. It can be removed without rinsing after drying and leaving no residue. The manufacture of masks using natural material is better than synthetic materials as it can cause side effects and damage the natural shape of the skin. One of the natural materials that can be used as a natural ingredient mask is the Paederia Foetida leaf. Paederia Foetida leaf contains antioxidants beneficial as the antidote to free radicals. One of the antioxidants contained in the Paederia Foetida is a flavonoid compound. The research aimed to determine the best concentration of Paederia Foetida leaf extract in the formulation of pell off gel masks with high antioxidant activity. The research method consists of preparing the sample by macerating Paederia Foetida leaf powder using ethanol.  Making peel-off gel mask with variation in concentration from Paederia Foetida leaf extract of 0%, 15%, 20%, 25%, 30%. mask quality test include organoleptic test, pH, Homogeneity, stability, Drying, and dispersibility—antioxidant activity test by using DPPH with expressed as  IC50 concentration. The Result of the research is that Paederia Foetida leaf extract can be formulated into a peel-off gel mask stock. The formulation of a peel-off gel mask with a concentration of Paederia Foetida leaf extract of 20% was chosen because it meets the criteria of peel-off gel mask of Indonesian Nasional Standard  (It is homogeneous and stable, pH 6, spreadability 6,5 cm, and dry time 28 minutes with an IC50 of 167.74 which is a weak antioxidant).
FORMULASI SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Costaricensis) Qurrata Ayun
JURNAL BIOSENSE Vol 2 No 01 (2019): Edisi Juni 2019
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Banyuwangi, Jalan Ikan Tongkol No 01, Telp (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.381 KB) | DOI: 10.36526/biosense.v2i01.357

Abstract

ABSTRAK Kulit yang bersih, sehat merupakan dambaan hampir semua wanita. Semakin bertambahnya usia kulit cenderung semakin tidak sehat dan kusam. Antioksidan merupakan “pemangsa” radikal bebas sekaligus pelindung kulit. Antioksidan dapat memperbaiki kerusakan sel kulit yang terjadi sebagai akibat dari paparan sinar UV. Salah satu sumber antioksidan di alam adalah buah naga. Kandungan kimia dari kulit buah naga merah antara lain adalah flavonoid, vitamin A, C, E dan polifenol (Siregar, 2011). Pada penelitian ini, peneliti ingin memanfaatkan limbah kulit buah naga merah untuk diolah menjadi sabun mandi padat. Sabun mandi padat yang dibuat dengan memanfaatkan ekstrak limbah kulit buah naga merah sebagai zat aditif atau zat tambahan. Sebagai antioksidan vitamin C juga dapat langsung menangkap radikal bebas baik dengan atau tanpa katalisator enzim. Selain mengandung vitamin C, kulit buah naga merah juga mengandung antosianin yang dipercaya berperan dalam sistem biologis, termasuk kemampuan sebagai pengikat radikal bebas, antikarsinognik, antinoplastik dan juga berfungsi sebagai anti−inflamasi. Sistem ikatan rangkap terkonjugasi ini juga mampu menjadikan antosianin sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal. Inilah yang menjadi dasar ekstrak kulit buah naga merah dijadikan sebagai zat tambahan pada pembuatan sabun padat. Berdasarkan hasil penelitian pelarut aquadest memberikan kadar vit C (antioksidan) yang besar dengan kondisi maserasi suhu 40°C (2 jam). Dari seluruh perlakuan atau formulasi sabun yang dilakukan penambahan ekstrak terbaik adalah 50 µL, 6 g minyak kelapa, 12,5 mL NaOH 15%, 3 g asam stearat, 10 mL etanol 96%, 6,5 g gliserin, 7,5 g gula pasir, 500 µL coco-DEA, 0,1 g NaCl dan fragrance oil 45 µL
PENGARUH VARIASI ASAM SULFOSUKSINAT SEBAGAI (ROSSLINKER) PADA POLIMER KOMPOSIT KITOSANMONTMORILONITE/ASAM SULFOSUKSINATE (CS-MMT/ASS): CS-MMT/ASS Eko Malis; Rosyid Ridho; Qurrata Ayun; Heppy Findari
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 5 No. 1 (2023): Penelitian Kimia dan terapannya 2023
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v5i1.2614

Abstract

Pembuatan membrane komposit kitosan-Montmorilonite/Asam sulfosuksinat (CS-MMT/ASS), Dimana kitosan sebagai matriks, asam sulfosuksinat sebagai agen penaut silang (crosslinker) dan montmorillonite sebagai filler. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan asam sulfosuksinate dan montmorillonite terhadap kinerja dan karakteristik membrane. Yang meliputi ion exchange capasity, konduktivitas proton, serta permeabilitas membrane. Dengan konsentrasi montmorillonite ,1,2,3,4,5% dan variasi konsentrasi asam sulfosuksinate 10%, 11%, 12%, dan 13,14%. Membran komposit dapat bertahan pada suhu 78 oC dengan konsentrasi MMA 3% ( penambahan MMA dapat meningkatkan stabilitas thermal). Penambahan ASS 12 % adalah komposisi terbaik. Asam sulfosuksinat secara signifikan dapat meningkatkan konduktivitas proton pada variasi 12 %.karena adanya gugus -SO3. Gugus -OH dari asam sulfosuksinat membentuk Ikatan hydrogen dengan gugus -NH2 dari kitosan yang menyebabkan peningkatan electron transport. Persentase Penambahan crosslinker ASS terlalu banyak meningkatkan jumlah micropore sehingga menurunkan kemampuan water uptake dan methanol uptake membrane komposit yang dibuat.