Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Variasi Temperatur Pemanasan Zeolite alam-NaOH Untuk Pemurnian Biogas Denny Widhiyanuriyawan
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 6 No 1 (2013): April 2013
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.842 KB)

Abstract

Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Kandungan biogas tidakhanya CH4 namun juga mengandung CO2, H2O, dan H2S yang merupakan pengotor dalam biogas.Pengotor ini menyebabkan tidak sempurnanya proses pembakaran, nilai kalor menurun, dan korosi.Sehingga kandungan senyawa pengotor tersebut harus hilangkan dengan cara permunian atau purifikasi.Salah satu metode pemurnian adalah dengan menggunakan adsorbent. Salah satu adsorbent yang murahdan melimpah di Indonesia adalah zeolite alam. Oleh karena itu didalam penelitian ini dikaji pemurnianbiogas dengan menggunakan zeolite yang telah diaktivasi dengan larutan NaOH 15% dari masa zeolite100 gram dengan variasi perlakuan panas. Penggunaan NaOH bertujuan untuk membersihkan zatpengotor pada permukaan pori yang ada pada zeolite. Sedangkan perlakuan panas bertujuan untukmengaktivasi zeolit secara fisik. Perlakuan panas pada zeolite yang telah diaktivasi secara kimiawidivariasikan pada temperatur 300°C, 600°C, dan 900°C. Waktu pemurnian diamati dari interval waktu 15menit sampai dengan menit ke 120. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kandungan CO2 danH2S yang optimal (0%) terjadi pada temperatur perlakuan panas 900°C pada waktu 120 menit. Hal inimenunjukan bahwa dengan meningkatnya temperatur perlakuan panas mampu memperpendek waktupemurnian. Dan dari perhitungan nilai kalor secara teoritis dengan waktu pemurnian 120 menit padatemperatur pemanasan 300°C, 600°C dan 900°C menunjukkan secara berturut-turut yaitu sebesar 6396,89kkal/kg, 7711,88 kkal/kg dan 10118,44 kkal.kg. Nilai-nilai diatas lebih besar jika dibandingkan denganzeolite tanpa perlakuan panas yaitu sebesar 5409,01 kkal/kg.
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP MASSA DAN ENERGI YANG DIHASILKAN PIROLISIS SERBUK KAYU MAHONI (SWITENIA MACROPHYLLA) PADA ROTARY KILN Ikhwanul Qiram; Denny Widhiyanuriyawan; widya wijayanti
ROTOR Vol 8 No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.502 KB)

Abstract

Pirolysis is thermochemical decomposition process of biomass into useful product. A method that can be used is a rotary kiln pirolyzer which consist a heating cylinder that rotate with a certain rotation speed. This research is aimed to get the effet of temperature due to char product quantity of switenia macrophylla rotary kiln pirolysis.The research is done by pirolysis experiment with 200 gram of switenia macrophylla in dust form. Temperature heating is varied 250 C, 350 C, 450 C, 500 C, dan 600 C. The heating temperature is provide by eletric heater with control system. Temperatur is measured with K type thermocouple. The heating process is taken for 180 minutes using stopwatch. The measurement is done for biomass and char volume using measuring cup. Mass is measured using scale. Low heating value is measured using bomb calorimeter.The result show that temperatur has effect due to char product of switenia macrophylla rotary kiln pirolysis. Char mass loss tend to increase due to temperature increasing. Low heating value and char porosity tend to increase due to mass loss percentage increasing. Shrinking factor and percentage of yield energy tend to decrease due to mass loss percentage increasing. Keywords: pirolysis, rotary kiln, char, temperature
Penguatan Wilayah Binaan Mandiri Energi Melalui Peningkatan Kapasitas Mikrohidro di Daerah Terpencil Runi Asmaranto; Sugiarto Sugiarto; Denny Widhiyanuriyawan; Mangku Purnomo
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 11 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2020.011.01.03

Abstract

Tanah Merah merupakan dusun terpencil di Desa Batur yang belum terjangkau listrik PLN karena letak geografis berada di lereng G. Argopuro dan jauh dari pusat desa. Di Tanah merah telah dikembangkan PLTMH dari debit Sungai Kedung Sumur namun belum optimal. Pernah dilakukan kerjasama oleh BPPM FT UB dengan CSR PT PGN (Persero) tahun 2016, namun belum mampu menyelesaikan terbatasnya daya terbangkit untuk 500 KK. Potensi lain masyarakat adalah petani dan peternak. Aktifitas peternakan yang paling bayak dilakukan oleh masyarakat adalah ternak sapi potong sebanyak 267 KK yang rata-rata memiliki 2 ekor sapi. Dengan jumlah ternak sapi yang besar tersebut tentu juga dihasilkan limbah kotoran ternak yang besar juga. Berangkat dari permasalahan yang ada di Dusun Tanah Merah, tim Pengmas Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi ingin membantu masyarakat mitra menyelesaikan permasalahan yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Upaya yang dilakukan adalah pemberdayaan kelompok masyarakat Pengelola PLTMH melalui pemanfaatan energi terbarukan yaitu peningkatan kapasitas listrik mikrohidro dan pemberdayaan ekonomi berbasis mikrohidro.Â