Wilda Naily
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi keluaran air tanah lepas pantai (KALP) di pesisir aluvial Pantai Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat Hendra Bakti; Rachmat Fadjar Lubis; Robert Delinom; Wilda Naily
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2563.784 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v3i2.41

Abstract

ABSTRAKPenelitian keluaran air tanah di lepas pantai (KALP) merupakan suatu penelitian baru yang saat ini sedang terus dikembangkan. Selain sebagai salah satu pengontrol tingkat salinitas lingkungan biota terumbu, KALP dapat menjadi potensi sumber pencemar dan alternatif penyediaan air bersih di wilayah pesisir dan pantai. Upaya identifikasi telah dilakukan di daerah pesisir aluvial Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Identifikasi KALP dilakukan berdasarkan analisis salinitas, pengukuran hidrogeokimia meliputi sifat kimia fisik air dan unsur penjejak 222Rn pada lokasi terpilih di lintasan laut dan air tanah di daratan. Indikasi kehadiran KALP dijumpai dalam bentuk mata air bawah laut dan rembesan yang dicirikan dengan kandungan salinitas yang rendah dan adanya kandungan 222Rn tinggi. Identifikasi KALP berdasarkan gabungan hasil interpretasi dari metode-metode diatas menunjukkan keluaran air tanah di lepas pantai ini merupakan kendali dari kondisi geologi dan kecepatan aliran air tanah.Kata kunci: keluaran air tanah di lepas pantai, hidrogeokimia, 222Radon, Pulau Lombok UtaraABSTRACTResearch on submarine groundwater discharge (SGD) is a new research which is currently being developed in Indonesia. Apart from being one of salinity level controllers for coral environment, SGD may become an alternative water supply potential and also as a pollutant sources in coastal areas. An attempt of SGD identification had been carried out on the alluvial coast of North Lombok, West Nusa Tenggara Province. Identification of SGD was based on salinity analysis and hydrochemical measurement that includes physical chemistry of water property and radon trace elements known as 222Rn at selected locations at sea track and groundwater on land. Indication of the presence of SGD was found in the form of under seawater springs and seepages which are characterized by low salinity content and the presence of high 222Rn content. Identification of SGD which was based on combined interpretation results of the above methods shows that the output of the groundwater in offshore area is a control of geological conditions and the speed of groundwater flow.Keywords: submarine groundwater discharge, hydrogeochemical, Radon (222Rn), North Lombok island 
Studi Air Tanah di Pantai Bosnik, Distrik Biak Timur, Pulau Biak, Provinsi Papua Hendra Bakti; Dadan Dani Wardana; Wilda Naily; Adrin Tohari; Arief Rachmat
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 7, No 3 (2016)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3814.792 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v7i3.99

Abstract

ABSTRAKPenelitian telah dilaksanakan di Pantai Bosnik, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfort, Pulau Biak, Provinsi Papua. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakter air tanah wilayah pesisir sebagai informasi dasar bagi pengelolaan sumber daya air. Metode penelitian yang dipakai terdiri atas survei hidrogeologi permukaan, hidrokimia, dan survei geolistrik. Batuan di daerah penelitian didominasi batu gamping koral (Formasi Mokmer) dan sedikit endapan aluvium pantai. Keduanya bertindak sebagai akuifer yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Air tanah yang terdapat pada batu gamping koral terkonsentrasi dalam porositas sekunder yang saling berhubungan. Tipe air tanah didominasi oleh tipe klorida (Na-Cl dan Mg-Cl). Sementara air tanah pada aluvium pantai dicirikan dengan tipe bikarbonat (Ca-HCO3). Mata airnya memiliki tipe karbonat (Ca-HCO3, Mg-HCO3) dan tipe Na-Cl. Batu gamping koral mempunyai tahanan jenis yang bervariasi dari 3 ohm-m – 5000 ohm-m. Tahanan jenis rendah berasosiasi dengan rongga hasil pelarutan yang terisi air payau atau pun air asin, sedangkan tahanan jenis kontras tinggi merupakan batu gamping kompak dan kering.Kata kunci: akuifer, batu gamping, porositas sekunder, air tanah, Pulau BiakABSTRACTA research has been conducted in Bosnik Coast, East Biak District, Biak Numfort, Biak Island, Papua Province. The study was conducted to determine the character of the groundwater in coastal areas as basic information for the management of water resources. The research method consists of the surface hydrogeologic survey, hydrochemical, and the geoelectric survey. The rocks in the studied area are dominated by coral limestone (Mokmer Formation) and a little alluvium coastal sediment. Both act as an aquifer that can store and release significant quantities of water. Groundwater is contained in coral limestone, concentrated in interconnected secondary porosity. The type of water dominated by the chloride type (Na-Cl and Mg-Cl). While groundwater in coastal alluvium is characterized by the bicarbonate type (Ca-HCO3). The springs have carbonate type (Ca-HCO3, Mg-HCO3) and Na-Cl type. The result of geolelectrical measurement indicated that the coral limestone had resistivity which varied from 3 ohm-m - 5000 ohm-m. The low resistivity associated with the voids or cavities filled with brackish water or salt water, while the high resistivity contrast is a compact and dry limestone.Keywords : aquifer, limestone, secondary porosity, groundwater, Biak Island
PENJEJAK KELUARAN AIRTANAH DI LEPAS PANTAI (KALP) DI PANTAI UTARA SEMARANG DAN SEKITARNYA DENGAN 222RADON Hendra Bakti; Wilda Naily; Rachmat Fajar Lubis; Robert M. Delinom; Sudaryanto Sudaryanto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 24, No 1 (2014)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.708 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2014.v24.80

Abstract

ABSTRAK Pengambilan airtanah di kota Semarang di tahun 2009 mencapai 17,4 juta m3 setiap tahunnya dan terkonsentrasi di daerah Semarang Utara. Dampak yang timbul adalah  terjadinya krisis airtanah yang ditandai dengan penurunan muka airtanah sedalam hampir 20 meter pada daerah seluas 30 m2. Penurunan  muka airtanah tersebut mengakibatkan terkontaminasinya airtanah dalam (deep aquifer) termasuk intrusi air laut, penurunan permukaan tanah (land subsidence), dan banjir genangan (rob). Untuk mendeteksi kehadiran KALP yangberasosiasi dengan tidak adanya intrusi air laut, dilakukan penelitian dengan menggunakan isotop radon. Hasil penelitian menunjukkan tingginya level radon pada air laut di sebagian lokasi di lepas pantai, yang berasosiasi dengan aluvial pasir yang terendapkan di sekitar pantai. Kondisi ini mencerminkan adanya airtanah tawar secara lokal dalam jumlah terbatas ke laut
PENCEMARAN AIR PERMUKAAN DAN AIRTANAH DANGKAL DI HILIR KOTA CIANJUR M. Rachman Djuwansah; Ade Suriadarma; Dadan Suherman; Anna Fadliah Rusydi; Wilda Naily
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 19, No 2 (2009)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.195 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2009.v19.27

Abstract

ABSTRAK Air permukaan dan airtanah dangkal pada sumur-sumur gali di sepanjang ruas-ruas sungai yang melintasi kota Cianjur ke arah hilir telah dianalisis untuk mengetahui tingkat pencemarannya.  Air Permukaan dan Airtanah dangkal di Hilir kota Cianjur telah mengalami pencemaran pada tingkat yang berbeda. Pada air permukaan pencemaran ditandai dengan kandungan BOD tinggi sehingga  air tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum, tetapi masih dapat dimanfaatkan sebagai air irigasi dan perikanan. Proses pemurnian kembali air di daerah studi tampaknya tidak akan terjadi karena jumlah rata-rata limbah yang masuk secara acak lebih besar daripada daya pulih aliran di daerah tersebut.  Gejala pencemaran Nitrogen telah tampak pada air tanah dangkal, tetapi air masih dapat digunakan sebagai sumber air minum. Untuk mengantisipasi memburuknya keadaan di masa mendatang, perlu mulai difikirkan untuk mengelola sumberdaya air daerah ini dengan pendekatan hidrologi urban.