Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI TERCAPAINYA KETAHANAN PANGAN DALAM KETERSEDIAAN PANGAN DI TINGKAT REGIONAL Isbandi dan; S. Rusdiana
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v3i2.446

Abstract

ABSTRAKKebutuhan pangan di Indonesia untuk saat ini belum dapat tercukupi karena, pertanian di Indonesia belum bisa dikelola dengan baik, untuk saat ini peran para petani sangat dibutuhkan guna untuk meningkatkan produktivitas pangan di Indonesia. Melihat permasalahan di atas tujuan tulisan ini untuk mengetahui bagaimana strategi tercapainya ketahanan pangan dalam ketersediaan pangan secara nasional  yang dapat disiasati dengan ketersediaan pangan,  mengembangkan kelembagaan, solusi diversifikasi pangan secara nasional sehingga dapat terwujud ketahanan pangan dan tidak ketergantungan pada pangan pokok masyarakat. Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama seperti diamanatkan oleh  Undang Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan,masyarakat menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Kecukupan pangan  untuk kepentingan masyarakat secara nasional, tercapainya target kecukupan pangan dengan adanya sistem ketahanan pangan di Indonesia secara komprehensif meliputi empat sub-sistem, yaitu: ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh masyarakat secara nasional, distribusi pangan yang lancar, harga pangan murah dan terjangkau oleh lapisan masyarakat secara nasional, merata keseluruh daerah-daerah di Indonesia, konsumsi pangan setiap individu terpenuhi kecukupan gizi seimbang dapat menikmati yang berdampak pada kecukupan pangan dengan baik dan status gizi masyarakat Indonesia terpenuhi  secara regional.  ABSTRACTFood needs in Indonesia to date can not be fulfilled because of agriculture in Indonesia can not be managed well, for now the role of farmers is urgently needed to increase food productivity in Indonesia. Looking at the above problems purpose of this paper to find out how to achieve food security strategy in the national food availability can be circumvented by ketersdiaan food, develop institutional, food diversification solutions nationally to enable the creation of food security and reliance on staple foods. Food is an essential and strategic commodity for Indonesia since food is a basic human need that must be met by the government and the community together as mandated by Law No. 7 of 1996 concerning food. Mentioned in the Act Government organized setting, coaching, control and supervision, while community organizing production processes and supply, trading, distribution and function as consumers are entitled to adequate food in quantity and quality, safe, nutritious, diverse, equitable, and affordable by the community. Food security for the benefit of the national community, the achievement of food sufficiency targets with a system of food security in Indonesia comprehensively covers four sub-systems, namely: the availability of food in sufficient quantity and type for the entire national community, lancer food distribution, food prices cheap and affordable by the national society, evenly throughout the regions in Indonesia, each individual food consumption is met can enjoy a balanced nutrition that impact on the food security and nutritional status of both the people of Indonesia met nationally.
PROSPEK DAN STRATEGI PERDAGANGAN TERNAK KAMBING DALAM MEREBUT PELUANG PASAR DUNIA S. Rusdiana; L. Praharani; U. Adiati
Agriekonomika Vol 3, No 2: Oktober 2014
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v3i2.455

Abstract

ABSTRAKProspek kambing cukup berpeluang untuk merebut pasar ekspormenjelang era perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan semua negara membuka pasar bagi masuknya produk impor minimal 5% dari konsumsi yang dibutuhkan. Produk dalam negeri dituntut mampu bersaing dengan produk impor baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Jenis ternak dan produk kambing / domba mulai dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar.Berdasarkan peluang perdagangan pasar  global, kambing merupakan komoditas unggulan untuk dipacu  perkembangan populasi, sebagai ternak ekspor. Berdasarkan permasalahan tersebut maka, tujuan tulisan ini adalah untuk mengulas beberapa prospek dan strategi perdagangan ternak kambing dalam upaya merebut peluang pasar duniayang menguntungkan bagi pendapatan devisa negara. Jenis impor ternak sapi, kambing dan domba dalam kurun waktu 2008-2012, namun secara umum terjadi kenaikan pada impor sapi hidup. Impor daging sapi cenderung menurun, impor kambing/domba hidup dan daging cenderung stabil.Keadaan tersebut mengindikasikan defisit dalam negeri meningkat. Guna mengatasi hal ini maka perlu ada wacana yang bersifat horisontal di perdagangan pasar dunia, dimana pasar tidak memonopili terhadap produk ekspor. Demikian pula diperlukan kerjasama ekonomi Sub-Regional, segitiga pertumbuhan (Growth Triangle) atau wilayah pertumbuhan (Growth Area), yang saling berketerkaitan (lingkage) ekonomi antar daerah.ABSTRACTThe prospectis quitelikely tobe able toseize thegoatexportmarkets, theseconditionsbefore theera offree tradeopenmarketsof allcountriesfor the entry ofimported productsat a minimum of5% of therequiredconsumption, consumersdeterminealternative choiceslikemeat productsimportedorlocalmeat products. Domestic productsare requiredto compete withimported productsin terms of quality, quantityandcontinuity, livestockandproductsgoat and sheepbegan to be developedtomeet themarket demand, the development ofgoatshould receiveserious attention, goatproductsin the open market, domestic and export marketsacceptable, in linewith the changingpolitical landscape inIndonesia, whichled to theera ofVdemocratizationandglobalization. Based onthe worldmarkettradingopportunitiesof globalizationgoat isexcellent commoditytobe drivenpopulationgrowth, asexports oflivestock, Based on the problemsstretcherpurposeof this paperistomengkulassomeprospectsandgoatstradingstrategiesin an attemptto seizethe opportunitiesthe worldmarket, globalexport, asthe businesseconomyfavorable tothe State's foreign exchange earnings, especially for the people of Indonesia. Typeimportedcattle, goatsandsheepin the period2008-2012, in generalthere is an increaseinimports oflivecattle, beef importsare likelyto decline, imports ofgoat/sheepmeattend toliveandstable, indicatinga deficitsituationin the country increased. Weaknessis considereda common thingin everydeveloped country, the necessarydiscoursebersipathorisentalinDunimarkettradingthe market does notmemonopilitoexportproducts, requiredSub-Regional economic cooperation, also known as thetriangleof growth(Growth Trangle) orregionalgrowth(Growth Area), is aform ofinterdependence, in collaboration (lingkage) inter-regional economy.
Upaya Pengembangan Agribisnis Sapi Perah dan Peningkatan Produksi Susu Melalui Pemberdayaan Koperasi Susu S. Rusdiana; Wahyuning Kusuma Sejati
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v27n1.2009.43-51

Abstract

EnglishRecently national milk production has not met the domestic consumption due to slow development of dairy cattle agribusiness. That is why the dairy cattle agribusiness needs to be developed to fulfill national milk consumption. Limited milk production is due to small dairy cattle agribusiness scale, low milk production capacity, and cheap selling price that is not equal to the relatively high production cost leading to low farmers’ low income. In dairy cattle agribusiness the farmers are integrated with the milk-oriented cooperatives that play important role in the development of dairy cattle agribusiness.   To encourage the development of dairy cattle agribusiness it is necessary to empower the cooperatives in order to improve agribusiness scale, to enhance milk production capacity, and to lower the production cost. Cooperatives empowerment is conducted through provision of improved female dairy cattle, high quality of concentrate at affordable price, and better management of the cooperatives. IndonesianKonsumsi susu nasional Indonesia sampai saat ini belum dapat dipenuhi melalui produksi dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah. Oleh karena itu pengembangan agribisnis sapi perah dipandang perlu dipacu agar produksi susu memenuhi kebutuhan susu nasional. Faktor utama penyebab ketidakmampuan produksi susu nasional dalam memenuhi permintaan konsumsi susu nasional adalah karena skala usaha yang kecil, kemampuan produksi susu rendah, harga jual susu yang tidak memadai dan biaya produksi yang relatif tinggi. Hal ini menjadikan pendapatan peternak menjadi rendah. Dalam agribisnis sapi perah, peternak tidak bisa lepas dari keberadaan koperasi. Untuk memacu perkembangan agribisnis sapi perah, perlu adanya pemberdayaan koperasi untuk meningkatkan skala usaha, meningkatan kemampuan produksi susu dan menekan biaya produksi. Pemberdayaan dilakukan melalui penyediaan sumber bibit sapi perah betina, penyediaan pakan konsentrat yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, maupun bisnis KPS.