Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

DESAIN KEBIJAKAN REFORMASI SISTEM PERPAJAKAN MELALUI E-TAXATION DI INDONESIA: BELAJAR PADA KEBERHASILAN REFORMASI SISTEM PERPAJAKAN DI JEPANG Yunas, Novy Setia
CosmoGov Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Ilmu Pemerintahan FISIP UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.247 KB) | DOI: 10.24198/cosmogov.v4i1.15903

Abstract

Penggunaan Teknologi dan Informasi ditengah arus globalisasi dan modernisasi yang cukup pesat merupakan prasyarat utama untuk menciptakan reformasi dalam pelayanan publik. Salah satunya adalah muncul sistem electronic government (e-gov). Dalam perkembangannya, pengejawantahan electronic government sebagai sebuah langkah praktis untuk menciptakan reformasi pelayanan publik yang lebih berorientasi pada masyarakat cukup beragam salah satunya melalui keberadaan aplikasi electronic taxation (e-tax). E-tax merupakan sistem administrasi perpajakan yang mengadopsi penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi untuk memudahkan masyarakat sebagai wajib pajak dalam melaksanakan setiap transaksi berkaitan pajak. Makalah ini memberikan gambaran tentang perkembangan kebijakan reformasi sistem perpajakan berbasis elektronik (e-tax) di Indonesia berkaca pada sistem yang telah dikembangkan di Jepang. Implementasi e-tax salah satunya telah berjalan cukup maksimal di negara Jepang. Penggunaan aplikasi ini cukup memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak, perampingan sistem birokrasi dan peningkatan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Badan Pajak Nasional Jepang.
Good Extractive Governance Sebuah Gagasan untuk Kesejahteraan Masyarakat Wilayah Pertambangan di Indonesia Mi’rojul Huda; Novy Setia Yunas
Matra Pembaruan: Jurnal Inovasi Kebijakan Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/mp.1.2.2017.99-108

Abstract

The mining problem has been an irony for the society, not only to gain the welfare of the economic impacts of the mining business, but to create new problems and conflict in the society. The main objective of this study is to develop a good extractive governance idea for improving the welfare of society in mining areas. This study uses a qualitative approach with descriptive research method that uses data collection techniques in-depth interviews and field observations. As for the findings of this paper, among others, the existence of natural resources in the form of oil and natural gas has caused more disasters such as conflicts, environmental disasters to economic gaps in society due to poor management. But ideally, the oil and gas industry will contribute maximally to improving the welfare of the society if managed properly. So as to maximize the potential of existing resources, there needs to be strong commitment from various parties to establish a good governance in the extractive industry area (Good Extractive Governance). This could start with the government’s commitment to oil and gas sovereignty and other extractive industries. And the existence of participatory planning in potential management in the region.
Local Strongmen At The Village Level: The Conflict Of The Demolition Of The First Raja Brawijaya ‘Petilasan’ At Sudimoro Village, Jombang Mirojul Huda; Novy Setia Yunas
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2555.609 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v6i2.2013

Abstract

Having been enacted since 2014, the Act No. 6/2014 has given a spirit and a huge authority to the villages in developing their potential resources. Unfortunately, those special authorities have not been fcollowed by the leadership’s capacity of the village’s head. This paper attempts to analyze the rise of local actors so-called local strongmen at the village level. This study uses Sidel (1999) perspective on how to seek local strongmen in local area at Sudimoro Village, Megaluh District in Jombang Regency. In case, the head of Sudimoro village produces a despotic action by unloading and dredging the historical land where there was a petilasan from King of Majapahit, well-known as Raja Brawijaya 1. Then, this action eventually triggered a conflict in the middle of its society and has been solved after the hall of cultural heritage of the government of Jombang Regency has intervened. This paper concluded that the high of authority and power would potentially rise the new local strongmen at the village level. Therefore, the existence of the principle of recognition and subsidiarity owned by the village is only used by a few local elites for their interests without any accountability and accessibility for the society. 
COLLABORATIVE GOVERNANCE MELALUI PROGRAM KAMPUNG KB DI KABUPATEN JOMBANG Novy Setia Yunas; Faza Dhora Nailufar
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Department of Governmental Science FISIP UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cosmogov.v5i2.21814

Abstract

Salah satu program prioritas dalam Nawacita adalah KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Tulisan ini akan mengupas program Kampung KB yang merupakan implementasi program KKBPK. Program Kampung KB merupakan program yang didesain sebagai program pemberdayaan masyarakat yang bersifat kolaboratif karena selain bisa mengentaskan kemiskinan, mendekatkan pembangunan kepada masyarakat juga melibatkan semua sektor pembangunan. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode eksplorasi, tulisan ini akan memfokuskan pada implementasi program Kampung KB di Kabupaten Jombang. Hasilnya, secara umum keberadaan Kampung KB berkontribusi secara signifikan pada penguatan program KKBPK. Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa, CSO, Sektor swasta dan masyarakat menghasilkan kekuatan besar yang membuat program ini dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, walaupun tidak bisa dipungkiri masih terdapat beberapa kendala dalam anggaran dan fungsi koordinatif. Oleh karena itu solusi yang ditawarkan dalam tulisan ini berupa penguatan anggaran serta dibentuknya forum yang bisa menjadi wadah koordinasi bagi semua pihak terkait untuk selalu berkoordinasi dan melakukan evaluasi.
The Village Potential Development in The Made Village, Jombang, in Improving The Welfare and Independence of The Community Novy Setia Yunas; Mi’rojul Huda
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2018): MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v2i2.104

Abstract

The ability and freedom without opportunities would make people in the countryside remain poor. The aim of this community service was to provide facilitation and direction to make a community or a group become empowered, independent, and prosperous. This empowerment program used lecturing and training/workshop approach, as well as mentoring and mentoring by providing experience and direct assignments to groups of gadung crisps craftsmen, PKK and dasawisma. The results of this community service showed that the potential possessed by the Made Village community is quite large. Unfortunately some government policies were considered not right on target, and the lack of access and information made the skills of the community unable to develop optimally. The results of this program which took the form of a smart home program in the field of education, the branding of Srikandi Made in the field of women's empowerment and the environment, as well as the marketing management knowledge of chipmakers in the field of microeconomics, are considered to be able to become a model for the development of villages that can give a new nuance in developing the village potential and the most important economic, social and educational impact on the community in Made Village.
PERBANDINGAN LOYALITAS PEMILIH ABANGAN DAN SANTRI TERHADAP KHOFIFAH DAN SAIFULLAH YUSUF PADA PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2018 Novy Setia Yunas; Baiqun Isbahi
Jurnal Sosiologi Agama Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1461.419 KB) | DOI: 10.14421/jsa.2018.121-08

Abstract

This paper will review the comparison of loyalty of Abangan and Santri voters to two contestants in East Java Pilgub 2018. The reason, East Java Pilgub 2018 was followed by two contestants who both came from Nahdlatul Ulama. But on the other hand, political contestation in East Java cannot be separated from the cultural political dynamics scattered in the four corners of Mataraman, Tapal Kuda, Arek and Madura. These four regions certainly have the characteristics and loyalty of different voters both politically and sociologically. The political map certainly cannot be separated from Clifford Geertz classical study of the typology of the “aliran” politics (politik aliran) in Java. The method used in this paper is Library Research. The main information in this study was obtained through the analysis of the publication of the results of Kompas R&D survey in February and May 2018. The result of comparison analysis of loyalty of voters will not only know the extent of loyalty support of cultural groups on both candidates but see the tendency of reorientation of voting behavior in each cultural group from the influence of cadence and culture shifted to the orientation of the issues brought by the candidate.
Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Desa “Kampung Sehat” Berbasis Partisipasi Warga di Desa Plosokidul Kabupaten Kediri Juwita Hayyuning Prastiwi; Anik Susanti; Novy Setia Yunas
Surya Abdimas Vol. 5 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v5i3.1239

Abstract

Desa Plosokidul Kabupaten Kediri memiliki suatu wilayah yakni Dusun Jengkol yang berada di atas tanah milih PG Pesantren Baru. Tidak hanya tanah, namun mayoritas bangunan seperti rumah, MCK umum serta tempat pertemuan warga merupakan bangunan yang dimiliki oleh PG Pesantren Baru. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Pusat Pengkajian Desa FISIP UB secara umum berlokasi di Desa Plosokidul, namun secara spesifik mempertimbangkan prakondisi yang terjadi di Dusun Jengkol. Pemerintah Desa Ploso Kidul sendiri, pada tahun 2019 telah mencanangkan inovasi desa di bidang kebersihan dan Kesehatan. Kedua persoalan ini memang merupakan persoalan lingkungan utama yang sesuai dengan kondisi riil setempat, dimana selain masih ada warga yang buang air besar di sungai, sanitasi di wilayah ini tidak memadai serta sampah juga belum terkelola dengan prinsip 3RC. Dengan berbekal 4 tahapan metode yang jelas dimulai dari observasi masalah, sosialisasi dan identifikasi masalah, pendampingan saat proses penyusunan perdes kampung sehat dan pemaparan serta diskusi baik pada saat proses penyusunan perdes maupun pada saat pembentukan tim pengelolaan sampah, sehingga output utama kegiatan ini adalah tersusunnya draft Raperdes. Setelahmya, draft Raperdes diserahkan kepada Pemerintah Desa untuk berikutnya dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD setempat. Adapun draft Raperdes yang difasilitasi oleh tim, disusun secara partisipatif melalui beberapa tahapan, serta memiliki struktur hukum yang standar antara lain memiliki dasar pertimbangan, terdiri dari 8 Bab dan 14 Pasal dengan rincian membahas tentang Program Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak, Pengelolaan Sampah, Program Kesehatan Lingkungan serta terdapat ketentuan larangan, pembinaan, pengawasan dan pengaturan sanksi
Pemberdayaan Ruang Inovasi Kabupaten Jombang Sebagai Komunitas Pemuda Penggerak Pembangunan Desa Dalam Optimalisasi Produk UMKM Novy Setia Yunas; Faza Dhora Nailufar
Surya Abdimas Vol. 5 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v5i4.1371

Abstract

Sejak diimplementasikan UU No. 6 tahun 2014, desa memiliki kewenangan yang cukup besar untuk mengembangkan wilayahnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Untuk mengoptimalkan pembangunan di desa tersebut, maka diperlukan peran serta masyarakat dan seluruh stakeholders yang ada di desa, salah satunya adalah generasi muda. Generasi muda merupakan instrumen penting dalam proses pembangunan di berbagai level, dengan jumlah yang cukup besar dan didukung dengan kualitas intelektual yang kreatif, inovatif dan adaptif terhadap perubahan menjadi modal bagi pembangunan di desa. Sehingga tujuan program Pemberdayaan Komunitas Pemuda Penggerak Pembangunan Desa Dalam Optimalisasi Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Di Kabupaten Jombang antara lain: Pertama, mendorong peran komunitas khususnya pemuda dalam peningkatan kapasitas usaha kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Jombang; Kedua, mendorong percepatan digitalisasi usaha kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Jombang dan Ketiga, Wirausaha Terapan Teknologi Tepat Guna Berbasis Ekonomi Digital Ruang Inovasi Pelatihan Pemasaran Digital dalam upaya peningkatan kapasitas usaha kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Jombang. Proses pemberdayaan tersebut dicapai melalui metode workshop Workshop pada seluruh member komunitas pemuda penggerak pembangunan Desa sehingga tercapai pemantapan manajemen organisasi, analisa potensi, pemberdayaan dan transformasi digital di sektor UKM.
Penguatan Kapasitas Perempuan dan Generasi Muda Dalam Pengembangan Industri Kreatif Desa Melalui Komunitas Ruang Inovasi Kabupaten Jombang Novy Setia Yunas; Andy Ilman Hakim; Aza Nur Alisa
Surya Abdimas Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v6i3.1772

Abstract

Ekonomi kreatif menjadi hal yang penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini. Sehingga dengan peluang besar tersebut, perlu adanya pemberdayaan di setiap daerah khususunya di desa. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan desa mandiri yang didukung oleh potensi sumber daya dan tingkat perekonomian wilayah. Optimalisasi peluang industri kreatif dapat dilakukan di berbagai level , salah satunya di desa yang didukung dengan adanya peran serta kolaborasi antara masyarakat dengan stakeholders terkait terutama bagi kelompok perempuan dan generasi muda. Generasi muda memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan di berbagai level, dengan jumlah yang cukup besar dan didukung dengan kualitas intelektual yang kreatif, inovatif dan adaptif terhadap perubahan. Kelompok perempuan turut menjadi instrument penting dalam proses pembangunan industri kreatif yang didukung dengan jumlah yang cukup besar mencapai 49,65% di Kabupaten Jombang. Sehingga tujuan program Pemberdayaan Penguatan Kapasitas Perempuan dan Generasi Muda dalam Pengembangan Industri Kreatif Desa dengan mitra yakni Komunitas Ruang Inovasi Kabupaten Jombang dilakukan dengan: Pertama, Memberikan workshop terhadap kelompok perempuan dan generasi muda bekerjasama dengan komunitas Ruang Inovasi Kabupaten Jombang dalam upaya pengembangan industri kreatif desa. Kedua, menginisiasi pembentukan kelompok pengusaha generasi muda bidang industri kreatif dalam rangka pengembangan jejaring. Program tersebut nantinya akan memaksimalkan penyediaan berupa Coworking Space sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif untuk saling bertemu, dan berkolaborasi dalam satu tempat yang sama serta mendukung pengembangan inovasi, skill dan passion generasi milenial melalui tersedianya ruang kreatif (creative hub) dan ruang diskusi.
Local Strongmen At The Village Level: The Conflict Of The Demolition Of The First Raja Brawijaya ‘Petilasan’ At Sudimoro Village, Jombang Mirojul Huda; Novy Setia Yunas
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2555.609 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v6i2.2013

Abstract

Having been enacted since 2014, the Act No. 6/2014 has given a spirit and a huge authority to the villages in developing their potential resources. Unfortunately, those special authorities have not been fcollowed by the leadership’s capacity of the village’s head. This paper attempts to analyze the rise of local actors so-called local strongmen at the village level. This study uses Sidel (1999) perspective on how to seek local strongmen in local area at Sudimoro Village, Megaluh District in Jombang Regency. In case, the head of Sudimoro village produces a despotic action by unloading and dredging the historical land where there was a petilasan from King of Majapahit, well-known as Raja Brawijaya 1. Then, this action eventually triggered a conflict in the middle of its society and has been solved after the hall of cultural heritage of the government of Jombang Regency has intervened. This paper concluded that the high of authority and power would potentially rise the new local strongmen at the village level. Therefore, the existence of the principle of recognition and subsidiarity owned by the village is only used by a few local elites for their interests without any accountability and accessibility for the society.Â