Rossy Rosalinda
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peran Audiometri Tutur pada Otitis Media Supuratif Kronis Esmaralda Nurul Amany; Rossy Rosalinda; Jacky Munilson; Yan Edward
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v1i1.8

Abstract

Latar Belakang: Otitis media supuratif kronis adalah infeksi pada telinga tengah berkepanjangan yang ditandai dengan adanya sekret telinga dan perforasi membran timpani yang menetap dengan masalah utama yaitu gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran akibat otitis media supuratif kronis dapat mengganggu perkembangan bahasa, kemampuan komunikasi dan menurunkan kualitas hidup. Pemeriksaan audiometri nada murni merupakan pemeriksaan pendengaran yang rutin dilakukan, tetapi dengan audiometri tutur dapat menilai kemampuan komunikasi pada pasien otitis media supuratif kronis. Tujuan : Mengetahui dan memahami peran pemeriksaan audiometri tutur pada pada pasien otitis media supuratif kronis. Tinjauan Pustaka: Pasien dengan otitis media supuratif kronis biasanya memiliki gambaran audiogram gangguan pendengaran konduktif, namun bisa juga terjadi gangguan pendengaran sensorineural. Audiometri tutur berguna untuk menilai kemampuan komunikasi dan memungkinkan penilaian aspek konduksi dan sensoris pada organ pendengaran serta memberikan gambaran fungsi pendengaran sentral. Pada pasien otitis media supuratif kronis dapat ditemukan gangguan pemahaman percakapan yang tidak dapat digambarkan oleh pemeriksaan audiometri nada murni. Kesimpulan : Otitis media supuratif kronis dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang. Pemeriksaan audiometri tutur penting dilakukan pada pasien otitis media supuratif kronis karena dapat mengevaluasi pendengaran dengan menilai kemampuan komunikasi, menilai prognosis terapi, dan rehabilitasi setelah dilakukan tindakan operatif. Kata kunci : Audiometri nada murni, audiometri tutur, otitis media supuratif kronis
Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Meniere Opi Akbar; Rossy Rosalinda
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v1i1.13

Abstract

ABSTRACT Background: Meniere's disease is the third leading cause of vertigo after Benign Paroxysmal Positional Vertigo and vestibular neuritis. Meniere's disease is also known as endolymphatic hydrops. Acute symptoms of Meniere's disease are characterized by triad of vertigo, tinnitus and hearing loss. This disease is a challenge for ENT specialist in making a diagnosis and determining the right and optimal management. Objective: Provides knowledge about the diagnosis and management of Meniere's disease, so that it can be handled appropriately. Literature Review: Meniere's disease is an inner ear disorder characterized by spontaneous vertigo attacks, fluctuating low-tone sensorineural hearing loss, aural fullness and tinnitus. The most consistent finding and still being used as the basic mechanism of Meniere's disease to date is the discovery of endolymphatic hydrops. Diagnostic tests to diagnose Meniere's disease include audiometry, glycerol test, caloric test and electrocochleography. Meniere's disease can significantly affect quality of life and generally managed with dietary modifications such as a low-salt diet, medical therapy such as diuretics and surgery such as intratimpani injection and endolymphatic sac surgery. Conclusion: Meniere's disease is characterized by a triad of vertigo symptoms, low-tone sensorineural hearing loss and tinnitus. Making the diagnosis requires a detailed history with a complete audiology and vestibular examination. The management of Meniere's disease consists of dietary modifications, medical therapy and surgery. Keywords: meniere’s disease, endolymphatic hydrops, diuretics, intratimpani injection, endolymphatic sac surgery
Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Tipe Kolesteatoma dengan Timpanomastoidektomi Dinding Runtuh dan Rekonstruksi Dinding Posterior Liang Telinga Yayan Akhyar; Rossy Rosalinda
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v1i1.15

Abstract

Pendahuluan: Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 2 bulan. Tatalaksana bedah merupakan pilihan pada kasus-kasus OMSK tipe kolesteatoma. Dalam usaha mendapatkan kombinasi tindakan dengan paparan yang baik seperti pada mastoidektomi dinding runtuh dengan tetap memperservasi dinding posterior liang telinga seperti pada mastoidektomi dinding utuh, timpanomastoidektomi dinding runtuh dengan rekonstruksi dinding posterior liang telinga telah dikembangkan. Laporan kasus: Dilaporkan satu kasus anak perempuan 15 tahun dengan OMSK AS tipe kolesteatoma dengan destruksi dinding posterior liang telinga dan gangguan pendengaran. Kesimpulan: Tindakan timpano mastoidektomi dinding runtuh dengan rekonstruksi dinding posterior liang telinga selain memiliki keuntungan memaksimalkan eksplorasi jaringan patologis, juga dapat menjadi solusi untuk menciptakan dry ear, tidak memerlukan debridemaen rutin, dan lebih mudah dalam pemasangan alat bantu dengar bila dibutuhkan nantinya. Kata kunci: otitis media supuratif kronis tipe kolesteatoma, timpanomastoidektomi dinding runtuh, rekonstruksi dinding posterior liang telinga
Ototoksisitas akibat Penggunaan Cisplatin dan Pendekatan Otoprotektif untuk Pencegahannya Rizki Saputra; Rossy Rosalinda; Sukri Rahman; Gestina Aliska
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v2i1.36

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan secara statistik angka harapan hidup pasien kanker setelah diterapi membuat pemantauan efek samping jangka panjang kemoterapi sangat dibutuhkan. Cisplatin menjadi agen kemoterapi pilihan pada kanker kepala dan leher karna sifatnya yang sangat poten. Bertentangan dengan manfaat terapiutik tersebut, pemakaian cisplatin memiliki potensi masalah ototksik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Tujuan: Untuk mengetahui dan memahami mekanisme ototoksisitas akibat penggunaan cisplatin dan upaya otoprotektif. Tinjauan Pustaka: Sebagai agen kemoterapi, cisplatin memiliki beberapa efek samping salah satunya bersifat ototoksik. Mekanisme ototoksik akibat cisplatin dihubungkan dengan pembentukan radikal bebas yang menyebabkan apoptosis pada sel rambut luar koklea dan jaringan penunjang di organ Corti. Pasien yang menerima pengobatan cisplatin harus dilakukan evaluasi fungsi pendengaran secara berkala. Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang menjadi pilihan utama dalam upaya preventif ototoksik akibat cisplatin. Penggunaan obat golongan seperti N-asetilsistein, sodium tiosulfat, vitamin E, amifostin membuka harapan untuk pengembangan terapi preventif ototoksik. Kesimpulan: Efek samping ototoksik yang ditimbulkan merupakan salah satu masalah yang harus ditatalaksana. Monitoring pendengaran dibutuhkan untuk mendeteksi pemasalahan ini. Beberapa agen otoprotektif seperti antioksidan dan kortikosteroid dapat menjadi pilihan tatalaksana dalam upaya preventif. Pemberian agen otoprotektif secara sistemik dan intratimpani memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Kata kunci: ototoksik, cisplatin, preventif, intratimpani