Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tantangan Implementasi Konvergensi pada Program Pencegahan Stunting di Kabupaten Prioritas Yurista Permanasari; Meda Permana; Joko Pambudi; Bunga Christitha Rosha; Made Dewi Susilawati; Ekowati Rahajeng; Agus Triwinarto; Rachmalina S. Prasodjo
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 30 No 4 (2020)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v30i4.3586

Abstract

Stunting is one of the nutritional problems faced in the world, including Indonesia. To overcome this problem, the government conducted a program to accelerate stunting prevention in 100 priority districts / cities through specific and sensitive nutrition interventions including health and non-health stakeholders. Interventions are carried out in a convergent manner by aligning various resources to achieve the goal of preventing stunting.The convergence is carried out from the planning, budgeting, implementation, to monitoring stages. The purpose of this study is to analyse the challenges of implementing the convergence of stunting prevention programs that have been running since 2018 by local governments in priority districts / cities based on content, context, process, and actors. The research method is operational research with a research design using a qualitative approach design with in-depth interviews in 13 priority districts/cities. The health policy triangle framework is used as an approach in analyzing the results of this study which consists of content, context, process, and actors. In-depth interview sources are policy makers and program managers to accelerate stunting reduction from province to sub-district and village. The results showed that the challenge in implementing convergence was the existence of sectoral egos in each OPD (stakeholders) because of the socialization was not yet optimal so that many stakeholders did not fully understand the stunting prevention program. Information that was late in being obtained, information cut off from socialization, and difficult demographic conditions in the area where one of the causes in certain areas of the obstruction of socialization. The implementation of convergence that has not been optimal is also due to the ansence operational and technical guidelines for implementing program when the research was conducted so that the regions do not know the steps to carry out these activities. Abstrak Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, termasuk Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan stunting, pemerintah melakukan program percepatan penanggulangan stunting di 100 kabupaten kota prioritas yang melibatkan sektor kesehatan dan non kesehatan melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif. Penyelenggaraan intervensi dilakukan secara konvergen dengan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting. Konvergensi dilakukan mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, sampai monitoring. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tantangan implementasi konvergensi program pencegahan stunting yang telah berjalan sejak tahun 2018 oleh pemerintah daerah pada Kabupaten prioritas berdasarkan konten, konteks, proses, dan aktor. Metode penelitian merupakan operational research dengan desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam di 13 kabupaten prioritas. Kerangka segitiga kebijakan kesehatan digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis hasil penelitian ini yang terdiri dari konten, konteks, proses, dan aktor. Informan wawancara mendalam ialah para pengambil kebijakan dan pengelola program percepatan penurunan stunting dari mulai provinsi sampai kecamatan dan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan dalam implementasi konvergensi ialah masih adanya ego sektoral pada masingmasing OPD karena masih belum optimalnya sosialisasi sehingga banyak yang belum memahami secara menyeluruh mengenai program pencegahan stunting. Informasi yang terlambat diperoleh, terputusnya informasi dari sosialisasi, serta kondisi demografi wilayah yang sulit menjadi salah satu penyebab pada beberapa daerah tertentu tehadap terhambatnya sosialisasi. Implementasi konvergensi yang belum optimal juga dikarenakan belum diperolehnya juklak dan juknis dalam melaksanakan program saat penelitian dilakukan sehingga daerah belum tahu langkah untuk melakukan kegiatan tersebut.
Hubungan status gizi dan morbiditas balita pada desa lokus dan non lokus di 13 kabupaten lokus stunting di Indonesia tahun 2019: Indonesia Ika Saptarini; Prisca Petty Arfines; Novianti; Yurista Permanasari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 13 No 2 (2022): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 13 NOMOR 2 TAHUN 2022
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v13i2.44

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas balita yang signifikan di seluruh dunia. Selain itu, permasalahan gizi juga masih menjadi permasalahan kesehatan di tingkat global meskipun telah prevalensi permasalahn gizi telah cukup mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Adanya malnutrisi akan meningkatkan peluang terjadinya morbiditas pada anak termasuk diare dan ISPA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat hubungan status gizi dengan kesakitan pada balita di 13 kabupaten lokus stunting di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang dan dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan di 13 kabupaten lokus stunting. Outcome penelitian ini adalah morbiditas balita yang dinilai menggunakan ISPA dan diare. Status gizi yang dipakai adalah stunting, wasting dan underweight. Selain itu penelitian ini juga memasukkan variabel konfounding berupa faktor keluarga, ibu dan anak. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa stunting, wasting dan underweight tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA dan diare. Hal ini dapat disebabkan metode pengukuran morbiditas melalui metode mengingat. Sedangkan sumber air minum yang tidak layak akan meningkatkan peluang terjadinya ISPA dan diare. Kesimpulan: Stunting, wasting dan underweight secara statistik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan morbiditas diare dan ISPA pada balita. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih lanjut terkait hubungan status gizi dan morbiditas balita menggunakan metode pengukuran morbiditas yang lebih baik. Kata Kunci: status gizi, stunting, wasting, underweight, morbiditas Abstract Background: Acute respiratory infections (ARI) and diarrhea are still significant causes of worldwide morbidity and mortality in children under five. In addition, nutritional problems are still a health problem at the global level, even though the prevalence of nutritional problems has decreased considerably over the last few years. The presence of malnutrition will increase the chance of morbidity in children, including diarrhea and ARI. Objective: This study examines the relationship between nutritional status and morbidity in children under five in 13 stunting locus districts in Indonesia. Methods: This study used a cross-sectional design and was carried out through a quantitative approach in 13 stunting locus districts. The outcome of this study was children under five morbidities, assessed using ARI and diarrhea. The nutritional status used is stunting, wasting and underweight. In addition, this study also includes confounding variables including household, maternal and child factors. Results: This study found that stunting, wasting and being underweight did not have a significant relationship with the incidence of ARI and diarrhea. This can be due to the method of measuring morbidity through remembering. Meanwhile, drinking water sources that are not proper will increase the chances of ARI and diarrhea. Conclusion: Stunting, wasting and being underweight statistically do not significantly associate with diarrhea and ARI in children under five. Therefore, further research on the relationship between nutritional status and morbidity of children under five needs to be conducted using a better method of measuring morbidity. Keyword: nutrition status, stunting, wasting, underweight, morbidity