I B Upadana Pemaron, I B
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUMAN KALLIKREIN 6 SEBAGAI BIOMARKER KEGANASAN OVARIUM Upadana Pemaron, I B
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita, dimana angka kejadiannya meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu hal yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan rasio angka kesakitan dan kematian penderita kanker ovarium adalah sulitnya melakukan deteksi dini.1,2,5 Hingga saat ini belum dapat ditemukan suatu alat deteksi dini yang ideal bagi penderita kanker ovarium. Pendekatan genetik pada manusia, dapat membantu meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas beberapa petanda tumor dalam diagnosis dan prognosis kanker ovarium. 6,7 Potensi kallikrein yang saat ini sedang diteliti adalah perannya dalam proses angiogenesis. Peningkatan kadar kinin akan memacu peningkatan ekstravasasi plasma, vasodilatasi, dan inflamasi lokal. Proses ini akan mengakibatkan terjadinya angiogenesis, menghambat apoptosis dan remodeling jaringan.23,24 Angiogenesis berperan penting dalam pertumbuhan tumor secara primer maupun dalam terjadinya metastase. Enzim proteolitik terlibat dalam perkembangan tumor karena pengaruh degradasi matriks ekstraseluler.29 Migrasi sel kanker dari tumor primer dan invasi sel kanker ke jaringan sekitarnya merupakan langkah awal proses metastasis tumor. 21 Beberapa penelitian tentang hubungan hK6 dengan kanker ovarium menunjukkan bahwa hanya pada kanker ovarium, kadar hK6 pada sirkulasi menunjukkan peningkatan secara bermakna.32,33 Penelitian oleh Diamandis dkk mendapatkan bahwa konsentrasi hK6 preoperatif merupakan indikator prognosis paling kuat terhadap perkembangan pasien. Pasien dengan kadar hK6 preoperatif diatas 4,4 µg/L secara signifikan memiliki prognosis yang lebih jelek.1 Dari berbagai penelitian, menunjukkan bahwa human kallikrein 6 adalah biomarker yang paling menjanjikan, karena secara klinis terkait dengan diagnosis, prognosis dan monitoring kanker ovarium.38
SISTEM SKORING SUBGRUP DARI INTERNATIONAL OVARIAN TUMOR ANALYSIS (IOTA) UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR ADNEKSA Upadana Pemaron, I B
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik ultrasonografi dapat digunakan untuk mengkategorikan massa ovarium dan adneksa, dan pengenalan pola dapat mendiagnosa secara akurat kasus – kasus dengan tampilan klasik pada non neoplasia, neoplasia jinak dan keganasan. Fitur sonografi yang dinilai meliputi morfologi tumor, yaitu adanya komponen solid, septa, asites, dan ukuran tumor serta parameter Doppler sonografi. Akan tetapi seringkali tampilan sonografi dari ovarium tidak patognomonik. Pada kasus inilah penentu risiko relative keganasan menguntungkan untuk penanganan pasien. Fitur yang turut menentukan risiko keganasan meliputi usia, riwayat kanker sebelumnya, ukuran dan morfologi dari massa dan parameter Doppler, sehingga model multiparameter untuk penentuan risiko akan lebih sesuai dan akurat dalam membedakan antara massa ovarium jinak dan ganas. Suatu model yang optimal masih terus dikembangan saat ini. Pendekatan terbaik untuk dapat memprediksi keganasan ovarium dengan ultrasonografi harus meliputi kesepakan universal mengenai parameter resiko klinis dan sonografi antara ginekologis, ginekolog onkologis dan radiologis dengan model multiparameter yang telah diorganisasi, menggunakan istilah yang umum dipakai, mudah diterapkan dan interpretasi yang jelas tentang risiko relatif. Analisis multiparameter klinis dan sistem skoring subgrup menurut IOTA adalah yang terbaik untuk keganasan dan menggabungkan prediktor terbaik dari beberapa penelitian sebelumnya menurut variabel klinis dan umur. Kelebihan dari sistem skoring subgrupini adalah lebih mudah diaplikasikan dalam klinis sehari-hari dan sederhana dengan menggunakan variabel yang sedikit. Selain itu keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan sistem scoring subgroup adalah sistem referal pasien lebih awal, tindakan operasi lebih tepat dan mengurangi re-operasi.
PERBEDAAN FUNGSI SEKSUAL PADA PASCA TOTAL ABDOMINAL HYSTERECTOMY DAN SUPRA VAGINAL HYSTERECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR Upadana Pemaron, I B
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan :Untuk mengetahui perbedaan fungsi seksual pada pasca Total Abdominal Hysterectomy (TAH) dan Supra Vaginal Hysterectomy (SVH)di RSUP Sanglah Denpasar. Bahan dan cara kerja : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional analitik. Sampel diambil secara consecutive sampling dari bulan Januari 2011 sampai Januari 2012. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi didapatkan 28 sampel, terdiri dari 14 pasca TAH dan 14 pasca SVH, masing-masing sesuai umur ibu, paritas, dan pendidikan, selanjutnya fungsi seksual dinilai dengan pengisian kuisioner FSFI (Female Sexual Function Index). Skor total kuisioner dianalisa dilakukan dengan uji t-independent. Untuk mengetahui perbedaan fungsi seksual dipakai uji Chi-Square. Hasil : Diperoleh rerata umur pada kelompok pasca TAH dan SVH masing-masing 43,00±1,96 dan 41,71±2,95 dengan p=0,077. Rerata paritas pada kelompok pasca TAH dan SVH masing-masing 2,00±0,96 dan 1,93±1,43 dengan p=0,297 dan Rerata pendidikan pada kelompok pasca TAH dan SVH masing-masing 10,64±3,65 dan 7,79±4,71 dengan p=0,069. Hal ini berarti bahwa karakteristik subyek kedua kelompok adalah sama sehingga pengaruhnya terhadap hasil penelitian dapat diabaikan. Rerata skor total FSFI pada kelompok pasca TAH dan SVH masing-masing 25,5±2,91 dan 28,26±3,17, dengan hasrat seksual (p=0,272), rangsangan (p=0,239), lubrikasi (p=0,014), orgasme (p=0,010), kepuasan (p=0,061), nyeri (p=0,037).Fungsi seksual diuji Chi-Square, didapatkan berbeda bermakna (p=0,042). Kesimpulan: Terdapat perbedaan fungsi seksual pasca TAH dibandingkan dengan pasca SVH.   Kata kunci :  Histerektomi abdominal total, histerektomi supravaginal, fungsi seksual wanita
MODIFIKASI INDEKS RISIKO KEGANASAN SEBAGAI MODALITAS DIAGNOSTIK PREOPERATIF UNTUK MEMPREDIKSI KEGANASAN TUMOR OVARIUM : SUATU UJI DIAGNOSTIK Upadana Pemaron, I B
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Kanker ovarium merupakan salah satu penyakit kanker yang banyak dijumpai pada wanita dan sering disebut sebagai “Silent Killer” karena diagnosa baru diketahui setelah penderita sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, deteksi dini untuk mengetahui sejak dini adanya kanker ovarium sangat diperlukan. Kebanyakan mereka yang diketahui kanker ovarium pada stadium awal akan mempunyai harapan hidup yang lebih baik. Akan tetapi pemeriksaan skrining untuk mendeteksi adanya kanker ovarium sejak dini sangat sulit. Bila dilakukan pemeriksaan USG atau tumor marker saja, akurasi untuk memprediksi keganasan tumor ovarium kurang akurat. Diperlukan beberapa kombinasi pemeriksaan untuk bisa mendiagnosa keganasan ovarium. Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari pemeriksaan kadar serum CA125, status menopause penderita, dan temuan ultrasonografi. Dengan cut off value 200, digunakan untuk membedakan antara tumor ovarium yang jinak dan ganas, dengan sensitivitas 87% dan spesifisitas 97%. Dengan melakukan modifikasi dari RMI ini, diharapkan pemeriksaan lebih mudah dan akurasinya sama. Tujuan: untuk mengetahui akurasi Modifikasi Indeks Risiko Keganasan sebagai modalitas diagnostik preoperatif dalam memprediksi keganasan tumor ovarium. Bahan dan cara : Penelitian ini merupakan suatu studi prospektif uji diagnostik. Uji diagnostik yang diuji adalah Modifikasi Indeks Risiko Keganasan sebagai modalitas diagnostik preoperatif untuk memprediksi keganasan tumor ovarium yang dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologis sebagai gold standard. Populasi penelitian adalah semua penderita dengan diagnosis tumor ovarium yang datang ke Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Sanglah Denpasar. Setelah didapatkan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi, dilakukan penghitungan nilai Modifikasi Indeks Risiko Keganasan yaitu dengan formula U (ultrasonografi skor) x M (menopause status) x serum CA125 (U/ml). Kemudian dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologis tumor ovarium   Hasil : batas (Cut-Off) nilai Modifikasi Indeks Risiko Keganasan sebagai petanda tumor ganas atau jinak adalah 119. Bila >119 dinyatakan ganas, bila <119 dinyatakan jinak. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa Sensitivitas = 93,33%; Spesifisitas = 95%; Nilai duga positif = 93,33%); Nilai duga negatif = 95%; Rasio Kemungkinan positif = 18,67; Rasio Kemungkinan negatif = 0,07. Kesimpulan : Modifikasi Indeks Risiko Keganasan sebagai modalitas diagnostik preoperatif untuk memprediksi keganasan tumor ovarium mempunyai nilai Sensitivitas sebesar 93,33% dan Spesifisitas sebesar 95%. Bila dibandingkan dengan RMI, nilai sensitivitas lebih tinggi dan nilai spesifisitas hampir sama. Kata kunci : Keganasan tumor ovarium, Modifikasi Indeks Risiko Keganasan, Pemeriksaan histopatologis.