Hasbullah Nawir, Hasbullah
Kelompok Keahlian Rekayasa Geoteknik, Program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa No. 10 Bandung 40132.

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Siklus Basah – Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin – Montmorillonit - Pasir Hendrikus, Edwin Laurencis; Nawir, Hasbullah
Jurnal Geoteknik Vol 9, No 01 (2014)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar daerah Indonesia terdiri dari tanah lempung ekspansif. Tanah ekspansif sering menyebabkan permasalahan geoteknik karena perilakunya yang sensitif terhadap air. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari efek siklus basah-kering terhadap perilaku tanah lempung ekspansif yang distabilisasi pasir. Perilaku yang ditinjau adalah kekuatan geser dan potensi pengembangan. Tanah yang digunakan adalah tanah artifisial yang dibentuk dari bentonit, kaolin, dan pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir bergradasi baik. Ada dua variasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni variasi jumlah siklus basah-kering dan variasi kadar mineral lempung. Kadar pasir ditetapkan sebesar 20% terhadap massa kering tanah. Pembentukan tanah artifisial dilakukan pada kondisi kadar air optimum, kemudian siklus basah-kering dilakukan pada tanah artifisial sebelum diuji. Beberapa pengujian dilakukan pada sampel ini, meliputi pengujian terhadap batas plastisitas, berat jenis, parameter pemadatan, distribusi ukuran butir pasir, dan kandungan mineral tanah. Melalui pengujian diperoleh hasil bahwa penambahan pasir sebesar 20% pada tanah ekspansif tidak mencegah penurunan kekuatan geser tak teralir, namun mereduksi potensi pengembangan. Dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir hanya efektif untuk mencegah pengembangan dibandingkan untuk meningkatkan kuat geser tanah lempung ekspansif akibat siklus berulang basah-kering. Kata kunci: tanah ekspansif, stabilisasi tanah, pasir, siklus basah-kering
Prediksi Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka Studi Kasus: Timbunan di Bontang, Kalimantan Timur Nawir, Hasbullah; Apoji, Dayu; Fatimatuzahro, Rahmatyar; Pamudji, M. Dwi
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1438.831 KB)

Abstract

Abstrak. Penurunan konsolidasi tanah merupakan masalah geoteknik yang sering ditemukan pada kasus timbunan, terutama pada tanah lunak. Penurunan konsolidasi disebabkan oleh keluarnya air pori dari dalam tanah yang disebabkan oleh peningkatan tegangan pada massa tanah. Untuk memprediksi besar penurunan serta lama waktu konsolidasi umumnya digunakan teori konsolidasi satu dimensi Terzaghi. Prediksi penurunan konsolidasi dengan teori ini, pada banyak kasus, memberikan hasil yang lebih besar dari penurunan aktual. Hal ini, salah satunya, disebabkan adanya pengabaian fenomena perkuatan tanah yang mungkin terjadi akibat proses penimbunan secara bertahap. Selain teori tersebut terdapat pula prediksi penurunan tanah dengan metode elemen hingga yang sudah menganalisis penurunan secara dua dimensi bahkan tiga dimensi. Namun untuk metode ini prediksi penurunan terhadap waktu, terutama untuk kasus perbaikan tanah dengan drainase vertikal, metode ini tidak memberikan hasil yang baik. Observasi Asaoka. Melalui prosedur ini, besarnya penurunan akhir dapat diprediksi dengan menggunakan data observasi penurunan akibat timbunan dengan menggunakan metoda curve fitting. Studi ini juga membahas perbandingan metode perhitungan penurunan dengan menggunakan teori konsolidasi Terzaghi, metode elemen hingga dan metode observasi Asaoka.Abstract. Consolidation settlement is a general geotechnical problem found embankment, particularly those founded on soft soil. Consolidation settlement is caused by the discharge of soil pore water induced by the increas of stress in soil mass. Terzaghi one dimensional theory was used to predict the settlement and time rate of consolidation. In many cases, the settlement prediction from this theory provides results much greater than the observed value due to many factors including the neglection of soil strength gain that may occur during consolidation process. In addition, there is also settlement prediction by using observed settlement data from the site using curve fitting method. This study presents settlement prediction method using Terzaghi consolidation theory, finite element method and Asaoka observational method.
Pengaruh Siklus Basah – Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin – Montmorillonit - Pasir Hendrikus, Edwin Laurencis; Nawir, Hasbullah
Jurnal Geoteknik Vol 9 No 01 (2014)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar daerah Indonesia terdiri dari tanah lempung ekspansif. Tanah ekspansif sering menyebabkan permasalahan geoteknik karena perilakunya yang sensitif terhadap air. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari efek siklus basah-kering terhadap perilaku tanah lempung ekspansif yang distabilisasi pasir. Perilaku yang ditinjau adalah kekuatan geser dan potensi pengembangan. Tanah yang digunakan adalah tanah artifisial yang dibentuk dari bentonit, kaolin, dan pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir bergradasi baik. Ada dua variasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni variasi jumlah siklus basah-kering dan variasi kadar mineral lempung. Kadar pasir ditetapkan sebesar 20% terhadap massa kering tanah. Pembentukan tanah artifisial dilakukan pada kondisi kadar air optimum, kemudian siklus basah-kering dilakukan pada tanah artifisial sebelum diuji. Beberapa pengujian dilakukan pada sampel ini, meliputi pengujian terhadap batas plastisitas, berat jenis, parameter pemadatan, distribusi ukuran butir pasir, dan kandungan mineral tanah. Melalui pengujian diperoleh hasil bahwa penambahan pasir sebesar 20% pada tanah ekspansif tidak mencegah penurunan kekuatan geser tak teralir, namun mereduksi potensi pengembangan. Dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir hanya efektif untuk mencegah pengembangan dibandingkan untuk meningkatkan kuat geser tanah lempung ekspansif akibat siklus berulang basah-kering. Kata kunci: tanah ekspansif, stabilisasi tanah, pasir, siklus basah-kering