Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PROSES EKSTRAKSI ZAT WARNA HIJAU KHOROFIL ALAMI UNTUK PANGAN DAN KARAKTERISASINYA Hutajulu, Tiurlan Farida; Hartanto, Eddy Sapto; ., Subagja
Jurnal Riset Industri Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Riset Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1256.314 KB)

Abstract

Penelitian ini mempelajari karakteristik zat pewarna hijau alami yang di ekstrak dari daun suji untuk pengunaan sebagai zat pewarna makanan,karakteristik tersebut ditentukan dengan analisis kualitatif maupun kuatitaif. Randem tertinggi adalah 0.91% yang di peroleh dari proses mengunakan etanol 95%sedangkan yang terendah adalah 0.50% yang si peroleh dari pengunaan etanol 75%. Hasil analisis warna secarakualitatif mengunakan kromatometer dengan MgCO3, tokoferol menunjukan intensitas penyerapan tinggi untuk warna hiajau sementara itu dengan menggunakan MGCO# asam askrobat intensitas penyerapan tinggi untuk warna kuning.Nilai RF dengan kromatografi kertas menggunakan eleun Naci 2% dalam alkohol 75% diamati bahwa sinal ultra violet dan sinal visibel menghasilkan 2-3  spot.contoh MGCO3 0.30% dan tokoferol 0.2% maupun contoh MgCO3 0.30% dan asam askrobat 0.8% mempunyai nilaiRf 0.71 dan 0.68 yang menyerupai nilai Rf klorofil a. ContohMgCO3 0.02% dan tokoferol 0.4% maupun contoh MgCO3 0.01% dari asam oksidat 0.8% mempunyai nilai Rf 0.82 dan 0.80 yang menyerupai nilai Rf klorofil b. analisikuantitatif warna hijau mengunakan spektrofotometer menunjukan penyerapan tinggi pada panjang glombang 660.0 dan 642.5 nm. pola spektrum FTIR dari contoh MgCO3 0.03% dan tokoferol 0.2; MgCO3 0.03% dan asam askrobat 0.8 ; MgCO3 0.01% dan asam askrobat 0.8% serta MgCO3 0.02% dan tokoferol 0.4%menyerupai pola standar klorofil a maupun b. hasil uji stabilitas warna dari ekstrak dau suji dengan menggunakan penstabil MgCO3 dan tokoferol menghasilkankesrabilan warna yang lebih baik dalam minyak VCO setelah di simpan dari 3 minggu.
(Process Quality Upgrading and Better Utilization of Java Citronella Oil) Sait, Salya; Hawani Lubis, enny; Farida Hutajulu, Tiurlan; -, Subagja
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 14, No 1-2 (1997)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3227.283 KB)

Abstract

To obtain the good quality of International Market Standard and better oil as raw material for rose oil synthetic where as the price of natural rose oil is much higher in price that of synthetic. The fractional distillation process was employed on crude Java Citronella oil grown in Sukabumi and Purwokerto to obtained the oil with international market quality and the oil fraction was used as basic material for rose oil synthesis. It was concluded that due to a high cost of the fractional distillation, it was unable to raise the economic added value of crude oil via quality improvement using this process except when the oil fraction was used as basic material for rose oil synthesis.
(Coleus amboinicus Lour) (Techno Economic Analysis of Production Unit of Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Extraxt Powder) Junaidi, Lukman; F. Hutajulu, Tiurlan; Supriatna, Dadang; -, Subagja; Sapto Hartanto, Eddy
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 27, No 02 (2010)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7801.278 KB)

Abstract

Torbangun leaves could be extraxted to produce powder whice could be used as a raw material for nutraceutical or medicenal industri. techno economic analysis was conducted to evaluate the financial viability of the production unit of torbangun extract powder. the results of analisis showed that the production unit of torbangun extract powder was very feasible financially. based on the techno economic analysis, the production unit of torbangun extract powder resulted the net present value (NPV) i.e. Rp 650.170.746, internal rate of return (IRR) i.e.36,73% and pay back period i.e. 2,72 years. the break oven point of the production unit of torbangun extract powder was Rp 242.979.681 per year and the based price was Rp 355.239 per kg. the sensitivity analysis showed that the viability of the production unit o torbangun extract powder was very sensitive to the changes in the raw material cost,product price,and yield of the process. on the other hand the changes in the investment cost, electricity, and and working days,ware not sensitive to the viability of production unit of torbangun extract powder.
(Catechin and Epicatechin Analysis in Cacao Bean and Cacao products Using Liquid Chromatography Mass Spectrometry) -, Subagja; -, Harmita; Suryadi, Herman; Junaidi, Lukman
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 26, No 02 (2009)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3987.92 KB)

Abstract

Cacao beans processing into product may affect active compound contents in the final products, especially catechin and  epicatechin. Temperature treatments during cacao processing can induce epimerization reaction of (-)-epicatechin to be (-)-catechin. Therefore, catechin and epicatechin ratio in the samples would be change. The aim of the was to know imfluence during cacao beans processing, especially cathechin and epicatechin concentration. Samples taken during the process were cacao nib, cacao mass, cacao powder, and butter. Analysis of catechin and epicatechin in samples was carried out by liquid chromatography mass spectrometry. Analytical for catechin were using mobile phase A (0.1 %formic acid in deionized water) and mobile phase B (acetonitril-methanol = 50:50) at flow rate of 0.5 ml/min. gradient elution were set at 0 minutes (10%B), 15 minutes (35%B), 20 minutes (40%B), 30 minutes (50% B), 35 minutes (60% B), and 35.1 minutes (105 B). Mass sprectrometer was set at ESI voltage (-) 3500 volt, desolvation temperature 300 oC, nubelizer pressure 50 psi, desolvation gas 10L/min, and fragmentor voltage (-) 160 volt. Results of the research showed that of catechin and cacao nib, cacao mass and cacao powder were 1:21,7; 1:20,0; and respectively. Heat treatments during cacao mass processing sowed a decrease tendency of catechin and epicatechin concentrations.
(The Use of Organic Acid and Thermal Adequacy on the Canned String Beans) Timur Antara, Ngakan; G. Pohan, H; -, Subagja
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 18, No 1-2 (2001)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3190.953 KB)

Abstract

Research on the canned string beans has been conducted .the formulation used was 1% salt,the organic acid (0.27% citric acid and 0.22% lastic acid ) and types of packaging (timplate and retort pouch) the product were stored for 0,2,4 and weeks the results showed that the result showed that the effect of storage gave the decrease of PH ,protein ,vitamin c and hardness.the microbial contents were relatively unchanged during storage .the process time required for tinplate retort pouch were 0.057 minutes respectively ,which adequate to render to canned string beans (pH< 4.5) microbiologically safe .
Uji Formulasi Kadar Vitamin C Tablet Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Subagja Subagja; Rahma Nafi'ah
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.558 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v5i1.864

Abstract

Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman dengan tinggi mencapai 5 meter, dimana merupakan tanaman tropis. Kandungan Jeruk Nipis salah satunya vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada formula manakah tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C, dan tablet yang dihasilkan diuji evaluasi tablet meliputi: organoleptik, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, disolusi, dan kadar vitamin C. Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji Linearitas dan Analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) tidak memenuhi persyaratan tablet, dan tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) kadar 200 mg per tablet memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C sebesar 93,33%. Kata kunci: Tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), kadar vitamin C, evaluasi tablet.
UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI SUSPENSI EKSTRAK KULIT WORTEL (Daucus carrota L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI KARAGENAN Subagja Subagja; Bambang Karsidin, M.Si; Siti Hadiyanti
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 2 No 2 (2019): PRAEPARANDI: Jurnal Sains dan Farmasi
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi ekstrak kulit wortel (Daucus carrota L.) memiliki efektivitas dalam menurunkan volume udema dan menentukan konsentrasi suspensi ekstrak kulit wortel (Daucus carrota L.) yang dapat menurunkan volume udema pada kaki tikus putih (Rattus norvegicus).Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan subjek penelitian 15 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) dengan berat badan ±200 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif (Bufect), kontrol negatif (suspensi Na.CMC), suspensi ekstrak kulit wortel konsentrasi I (7,5%), konsentrasi II (11,2%), dan konsentrasi III (14,93%). Pemberian senyawa uji dilakukan secara peroral, setelah 1 jam kaki tikus diinduksi karagenan 1%.Penelitian dilakukan selama 6 jam. Data hasil pengukuran volume udema dianalisis menggunakan uji analisis statistik ANOVA dan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suspensi ekstrak kulit wortel (Daucus carrota L.) mempunyai efektivitas dalam menurunkan volume udema pada kaki tikus putih (Rattus norvegicus) serta suspensi ekstrak kulit wortel (Daucus carrotaL.) konsentrasi 14,93% mempunyai efektivitas paling tinggi dalam menurunkan volume udema pada kaki tikus putih (Rattus norvegicus) dengan persentase daya antiinflamasi sebesar 32,37%
Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Daun Teh Hijau (Camelia sinensis) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil Bambang Karsidin; Subagja Subagja; Dewi Permatasari
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 4 No 1 (2020): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas. Salah satu tanaman di Indonesia yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan adalah daun teh hijau (Camelia sinensis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan sediaan krim esktrak daun teh hijau (Camelia sinensis) yang diukur dengan menggunakan metode DPPH. Ekstrak daun teh hijau (Camelia sinensis) diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut alkohol 70% dan dibuat sediaan krim menggunakan variasi konsentrasi ekstrak daun teh hijau (Camelia sinensis) pada formula I, II, dan III yaitu 2%, 4%, dan 6%. Kemudian di uji aktivitas antioksidannya menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa krim ekstrak daun teh hijau pada konsentrasi 6% memiliki aktivitas antioksidan paling optimal dengan nilai IC₅₀ sebesar 167,579 ppm yang termasuk dalam kategori antioksidan lemah.
UJI PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN CAIR VCO (VIRGIN COCONUT OIL) DAN SABUN CAIR MCT (MEDIUM CHAIN TRYGLISERIDA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Nina Pratiwi Susanti; Subagja Subagja; Yahya Ade Primadi
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 2 (2023): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.331 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i2.202

Abstract

Pembuatan sabun cair dapat dibuat dari bahan alami yaitu kelapa. Salah satu produk kelapa yang saat ini berkembang dan diminati adalah Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut Oil (VCO). VCO mengandung asam-asam lemak jenuh diantaranya Medium Chain Fatty Acid (MCFA) dan Medium Chain Trygliserida (MCT). Tujuan Penelitian untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri antara sabun cair VCO dengan sabun cair MCT terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan media pertumbuhan nutrient agar. Variabel X dan Z yaitu VCO (Virgin Coconut Oil) dan MCT (Medium Chain Trygliserida) diformulasikan menjadi sediaan sabun cair pada konsentrasi 15%, 30% dan 45% (Percobaan dilakukan pada 5 cawan petri) dan variabel Y yaitu adanya daya hambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dilihat dari adanya zona bening. Zona bening yang didapatkan untuk masing-masing kelompok perlakuan yaitu VCO (15%) 13,20mm, VCO (30%) 19,76mm dan VC0 (45%) 21,41mm sedangkan MCT (15%) 16,90 mm, MCT (30%) 21,56mm dan MCT (45%) 24,27mm. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas antibakteri antara sabun cair VCO (Virgin Coconut Oil) dengan sabun cair MCT (Medium Chain Trygliserida) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sabun Cair MCT memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar jika dibandingkan dengan sabun cair VCO.
Perbandingan Kadar Fenolik Total Antara Seduhan Daun Tin ( Ficuc crica L.) dan Teh Kombucha Daun Tin (Ficuc carica L.) Bambang Karsidin; Subagja Subagja; Revaldi Alfarizi Alfarizi
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 6 No 1 (2022): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.455 KB) | DOI: 10.58365/ojs.v6i1.180

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Perbandingan Kadar Fenolik Total Antara Seduhan Daun Tin (Ficus carica L.) Dan Teh Kombucha Daun Tin (Ficus carica L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar fenolik total antara seduhan daun tin (Ficus carica L.) dan teh kombucha daun tin (Ficus carica L.). Tanaman tin (Ficus carica L.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Barat dan merupakan spesies dari kawasan Mediterania. Tanaman tin merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung metabolit sekunder di seluruh bagian tanamannya seperti pada bagian daun. Daun tin (Ficus carica L.) mengandung senyawa fenolik dan senyawa metabolit sekunder lainnya seperti flavonoid, tanin, dan saponin. Kadar senyawa fenolik dapat dianalisa menggunakan spektrofotometri UV-Visible. Penentuan kadar fenolik total menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat dan dinyatakan dalam mg ekivalen asam galat (GAE) per gram simplisia. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa seduhan daun tin memiliki kadar fenolik total sebesar 126,3 mg GAE/g, dan kadar fenolik total teh kombucha daun tin sebesar 227,7 mg GAE/g. Maka kesimpulan yang diperoleh bahwa perbandingan kadar fenolik total pada seduhan daun tin berbanding teh kombucha daun tin adalah 0,5 : 1.