Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Penerapan Pupuk Organik Cair Ubur-ubur untuk Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Varietas Samhong King Basri, Hasan; Purnamasari, Retno Tri; Hidayanto, Fajar
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 8, No 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v8i1.97

Abstract

Pupuk organik cair ubur-ubur merupakan pupuk yang berasal dari tubuh hidup ubur-ubur yang diolah menggunakan proses fermentasi pengganti pupuk anorganik pada tanaman sawi varietas Samhong King. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi pupuk organik cair ubur-ubur dan pupuk urea yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil sawi Samhong King. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan, antara lain (1) P1 = 2x aplikasi Urea 25% + seminggu sekali untuk penanaman POC Ubur-ubur 75%, (2) P2 = 2x aplikasi Urea 50% + satu kali a. minggu penanaman POC Ubur-ubur 50 dan (3) P3 = 2x pemberian Urea 75% + seminggu sekali penanaman POC Ubur-ubur 25%, kemudian masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair ubur-ubur berpengaruh terhadap variabel pengamatan tinggi daun, panjang daun, bobot segar daun, dan bobot akar tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Pada pengamatan terakhir hasil tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian 2x Urea 75% + seminggu sekali, penanaman POC Ubur-ubur 25% dengan tinggi tanaman 35 cm, panjang daun 35 cm, berat semak daun 2,003 g, dan akar segar berat 32 g. Sedangkan jumlah daun sebanyak 18 daun pada seluruh perlakuan menurut pengamatan terakhir.
PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH MANGROVE PUTUT (Bruguiera gymnorrhiza) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SABUN CAIR DI KABUPATEN PASURUAN Sulistyawati, Sulistyawati; Hidayanto, Fajar; Mahfud, Ridwan Isnaeni
Jurnal Terapan Abdimas Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v7i1.9196

Abstract

Abstract.Currently the world is experiencing the COVID-19 pandemic, which requires people to adopt a clean and healthy lifestyle. The government has launched the 3M program, among others; Wear a mask, wash hands and physical distancing. The agricultural sector can be part of the success of this program by making liquid soap products for washing hands using additional plant extracts that contain antimicrobial compounds. Putut mangrove plants (Bruguiera gymnorrhiza) are an alternative as a soap additive because they contain antimicrobial compounds such as alkaloids, flavonoids, phenolics, tannins, and steroids. Training and socialization of liquid soap making activities with mangrove fruit extract was also carried out to provide information about the basic ingredients for making environmentally friendly liquid soap using Methyl Ester Sulfonate (MES) as vegetable surfactants and mangrove fruit extracts, as well as inviting participants to be able to make liquid soap independently. . The methods used: 1) interviews and observations, 2) socialization methods with lectures and discussions or questions and answers; 3) training methods with lectures and demonstrations and hands-on practice. Based on the implementation of the community service program, it can be concluded as follows: 1) community service participants can make liquid soap independently, 2) participants become aware of environmentally friendly chemicals, 3) the community will be more aware of the uses of mangrove fruit and plantsAbstrak. Saat ini dunia mengalami pandemi COVID-19 yang mengharuskan masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pemerintah telah mencanangkan progam 3M antara lain; Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. Bidang pertanian dapat menjadi bagian dalam mensukseskan progam ini yaitu dengan membuat produk sabun cair untuk cuci tangan menggunakan tambahan ekstrak tanaman yang mengandung senyawa antimikrobial. Tanaman mangrove putut (Bruguiera gymnorrhiza) menjadi alternatif sebagai bahan tambahan sabun karena memiliki kandungan senyawa antimikrobial seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, tannin, dan steroid. Pelatihan dan sosialisasi kegiatan pembuatan sabun cair dengan ektrak buah mangrove juga dilakukan untuk memberikan informasi tentang bahan dasar pembuatan sabun cair ramah lingkungan dengan menggunakan Methyl Ester Sulfonate (MES) sebagai nabati surfaktan dan ekstrak buah mangrove, sekaligus mengajak peserta untuk bisa membuat sabun cair secara mandiri. Metode yang digunakan: 1) wawancara dan observasi, 2) metode sosialisasi dengan ceramah dan diskusi atau tanya jawab; 3) metode pelatihan dengan ceramah dan demonstrasi serta praktek langsung. Berdasarkan pelaksanaan program pengabdian masyarakat dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) peserta pengabdian dapat membuat sabun cair dengan mandiri, 2) peserta menjadi paham akan bahan kimia yang ramah lingkungan, 3) masyarakat akan lebih sadar akan kegunaan buah dan tanaman mangrove 
ANALISIS INDEKS KUALITAS TANAH ANDISOL PADA BERBAGAI SISTEM POLA TANAM DI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN Arifin, Ahmad Zainul; Rohimah, Chodijah A.; Hidayanto, Fajar; Purnamasari, Retno Tri
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 23, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v23i2.7657

Abstract

Kualitas tanah merujuk pada kemampuan tanah untuk menjaga produktivitas tanaman, mempertahankan ketersediaan air, serta mendukung kegiatan manusia. Penilaian kualitas tanah tidak dapat dilakukan secara langsung, oleh karena itu diperlukan indikator fisik, kimia, dan biologi yang digunakan bersama-sama untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kualitas tanah, yang dikenal sebagai minimum data set (MDS). Sebuah penelitian lapangan dan analisis laboratorium telah dilakukan antara bulan September hingga Desember 2023. Penelitian deskriptif ini dilaksanakam terhadap beberapa jenis pola tanam yang ada di lahan perkebunan Kecamatan Tosari, Pasuruan. Setelah nilai indeks kualitas tanah diperoleh, analisis dilakukan dengan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Mausbach dan Seybold (1998) yang telah dimodifikasi oleh Partoyo (2005. Indeks kualitas tanah dianalisis dengan mempertimbangkan indikator yang paling mewakili fungsi-fungsi tanah. Pengambilan sampel tanah dilakukan menggunakan metode purposive sampling, kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium untuk menentukan tekstur, berat volume, porositas, kandungan C-organik, pH, ketersediaan P, pertukaran K, total N, serta kedalaman perakaran. Nilai indeks kualitas tanah bervariasi antara 0 hingga 1, dimana semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kualitas tanah yang lebih baik. Hasil indeks kualitas tanah pada lahan monokultur sebesar 0,646 termasuk kriteria baik, lahan tumpangsari indeks kualitas tanah sebesar 0,662 termasuk kriteria baik dan lahan rotasi tanaman termasuk kriteria indeks kualitas tanah baik yaitu 0,683 sehingga perlu peningkatan perbaikan sifat tanah agar kriteria tersebut dapat semakin baik.