Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERTUMBUHAN ALGA COKELAT Padina australis Hauch DI PERAIRAN PESISIR, DESA KAMPUNG AMBON, KECAMATAN LIKUPANG TIMUR, KABUPATEN MINAHASA UTARA Kepel, Rene Charles; Mantiri, Desy M. H.; Manu, Gaspar D.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alga laut adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, namun dari segi morfologi tumbuhan ini mempunyai perbedaan dengan tumbuhan-tumbuhan yang ada di daratan. Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti alat pelekat (holdfast), batang (stipe) dan daun (blade) meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thallus belaka. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1920 yang digunakan secara tradisional sebagai makanan seperti lalap, sayur dan manisan. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pemanfaatan alga laut ke arah komersial untuk diekspor semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kandungan kimia yang terdapat dalam alga laut seperti agar dan karaginan yang terdapat pada alga merah, algin pada alga cokelat serta alga hijau yang merupakan sumber karbonat. Salah satu jenis alga laut cokelat yaitu Padina. Pada tahun 2014, telah dikembangkan produk anti-ageing oleh PT APRO yang bekerja sama dengan CEVA (Centre d‟Etude et de Valorisation des Algues) di Pleubian, Perancis yang berasal dari Padina australis yang dipanen dari Kawasan Timur Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pertumbuhan alga cokelat Padina australis untuk menentukan waktu panen yang tepat untuk pengembangan budidaya.
Seagrass Community At Kampung Ambong’s Water East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency Surabi, Astevi; Kondoy, Khristin I. F.; Manu, Gaspar D.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): ISSUE JANUARY-JUNE 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.17861

Abstract

This Research is done at Kampung Ambong’s Water East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency. The aim of this research is to know the type composition of seagrass and to analyzed soliding, dominatting index, various index, index of spreadness. The data taken with the line transect method. The transect placement divided become 3 transect line that  located it uphold straight of beach line  each of them 95 meter long. Meanwhile the space between one transect to another (second and third) each 100 m.Meanwhile the space between one transect to another (second and third) each 100 m. All of them identified as : Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor,  Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa. From the soliding each species show the highest score which is Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160 individu/m2, Halodule uninervis 124 individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2.Whereas dominatting index be obtained 0.3 be in low category. its mean there is no species that to dominate in that water. Various index be obtained 1.65 be in mid category. it show that species community almost in spread condition, because it has the same opportunity.Index of spreadness be obtained 0.72 be in   high category, because it has a mixing seagrass field.Keywords:  community, composition, seagrass soliding. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Perairan Kampung Ambong Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.Tujuan dari penelitian ini mengetahui komposisi jenis lamun dan menganalisis kepadatan, indeks dominasi, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan.  Pengambilan data dilakukan dengan metode garis transek.  Penempatan transek di bagi menjadi 3 garis transek yang di letakkan tegak lurus garis pantai dengan panjang masing-masing garis transek 95 meter.  Sedangkan jarak antara transek 1 dengan transek yang lain (2 dan 3) masing-masing 100 m. Dari hasil penelitian komposisi jumlah spesies lamun (seagrass) adalah 10. Kesepuluh spesies yang teridentifikasi yaitu: Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor,  Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa.Kepadatan masing-masing spesies  diperoleh menunjukkan nilai tertinggi yaitu Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160individu/m2, Halodule uninervis 124individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2.  Sedangkan indeks dominasi diperoleh 0.3 berada dalam kategori rendah, artinya tidak ada spesies yang mendominasi di perairan tersebut. Indeks keanekaragaman diperoleh 1.65 berada dalam kategori  sedang.  Hal ini menunjukkan bahwa komunitas spesies dalam kondisihampir merata, karena memiliki peluang yang sama. Indeks kemerataan diperoleh 0.72 berada dalam kategori tinggi, karena memiliki padang lamun campuran.Kata kunci : komunitas, komposisi, kepadatan lamun.
STUDY OF LONG WEIGHT RELATION OF SCYLLA SERRATA IN MANGROVE FOREST AROUND THE WET LABORATORY FPIK EEAST LIKUPANG DISTRICT NORTH MINAHASA Tumbel, Stivensian M.; Manu, Gaspar D.; Kambey, Alex D.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 6, No 1 (2018): EDISI JANUARI-JUNI 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.1.2018.17855

Abstract

Mud crab (Scylla serrata) is a ten-legged crustacean animal from Brachura infraordo, known to have a very short tail (in Greek: brachy = short, ura = tail). Mangrove crab is one of the aquatic biota that has significant economic value and its life is strongly influenced by the existence of mangrove forest. The purpose of this study is to identify and analyze the relationship of weight and growth patterns of mangrove crab (Scylla serrata). Sampling is obtained by catching activities using fishing gear that is bubu (chang). Based on the results of research conducted in the area of Mangrove Forest around Wet Laboratory Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Likupang Timur in August - September 2017. Mangrove crab (Scylla serrata) in the can through research obtained as many as 32 individuals.Keywords: Mangrove Crab (Scylla serrata), Long Weight Relation, Growth Pattern, East Likupang ABSTRAKKepiting bakau (Scylla serrata) adalah binatang anggota crustasea berkaki sepuluh dari infraordo Brachura, yang dikenal mempunyai ekor yang sangat pendek (dalam bahasa Yunani : brachy = pendek, ura = ekor). Kepiting bakau adalah salah satu biota perairan yang bernilai ekonomis penting dan kehidupannya sangat dipengaruhi oleh keberadaan hutan mangrove. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan panjang berat berserta pola pertumbuhan dari kepiting bakau (Scylla serrata). Pengambilan sampel diperoleh dengan melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap yaitu bubu (chang). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Daerah Hutan Mangrove sekitar Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Likupang Timur pada bulan Agustus ? September 2017. Kepiting bakau (Scylla serrata) yang di dapat selama melalukan penelitian diperoleh sebanyak 32 individu. Kata Kunci : Kepiting Bakau (Scylla serrata), Hubungan Panjang Berat, Pola  Pertumbuhan, Likupang Timur.
KEADAAN USAHA SOMA PAJEKO (SMALL PURSE SEINE) ERA NEW NORMAL DI DESA SALIBABU KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Tarempas, Meike; Durand, Swenekhe S.; Rantung, Steelma V.; Aling, Djuwita R.R.; Kotambunan, Olvie V.; Manu, Gaspar D.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34613

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine and analyze how the business situation of the new normal era soma pajeko (small purse seine) in Salibabu Village, Salibabu District. When the research started from September 2020 to December 2020. The method in this study was a census using structured questions in the form of a questionnaire, while the data collected was through primary data and secondary data. The analysis in this research is quantitative and qualitative analysis. New Normal conditions are also felt in capture fisheries business activities in North Sulawesi, and this also affects the fisheries business in Salibabu Village, Salibabu District, Talaud Islands Regency. However, due to the pandemic in the New Normal Era, demand from the fisheries sector company Talaud has decreased by 30-40 percent and resulted in frozen warehouses for storage of fishery products to become full. As a result, the company reduces the supply of raw materials. The total cost for the soma pajeko capture fishery business in Salibabu Village, Salibabu District, Talaud Islands Regency is Rp. 259,000,000 with an income of Rp. 780,000,000 and a profit of Rp. 521,000,000 per year.Keywords: Soma Pajeko's business, New Normal situation, Salibabu Village.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana keadaan usaha soma pajeko (small purse seine) era new normal di Desa Salibabu Kecamatan Salibabu. Waktu penelitian dimulai September 2020 sampai Desember 2020. Metode dalam penelitian ini adalah sensus dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yaitu berupa kuesioner, sedangkan data yang dikumpulkan yaitu melalui data primer dan data sekunder. Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Kondisi New Normal ikut dirasakan pada aktifitas usaha perikanan tangkap di Sulawesi Utara, dan ini juga mempengaruhi usaha perikanan yang ada di Desa Salibabu Kecamatan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Namun akibat pandemi di Era New Normal, permintaan dari perusahaan sektor perikanan Talaud mengalami penurunan hingga 30-40 persen dan mengakibatkan gudang beku untuk penyimpanan produk perikanan menjadi penuh. Dampaknya, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku. Total biaya untuk usaha perikanan tangkap soma pajeko di Desa Salibabu Kecamatan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar Rp. 259.000.000, dengan pendapatan sebesar Rp.780.000.000, serta keuntungan sebesar Rp.521.000.000. per tahun.Kata kunci: Usaha Soma Pajeko, Era New Normal, Desa Salibabu