Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERAN PUSAT PELAYANAN KOTA TERNATE TERHADAP DAERAH HINTERLAND: (Kota Tidore Kepulauan, Kota Sofifi dan Kabupaten Halmahera Barat) Husni, Ibrahim; Surya, Batara; Tato, Sahriar
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 18 No. 3 (2018): ECOSYSTEM September - December 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis peran Kota Ternate bekerja sebagai determinan terhadap perubahan morfologi kawasan perkotaan serta menganalisis dan mengkaji pengaruh secara signifikan peran Kota Ternate sebagai pusat pelayanan terhadap daerah hinterlandnya. Tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengunakan metode analisis deskriptif dan pengujian statistik menguunakan analisis SEM. Data diperoleh melalui observasi, survei, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan peran Kota Ternate sebagai pusat pelayanan dicirikan dengan keberadaan fungsi pelayanan yang terbangun meliputi fungsi komersil, pusat pelayanan jasa, pusat perbelanjaan, kegiatan ekonomi pasar modern, pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang terpusat pada daerah pesisir dan pusat kota, serta kemudahan kebijakan ijin lokasi pembangunan kegiatan ekonomi berdampak pada pergerakan dari daerah hinterland dengan akumulasi perkembangan pusat pelayanan di Kota Ternate dicirikan dengan penggunaan lahan mix use berkonstribusi terhadap perubahan morfologi kawasan perkotaan Kota Ternate dan pergerakan penduduk dari daerah hinterland. Artinya pembangunan pusat pelayanan di Kota Ternate tidak hanya mempengaruhi sistem pergerakan dari Kota Ternat e itu sendiri melainkan juga memberikan pengaruh pergerakan dari daerah interlandnya meliputi Kota Tidore Kepulauan, Kota Sofifi, dan Kabupaten Halmahera Barat.
PENGARUH DAN EFEKTIVITAS PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN: (Lokasi Studi : Permukiman Kumuh Kelurahan Tallo Kota Makassar) Surya, Batara; -, Syafri; -, Saharuddin
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 18 No. 2 (2018): ECOSYSTEM VOL 18 NO. 2 Mei - Agustus 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program penanganan permukiman kumuh perkotaan telah banyak terlaksana, dari dulu hingga sekarang belum mampu memberi pengaruh perubahan yang signifikan terhadap permasalahan yang dihadapi, di mana desakan pertumbuhan kota dan perkembangan penduduk untuk mendapatkan permukiman yang layak di perkotaan menjadi kendala pemerintah dalam mengontrolnya. Permasalahan tersebut harus menjadi beban lingkungan permukiman perkotaan yang menjadikannya tempat berkompetisi secara tidak seimbang antara kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat perkotaan dalam memperoleh hak dasar untuk bermukim / bertempat tinggal serta beraktifitas yang layak. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penanganan permukiman kumuh terhadap kondisi sosial ekonomi serta untuk mengetahui bagaimana efektivitasnya dalam mengurangi kekumuhan pada lokasi penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, data yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuesioner. Penanganan permukiman kumuh tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta penangaanan permukiman kumuh tidak efektif mengurangi tingkat kekumuhan. Dengan demikian arahan penanganan permukiman kumuh agar lebih konprehensif memperhatikan aspek sosial ekonomi tidak hanya menjadikan aspek fisik sebagai faktor utama dalam mengintervensi permukiman kumuh perkotaan.
PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI TERHADAP LAJU DEFORESTASI HUTAN LINDUNG: (Studi Kasus: Lokasi Permukiman Transmigrasi Mahalona) Azis, Ismail; Surya, Batara; Salim, Agus
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 18 No. 2 (2018): ECOSYSTEM VOL 18 NO. 2 Mei - Agustus 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan permukiman Transmigrasi terus berlangsung hingga saat ini, sampai tahun 2013 telah terbangun 1090 Unit perumahan dengan luas areal terbangun seluas ± 2.380 Ha. Kawasan Permukiman Transmigrasi terus bertambah dan akan terus berkembang yang membutuhkan areal untuk mewadahi aktifitas tersebut. Disatu sisi telah terjadi perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan non hutan khususnya kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan kawasan permukiman transmigrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis hubungan perkembangan kawasan permukiman transmirasi Mahalona dengan laju deforestasi kawasan hutan lindung Malili, serta menganalisis arah pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisa Regresi dan Korelasi untuk menyelesaiakan permasalahan pengaruh pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona terhadap laju deforestasi hutan lindung Malili dan Analisis Diskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab arah pengembangan permukiman transmigrasi Mahalon berkelanjutan. Hasil penelitian ini menunjukan faktor kondisi pasar komoditi Lada untuk peningkatan pendapatan transmigran didukung kemudahan sistem pemasaran dalam aktifitas ekonomi, tekanan penduduk yang tinggi membutuhkan lahan baru untuk aktifitas hunian maupun lahan produksi, pembangunan sistem jaringan jalan untuk akses masyarakat, penetapan lokasi transmigrasi yang besentuhan dengan kawasan hutan, serta penetapan kawasan PT. Inco/Vale, berdampak terhadap pembukaan lahan baru sehingga berimplikasi terhadap laju deforestasi kawasan hutan lindung. Sehingga, dibutuhkan arahan pengembangan kawasan permukiman transmigrasi Mahalona secara komprehensif berbasis keberlanjutan yang didukung dengan pemberdayaan birokrasi, Intervensi politik, dan penetapan zona penyangga.
KINERJA PELAYANAN BUS TRANS MAMMINASATA DI KORIDOR 3 KAWASAN MAMMINASATA Qadriathi Dg Bau; Reza Muhajir; Batara Surya
Jurnal HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jh.v5i2.3368.75-84

Abstract

Abstract Bus Rapid Transit is expected to become mass transportation serving the Mamminasata agglomeration area, which includes Makassar City, Maros Regency, Gowa Regency and Takalar Regency. Efforts to realize the South Sulawesi Provincial Government program related to the implementation of the Mamminasata Bus Rapid Transit are very dependent on the services provided. This study aims to analyze the effectiveness of service performance and its effect on the movement system in Corridor 3 of the Mamminasata Region. This research method uses descriptive analysis techniques. The results of this study indicate that several service perfor-mance criteria are effective, such as service quality based on travel speed, level of fleet availability, vehicle age, low costs or affordable rates, safety or security and convenience, and timeliness of service based on travel time of each segment and service time. Whereas those that have not been effective include number of buses and fleet capacity, load factor, frequency, distance between stops, operating ratio, regularity, orderliness, accessibility, reliability, easily-accessed information, waiting time, headway, vehicle downtime, travel time, and circulation time. Keywords: Bus Rapid Transit, mass transit, service performance, movement system  Abstrak Bus Rapid Transit diharapkan menjadi angkutan massal yang melayani wilayah aglomerasi Mamminasata, yang meliputi Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar. Upaya mewujudkan program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terkait penerapan Bus Rapid Transit Mamminasata ini sangat bergantung pada pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas kinerja pelayanan dan pengaruhnya terhadap sistem pergerakan di Koridor 3 Kawasan Mamminasata. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kriteria kinerja pelayanan sudah efektif, seperti kualitas pelayanan berdasarkan kecepatan perjalanan, tingkat ketersediaan armada, umur kendaraan, biaya rendah atau tarif terjangkau, keselamatan atau keamanan dan kenyamanan, serta ketepatan waktu pelayanan berdasarkan waktu tempuh setiap segmen dan waktu pelayanan. Sedangkan yang belum efektif meliputi kapasitas dan jumlah armada, faktor muat, frekuensi, jarak antarhalte, rasio operasi, keteraturan, ketertiban, komprehensif, aksesibilitas, keandalan, kemudahan informasi, waktu tunggu, waktu antara, waktu henti kendaraan, waktu perjalanan, serta waktu sirkulasi. Kata-kata kunci: Bus Rapid Transit, angkutan massal, kinerja pelayanan, sistem pergerakan
The Dynamics of Spatial Structure and Spatial Pattern Changes at the Fringe Area of Makassar City Batara Surya
Indonesian Journal of Geography Vol 47, No 1 (2015): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.739 KB) | DOI: 10.22146/ijg.6926

Abstract

The study is conducted at the fringe area of Makassar City by analyzing dynamics of spatial structure and spatial pattern changes at the fringe area of Makassar City. It applies quantitative and qualitative approaches (mixed method). Data is acquired from some sources and informants living at the fringe area of Makassar City. Spatial utilization shift and development of transport infrastructure, especially for main road corridor connecting down town of Makassar City and fringe area, affect significantly spatial structure and spatial pattern changes at the fringe area of  Makassar City. Dynamics of spatial structure and spatial pattern changes contributes changes of resident mobility; while, development tendency of the existing spatial and land use is no longer determined based on productivity, but it is valued by functions of space and land at the fringe are of Makassar City.
Change Phenomena of Spatial Physical in the Dynamics of Development in Urban Fringe Area Batara Surya
Indonesian Journal of Geography Vol 48, No 1 (2016): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6397.869 KB) | DOI: 10.22146/ijg.17628

Abstract

Abstract The study aims at analyzing change of spatial physical, spatial articulation, spatial structure, social and agglomeration and deagglomeration of function in the dynamics of development in the fringe area of Hertasning-Samata, Makassar City. Spatial physical changes are designated by the presence of new socio-economic functions that drive spatial structure changes, spatial articulation, social changes and agglomeration/deagglomeration of function in the fringe area of Hertasning-Samata. It applies quantitative and qualitative approaches (mixed method). Data is acquired from some sources and community informants living in the fringe area of Hertasning-Samata, Makassar City. Rapid and revolutionary spatial physical changes contribute positively to spatial structure changes, spatial pattern, agglomeration/ deagglomeration of area function. Spatial function change which had been dominated by commercial function becomes the determinant of social changes in the fringe area of Hertasning-Samata. Domination of mastery of reproduction of space by capitalism shows differences in mastery of reproduction of space significantly between space of capitalism and space of pre-capitalism. It sharpens economic stratum, status differences, between space of capitalism and space of pre-capitalism and socio-community classes. The dynamic of spatial physical change causes orientation shift to community activity which had run along dialetic of modernity and rationalization of action in local community.Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan fisik spasial, artikulasi spasial, perubahan struktur ruang, perubahan sosial, aglomerasi fungsi dan dis-aglomerasi fungsi dalam dinamika pembangunan kawasan pinggiran Hertasning-Samata Kota Makassar. Perubahan fisik spasial ditandai dengan keberadaan fungsi-fungsi kegiatan sosial-ekonomi baru, mengondisikan perubahan struktur ruang, artikulasi spasial, perubahan sosial dan aglomerasi/dis-aglomerasi fungsi kawasan pinggiran Hertasning-Samata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Data diperoleh dari beberapa sumber dan informan komunitas yang mendiami kawasan pinggiran Hertasning-Samata Kota Makassar. Perubahan fisik spasial yang sangat cepat dan revolusioner berkonstribusi positif terhadap perubahan struktur ruang, pola ruang, aglomerasi/dis-aglomerasi fungsi kawasan. Perubahan fungsi ruang yang didominasi fungsi komersil menjadi determinan perubahan sosial pada kawasan pinggiran Hertasning-Samata. Dominasi penguasaan reproduksi ruang oleh kapitalisme menunjukkan perbedaan penguasaan reproduksi ruang yang sangat signifikan antara ruang kapitalisme dan ruang prakapitalisme, berdampak pada penajaman strata secara ekonomi, perbedaan status, dan kelas-kelas sosial komunitas. Dinamika perubahan fisik spasial menyebabkan pergeseran orientasi kegiatan komunitas yang berjalan sejajar dengan dialektika modernitas dan rasionalisasi tindakan dalam komunitas lokal.
Change Phenomena of Spatial Physical in the Dynamics of Development in Urban Fringe Area Batara Surya
Indonesian Journal of Geography Vol 48, No 2 (2016): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5856.882 KB) | DOI: 10.22146/ijg.17631

Abstract

Abstract The study aims at analyzing change of spatial physical, spatial articulation, spatial structure, social and agglomeration and deagglomeration of function in the dynamics of development in the fringe area of Hertasning-Samata, Makassar City. Spatial physical changes are designated by the presence of new socio-economic functions that drive spatial structure changes, spatial articulation, social changes and agglomeration/deagglomeration of function in the fringe area of Hertasning-Samata. It applies quantitative and qualitative approaches (mixed method). Data is acquired from some sources and community informants living in the fringe area of Hertasning-Samata, Makassar City. Rapid and revolutionary spatial physical changes contribute positively to spatial structure changes, spatial pattern, agglomeration/ deagglomeration of area function. Spatial function change which had been dominated by commercial function becomes the determinant of social changes in the fringe area of Hertasning-Samata. Domination of mastery of reproduction of space by capitalism shows differences in mastery of reproduction of space significantly between space of capitalism and space of pre-capitalism. It sharpens economic stratum, status differences, between space of capitalism and space of pre-capitalism and socio-community classes. The dynamic of spatial physical change causes orientation shift to community activity which had run along dialetic of modernity and rationalization of action in local community.Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan fisik spasial, artikulasi spasial, perubahan struktur ruang, perubahan sosial, aglomerasi fungsi dan dis-aglomerasi fungsi dalam dinamika pembangunan kawasan pinggiran Hertasning-Samata Kota Makassar. Perubahan fisik spasial ditandai dengan keberadaan fungsi-fungsi kegiatan sosial-ekonomi baru, mengondisikan perubahan struktur ruang, artikulasi spasial, perubahan sosial dan aglomerasi/dis-aglomerasi fungsi kawasan pinggiran Hertasning-Samata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Data diperoleh dari beberapa sumber dan informan komunitas yang mendiami kawasan pinggiran Hertasning-Samata Kota Makassar. Perubahan fisik spasial yang sangat cepat dan revolusioner berkonstribusi positif terhadap perubahan struktur ruang, pola ruang, aglomerasi/dis-aglomerasi fungsi kawasan. Perubahan fungsi ruang yang didominasi fungsi komersil menjadi determinan perubahan sosial pada kawasan pinggiran Hertasning-Samata. Dominasi penguasaan reproduksi ruang oleh kapitalisme menunjukkan perbedaan penguasaan reproduksi ruang yang sangat signifikan antara ruang kapitalisme dan ruang prakapitalisme, berdampak pada penajaman strata secara ekonomi, perbedaan status, dan kelas-kelas sosial komunitas. Dinamika perubahan fisik spasial menyebabkan pergeseran orientasi kegiatan komunitas yang berjalan sejajar dengan dialektika modernitas dan rasionalisasi tindakan dalam komunitas lokal.
The Spatial Transformation and Sustainability of Development in the New City Areas of Metro Tanjung Bunga, Makassar City Batara Surya; Syafri Syafri; Haeruddin Saleh; Emil Salim Rasyidi
Indonesian Journal of Geography Vol 53, No 3 (2021): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.50437

Abstract

The spatial transformation of the new city area of Metro Tanjung Bunga Makassar City has an impact on the conversion of productive agricultural land to urban industry. Changes in land use coupled with an increase in socio-economic activities lead to changes in spatial structure, spatial patterns, and a decrease in environmental quality in the direction of changes in the community's socio-economic system. This study aims to analyze: (1) Spatial transformation works as a determinant of the sustainability of the development of new urban areas, (2) The effect of changes in land use, activity systems, population mobility, and transportation systems on environmental degradation. This study uses a combination of qualitative-quantitative approaches sequentially. Data was obtained through observation, in-depth interviews, surveys, and documentation. The number of respondents in this study was determined as many as 250 which was carried out purposively. The results showed that the development of the new city area of Metro Tanjung Bunga which was predominantly developed for commercial activities, services, tourism, and large-scale settlements supported by transportation infrastructure development had an impact on urban sprawl, morphological changes, spatial segregation, and hierarchical differences in meeting the needs of the population. The results of the study indicate that changes in the use of space in the new urban area have led to changes in the single social formation of the local community towards multiple social formations. Furthermore, changes in land use, activity systems, and transportation systems have a positive correlation to environmental quality degradation with a determination coefficient of 60.8%. This study recommends the development of the new city area of Metro Tanjung Bunga towards the creation of social, economic, and environmental sustainability through the support of policies of the Makassar City Government in the future.
URBANISASI, MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA KOMUNITAS LOKAL PERKOTAAN: KASUS KOTA BARU METRO TANJUNG BUNGA, MAKASSAR Batara Surya
TATALOKA Vol 14, No 1 (2012): Volume 14 Number 1, February 2012
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.241 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.14.1.13-25

Abstract

This study aims to analyze the spatial physical changes in working as a determinant of social formation changes, processes of social interaction and social adaptation between migrants and local communities in new social formations and consequences of changes in social structure, social processes and cultural patterns of local communities in the Metro Tanjung Bunga area interest. Spatial physical changes take very quickly encourage the acceleration of development and modernization in the Metro Tanjung Bunga area. Working differentiation push social interaction processes between local communities and settlers in new social formations and within the framework to build social relationships and social relations that are integrative towards the fulfillment of basic needs and efforts to maintain the existence, so conditions of social change on local communities. The consequences of social change on local communities is changing of stratification system from simple stratification then evolved toward sharpening of economic stratification and cultural change from traditional agrarian to urban industrial.
PERUBAHAN FISIK SPASIAL KAWASAN PINGGIRAN MEMARGINALKAN KOMUNITAS LOKAL (KASUS KOTA BARU METRO TANJUNG BUNGA, MAKASSAR) Batara Surya
TATALOKA Vol 13, No 4 (2011): Volume 13 Number 4, November 2011
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.895 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.13.4.212-223

Abstract

Research conducted on the development of new urban Metro Tanjung Bunga to analyze spatial physical changes in work as a determinant of social formation changes, in the Metro Tanjung Bunga area, using qualitative approaches and quantitative approaches. Data obtained from a number of good local community informants from community leaders and the respondent. Spatial physical changes that take place very quickly encourage the acceleration of development, starting with the development of new functions, encourage the entry of migrants in infiltrative and expansive. The changes of a single social formation to double formation inside there precapitalist social formations and social formations of capitalism suggests that the coexistence of two types of social formations in the mastery of space on the reproductive development of new urban areas are not always mutual interrelation and harmony, so impact to the marginalization of local communities.