Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI PUSKESMAS HIKUN (DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF) Yupita, Yupita; Herawati, Anita; Oktaviannoor, Husda; Hateriah, SIti
Jurnal Delima Harapan Vol 11 No 1 (2024): Maret
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31935/delima.v11i2.251

Abstract

Latar Belakang: Perilaku hidup bersih dan sehat harus disadari dan perlu diterapkan dalam pengelolaan kehidupan sehari-hari. Pemberian ASI ekskusif termasuk satu dari sepuluh perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Balita yang mendapatkan ASI Eksklusif cenderung lebih sehat dan tidak mudah sakit sehingga akan menghemat pengeluaran keluarga. Pengetahuan ibu yang baik diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif dan meningkatkan manfaat pemberian ASI Ekslusif. Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Hikun (ditinjau dari Pemberian ASI Eksklusif). Metode: Penelitian kuantitatif analitik dengan rancangan cross sectional ini dilakukan pada 79 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia ≥ 6 bulan di Puskesmas Hikun yang dipilih dengan teknik purposive sampling dan data penelitian dianalisa dengan uji chi square. Hasil: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang dengan jumlah 40 orang (50,6%), dan memiliki perilaku pemberian ASI Eksklusif yang baik dengan jumlah 53 orang (67,1%). Analisa uji hipotesis secara bivariat menunjukkan nilai p = 0,001. Simpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Hikun (ditinjau dari Pemberian ASI Eksklusif).
Kelelahan Mata dan Keluhan MSDs Perkuliahan Daring Selama Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa di Tiga Fakultas Universitas Sari Mulia (Program Studi Teknik Industri, D-IV Promosi Kesehatan dan Program Studi Manajemen) Tambun, Madschen Sia Mei Ol Siska Selvija; Oktaviannoor, Husda
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v5i2.1427

Abstract

The spread of COVID-19 cases is very fast, affecting all sectors. One of these sectors is educational institutions. In order for the learning process to continue, an online  learning system was implemented. Online  learning causes an increase in sitting rather than standing, activity in front of a smartphone or laptop. The purpose of this study is to identify eye fatigue and MSDs complaints in students at three study programs, Industrial Engineering, DIV-Health Promotion and Management. The data was collected through an online  survey of students. This study used a descriptive analysis research design with a cross sectional approach with the number of respondents 55 students. The results showed that eye fatigue was mostly experienced with sore eyes as many as 35 students (63.63%). Then followed by headaches as many as 34 people (61.81%) and watery eyes as many as 23 people (41.81%). Meanwhile, the majority of MSDs complaints among students were at the waist as many as 34 people (61.8%), on the upper neck as many as 33 people (60%) and on the lower neck as many as 25 people (45.5%). Penyebaran yang kasus COVID-19 yang sangat cepat, berdampak terhadap semua sektor. Salah satu sektor tersebut adalah institusi pendidikan. Agar proses pembelajaran tetap berjalan, maka dilaksanakan sistem pembelajaran daring. Pembelajaran daring menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas duduk daripada berdiri, aktivitas di depan smartphone atau laptop. Selain itu, pembelajaran daring dapat meningkatkan kelelahan mata karena aktivitas di depan smartphone atau laptop. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi kelelahan mata dan keluhan MSDs pada mahasiswa di tiga program studi yaitu Program Studi Teknik Industri, Program Studi DIV-Promosi Kesehatan dan Program Studi Manajemen. Pengumpulan data dilakukan melalui survei secara daring terhadap mahasiswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 55 orang mahasiswa. Hasil penelitian didapatkan keluhan kelelahan mata yang paling banyak dialami oleh responden adalah mata perih sebanyak 35 orang mahasiswa (63,63%). Kemudian diikuti keluhan sakit kepala sebanyak 34 orang (61,81%) dan mata berair sebanyak 23 orang (41,81%). Sedangkan untuk keluhan MSDs pada mahasiswa adalah  mayoritas pada bagian pinggang sebanyak 34 orang (61,8%), pada bagian leher atas sebanyak 33 orang ( 60%) dan pada bagian leher bawah sebanyak 25 orang (45,5%).
Gambaran Kasus Difteri di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-17 Desember 2017 Oktaviannoor, Husda; Djuwita, Ratna
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 9, No 1 : Februari 2024
Publisher : Master of Epidemiology, School of Postgraduate Studies, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v9i1.6495

Abstract

Background: Diphtheria is a contagious disease whose transmission is very fast and can cause death especially in children. In 2017 it was reported, there were 11 provinces in Indonesia experiencing diphtheria outbreaks, one of which is DKI Jakarta Province. This study aims to see an overview of diphtheria cases in DKI Jakarta in 2015 - December 17, 2017.Methods: This research is a descriptive study with a case report design. The sample in this study amounted to 59 cases. The implementation was carried out on 25 to 29 December 2017.Result: DKI Jakarta Province reported 7 diphtheria cases in 2015, 14 new cases in 2016 and 38 cases in January to 17 December 2017. Where the highest cases were in East Jakarta with the number of 18 cases from 2015 – December 17, 2017. And the number of diphtheria cases is more common in men, especially in children aged 0 - 9 years. In the 46th week of 2017 was the peak report on the incidence of diphtheria as many as 12 new cases in 1 week so that DKI Jakarta Province was declared to have an outbreak of diphtheria.Conclusion : Cases of diphtheria in DKI Jakarta from 2015 - December 17, 2017 continue to increase so special efforts are needed to prevent transmission of this disease. 
Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Face Mist Anti Jerawat Ekstrak Bunga Melati (Jasminum Sambac L): Formulation and stability test of anti-acne face mist preparations of jasmine flower extract (Jasminum sambac L) Aspia, Noor; Malahayati, Siti; Oktaviannoor, Husda
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i1.7231

Abstract

Jerawat merupakan masalah kulit yang disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan peradangan serta jerawat juga seringkali muncul akibat adanya kelebihan produksi minyak. Sediaan anti jerawat yang ada di pasaran mengandung bahan kimia sintesis dengan efek samping lebih besar dibandingkan dengan bahan herbal. Oleh sebab itu, diperlukan senyawa alternatif yang memiliki efek samping lebih kecil serta dapat mengobati jerawat, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami dari tanaman atau tumbuhan, salah satunya tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai anti jerawat adalah tanaman bunga melati (Jasminum sambac L). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh stabilitas sediaan face mist ekstrak bunga melati sebagai anti jerawat. Metode penelitian ini menggunakan Quasy Experimental Design. Hasil penelitian menunjukkan sediaan face mist ekstrak bunga melati (Jasminum sambac L) dengan variasi konsentrasi gliserin menunjukkan memiliki perbedaan terhadap organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar semprot dan waktu kering. Simpulan dari ketiga formula tersebut dalam pembuatan sediaan face mist ekstrak bunga melati dengan variasi konsentrasi gliserin dari hasil semua siklus pada uji cycling test mendapatkan hasil evaluasi fisik dan kimia yang tidak stabil. Hasil statistik menunjukkan bahwa variasi konsentrasi gliserin memiliki pengaruh terhadap stabilitas fisik dan kimia.
Faktor Determinan yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan (Analisis Data Indonesia Family Life Survey 5 Tahun 2014) Oktaviannoor, Husda; Hidayat, Ahmad; Hateriah, St
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.744

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi Diabetes Mellitus terdiagnosis dokter usia ≥ 15 tahun sebesar 2%. Kalimantan Selatan merupakan prevalensi tertinggi ke-3 setelah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur yaitu sebesar 1,8% dan terjadi peningkatan prevalensi dibandingkan dengan hasil penelitian Riskesdas 2013 sebesar 1,4% (meningkat 0,4%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Provinsi Kalimantan Selatan.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 1.423. Analisis yang dilakukan yaitu univariat untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel, bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel determinan dengan diabetes mellitus tipe 2, serta multivariat untuk membuat model prediksi faktor risiko terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2.Hasil: Umur ≥ 45 tahun, 35-44 tahun dan 25-34 tahun mempunyai risiko masing-masing 4,21 kali (POR=4,21; 95%CI 2,765-6,396), 1,68 kali (POR=1,68; 95%CI 1,047-2,692) dan 1,77 kali (POR=1,77; 95%CI 1,126-2,776) lebih besar untuk terjadi diabetes mellitus dibandingkan umur 15-24 tahun. Orang yang tidak bekerja mempunyai risiko 1,84 kali (POR=1,84; 95%CI 1,309-2,599) lebih besar untuk terjadi diabetes mellitus dibandingkan dengan orang yang bekerja. Model prediksi didapatkan indikator sebesar 16% untuk mengetahui kondisi seseorang berdasarkan faktor risiko umur dan pekerjaan.Simpulan: Faktor umur dan pekerjaan mempunyai peran penting dalam kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Provinsi Kalimantas Selatan. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupa perhitungan prediksi dari analisis data kepada masyarakat yang mungkin mempunyai risiko untuk mengalami Diabetes Mellitus Tipe 2 sehingga masyarakat dapat segera melakukan pemeriksaan dini faktor risikonya. Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2; IFLS-5; Kalimantan Selatan Determinant Factors Associated with Type 2 Diabetes Mellitusin South Kalimantan(Data Analysis of Indonesia Family Life Survey 5 of 2014)Introduction: Prevalence of Diabetes Mellitus diagnosed by doctors aged 15 years is 2%. South Kalimantan is the 3rd highest prevalence after North Kalimantan and East Kalimantan, which is 1.8% and there is an increase in prevalence compared to the results of the 2013 Riskesdas study of 1, 4% (an increase of 0.4%). The purpose of this study was to determine the determinant factors associated with the incidence of type 2 diabetes mellitus in South Kalimantan Province.Methods: This study used a cross sectional design. The sample in this study was 1,423. The analysis carried out was, bivariate  and multivariate.Results: Age 45 years, 35-44 years and 25-34 years had a risk of 4.21 times (POR=4.21; 95%CI 2.765-6.396), 1.68 times (POR=1.68; 95 %CI 1.047-2.692) and 1.77 times (POR=1.77; 95%CI 1.126-2.776) were higher for diabetes mellitus than those aged 15-24 years. People who do not work have a risk of 1.84 times (POR=1.84; 95%CI 1.309-2.599) greater for diabetes mellitus than people who work. The prediction model obtained an indicator of 16% to determine a person's condition based on the risk factors of age and occupation.Conclusions: Age and occupation factors have an important role in the incidence of Type 2 Diabetes Mellitus in South Kalimantan Province. The prediction model aims to provide input to the South Kalimantan Provincial Government in the form of predictive calculations from data analysis to people who may have a risk of experiencing Type 2 Diabetes Mellitus. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus; IFLS-5; South Kalimantan.