Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Info-Teknik

Pola Permukiman Periferi Kota Banjarmasin Studi Kasus Koridor Jalan A. Yani Km. 6 – Km. 17 Muhammad Tharziansyah; Nursyarif Agusniansyah
INFO-TEKNIK Vol 5, No 1 (2004): INFOTEKNIK VOL. 5 NO. 1 2004
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/infotek.v5i1.653

Abstract

Alih fungsi lahan di Jalan A. Yani km.6 Banjarmasin sampai dengan km.17 Kabupaten Banjar merupakan fenomena ruang spatial yang menarik untuk diamati. Lahan sawah produktif mulai berubah fungsi menjadi lahan terbangun untuk kegiatan ekonomi komersial. Pembangunan perumahan permukiman, baik perumahan massal, swadaya maupun rumah toko (ruko) merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat. Kondisi ini tentu saja membentuk pola-pola ruang tertentu.Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi ruang permukiman dan menganalisis kecenderungan yang akan terjadi pada masa mendatang. Analisis dilakukan secara kualitatif deskriptif menggunakan tiga variabel yaitu kerangka kawasan, layout ruang dan bangunan dan moda angkutan didapatkan pola permukiman yang dimaksud. Koridor jalan A.Yani lebih didominasi pola linear dan kemudian beberapa kawasan mengalami perkembangan cabang jalan dan ranting jalan yang selanjutnya membentuk pola seperti pola tulang ikan. Terdapat 149 buah cabang jalan dan yang paling dominan terdapat di km.7 dan km.8 dan km.14. Semakin dekat dengan pusat pertumbuhan maka semakin banyak jumlah cabang jalan. Jika dilihat dari layout ruang dan bangunan maka terdapat 6 model layout ruang yang terbentuk di antara bangunan, di antara bangunan dan moda angkutan transportasi dan di antara bangunan dan lingkungan.Diperkirakan koridor jalan A.Yani dari km.6 sampai km.17 akan berkembang 4 pola permukiman yaitu pola linear, grid, cluster dan amorf. Selain itu dampak negatif yang dikhawatirkan terjadi adalah munculnya squatter settlement (permukiman ilegal) dan slum area (kawasan kumuh) yang mengikuti perkembangan kawasan perdagangan, jasa dan kegiatan ekonomi. Untuk mengatasi ini perlu dilakukan penataan kapling sebelum terjadi pembangunan yang besar-besaran. Kasiba dan Lisiba merupakan konsep yang efektif untuk mengendalikan pembangunan fisik dan menjamin ketersediaan ruang terbuka permukiman.