Alfian Pramudita Putra
Bachelor Of Biomedical Engineering Study Program, Faculty Of Science & Technology, Universitas Airlangga, Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Utilization of Achatina fulica Mucus in Alginate Membrane as Wound Healing Accelerator and Anti- Infection Material Rahmawati, Fatkhunisa; Mayasari, Dita Ayu; Adhitioso, Satrio; Putra, Alfian Pramudita; Kuntjoro, Eko Budi; Widiyanti, Prihartini
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Institute of Topical Disease

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wound should be covered with bandage that is called wound dressing. Most people use synthetic materials such as gauze dressing. Gauze has high absorption of NaCl, which is often used to cleanse the wound. However, discomfort and pain arise since the gauze becomes sticky on the wound. Therefore, we need other alternatives instead of gauze to cover wound. One such alternative is the alginate membrane. This study used alginate membrane with mixture of mucous of the snail Achatina fulica, which contain proteins such as proline, serine asparagine, glycosaminoglycan, hydroxylysine, trionin and so forth, to activate the growth factor. Alginatepowder and carboxymethl cellulose (CMC) was dissolved in distilled water mixed with mucus of the snail Achatina fulica in four variations (4:0; 4:1, 4:2, 4:3) through a magnetic stirrer, and casted on a baking sheet covered with sterile gauze. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) test showed that the glycosaminoglycan content was found on the mucous of Achatina fulica. This was indicated by the appearance of peak at 325–350 second. The most optimum alginate and mucus composition was in ratio of 4:2. This ratio resulted in a wound dressing that was still able to absorb the exudate and optimally accelerated wound healing.
The Utilization of Achatina fulica Mucus in Alginate Membrane as Wound Healing Accelerator and Anti- Infection Material Fatkhunisa Rahmawati; Dita Ayu Mayasari; Satrio Adhitioso; Alfian Pramudita Putra; Eko Budi Kuntjoro; Prihartini Widiyanti
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol. 5 No. 1 (2014)
Publisher : Institute of Topical Disease Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.895 KB) | DOI: 10.20473/ijtid.v5i1.209

Abstract

Wound should be covered with bandage that is called wound dressing. Most people use synthetic materials such as gauze dressing. Gauze has high absorption of NaCl, which is often used to cleanse the wound. However, discomfort and pain arise since the gauze becomes sticky on the wound. Therefore, we need other alternatives instead of gauze to cover wound. One such alternative is the alginate membrane. This study used alginate membrane with mixture of mucous of the snail Achatina fulica, which contain proteins such as proline, serine asparagine, glycosaminoglycan, hydroxylysine, trionin and so forth, to activate the growth factor. Alginatepowder and carboxymethl cellulose (CMC) was dissolved in distilled water mixed with mucus of the snail Achatina fulica in four variations (4:0; 4:1, 4:2, 4:3) through a magnetic stirrer, and casted on a baking sheet covered with sterile gauze. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) test showed that the glycosaminoglycan content was found on the mucous of Achatina fulica. This was indicated by the appearance of peak at 325–350 second. The most optimum alginate and mucus composition was in ratio of 4:2. This ratio resulted in a wound dressing that was still able to absorb the exudate and optimally accelerated wound healing.
Pelatihan Rancang Bangun Alat Deteksi Kelelahan Berbasis Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Kerja Dan Kesehatan di SMK 3 Pancasila Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur Khusnul Ain; Riries Rulaningtyas; Alfian Pramudita Putra
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.173 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i1.594

Abstract

Kelelahan adalah salah satu permasalahan serius yang sering dialami pekerja sehingga bisa mengancam nyawa jika kurang mendapat perhatian. Organisasi Buruh Dunia melaporkan sebanyak 2 juta/tahun pekerja melayang nyawanya akibat kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelelahan.  Di Indonesia jumlah kecelakaan kerja mengalami peningkatan tiap tahunnya hingga 5%. Data dari BPJS ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 terjadi 116.850 kasus kecelakaan kerja sedangkan pada tahun 2017 jumlah kasus meningkat menjadi 123.000 kasus. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kelelahan adalah salah satu faktor yang berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan. Salah satu cara untuk mengurangi resiko tersebut adalah mengukur kelelahan yang dialami pekerja. Kelelahan dapat dideteksi dengan mengukur waktu respon terhadap rangsangan yang diberikan. Waktu respon umpan balik sebagai tanggapan dari rangsangan yang diberikan merupakan parameter utama yang digunakan untuk menentukan tingkat kelelahan seseorang. Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka melalui kegiatan pengabdian masyarakat Program Kemitraan Masyarakat ini, dapat diberikan bekal keahlian kepada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah memiliki bekal keilmuan elektronika dasar dan mikrokontroller untuk diberikan pelatihan pembuatan alat kesehatan dengan mempelajari dan mengembangkan instrumentasi medis sederhana berbasis elektronika dan mikrokontroller sederhana yaitu alat ukur tingkat kelelahan pekerja. Para siswa SMK diharapkan setelah lulus mampu mengembangkan produksi dan pengadaan alat kesehatan secara mandiri di Indonesia. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat terlihat bahwa peserta pelatihan sangat antusias terhadap pelaksanaan kegiatan karena mendapatkan pengetahuan baru terkait dasar elektronika dan mikrokontroler
Pelatihan Rancang Bangun Sistem Monitoring Kondisi Air Tambak Berbasis Internet of Things (IoT) di SMK Perikanan dan Kelautan Kecamatan Puger Kabupaten Jember Alfian Pramudita Putra; Riries Rulaningtyas; Franky Chandra Satria Arisgraha
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.918 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i4.1007

Abstract

Kualitas air tambak atau kolam budidaya ikan atau udang merupakan aspek eksternal yang harus diperhatikan. Permasalahan utama dalam kegagalan produksi ikan atau udang adalah buruknya kualitas air selama masa pemeliharaan, terutama pada tambak intensif. Sebagian besar pekerjaan monitoring telah dibantu teknologi informasi untuk memudahkan dalam pelaksanaan pemantauan. Salah satunya adalah dengan penggunaan Internet of Things (IoT). Sistem IoT ini dapat digunakan para petambak untuk memantau kondisi perarian tambak sehingga produksi mereka bisa meningkat. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat Program Kemitraan Masyarakat ini, sistem yang dapat memantau suhu dan pH dari perariran secara kontinu telah dibuat dengan memanfaatkan IoT. Hal ini bermanfaat untuk para siswa SMK sehinga mereka dapat meningkatkan kemampuan di bidang teknologi yang tetap berkaitan dengan perikanan dan kelautan. Peserta pelatihan sangat antusias terhadap pelaksanaan kegiatan karena mendapatkan pengetahuan baru terkait mikrokontroler dan IoT. Selain itu, Siswa SMK dapat memiliki tambahan kemampuan dan pengetahuan yang berguna untuk bersaing di dunia kerja, khususnya pada era revolusi industri 4.0.