Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains

Studi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Sikap dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (studi kasus di Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta) Hijrah Purnama Putra; Anggun Reza Taufiq; Any Juliani
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 2 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol5.iss2.art3

Abstract

Laju produksi sampah terus meningkat tidak hanya sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk namun juga meningkat seiring dengan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Paradigma lama tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat adalah tentang bagaimana membuang dan memusnahkannya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Peran serta masyarakat secara aktif dalam mengelola sampah sangat menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Faktor keadaan masyarakat dalam segi tingkat pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan seseorang dalam mengelola sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap sikap dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Adapun responden pada penelitian ini adalah 120 keluarga di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok yang dipilih secara acak. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis di dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan berpengaruh secara positif terhadap sikap keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Condongcatur yang ditunjukkan dari data statistik p-value 0.000 untuk tingkat pendidikan, 0.022 untuk pendapatan dengan tingkat signifikan 5%. Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengaruh Penambahan Kosubstrat pada Biodegradasi Crude Oil Any Juliani; Annisa Nurlathifah; Winda Nur Aisyah
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2016): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol8.iss2.art5

Abstract

Kegiatan penambangan minyak bumi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga oleh masyarakat secara tradisional. Potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan rakyat ini menjadi lebih tinggi karena pengelolaannya yang tradisional. Salah satu jenis pencemaran yang ditimbulkannya misalnya adalah tanah atau perairan yang tercemar oleh minyak bumi (crude oil) pada saat berlangsungnya kegiatan penambangan. Salah satu upaya untuk dapat mengatasinya adalah dengan bioremediasi. Bioremediasi merupakan teknologi pengolahan pencemar dengan memanfaatkan aktivitas mikroba, terutama dari golongan bakteri. Bioremediasi tersebut harus melibatkan bakteri yang memiliki kapasitas metabolic untuk melakukan biodegradasi terhadap crude oil tersebut. Crude oil sendiri pada dasarnya merupakan senyawa hidrokarbon yang merupakan sumber karbon yang kaya bagi mikroba. Namun demikian, biodegradasi crude oil relative lebih sulit dilakukan karena karakteristiknya yang merupakan senyawa dengan berat molekul dan ukuran yang besar. Oleh karena itu penambahan kosubstrat yang lebih sederhana dapat dilakukan untuk membantu biodegradasi terutama pada tahap awal proses. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan kosubstrat dalam hal ini glukosa terhadap biodegradasi crude oil. Penelitian dilakukan dalam media cair dengan bioaugmentasi melalui penambahan inoculum bakteri yang diisolasi dari tanah yang dikondisikan terhadap crude oil dalam beberapa variasi reactor. Indikasi terjadinya biodegradasi diperiksa melalui pengukuran terhadap parameter Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) dan Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kosubstrat glukosa memberikan pengaruh positif terhadap penurunan TPH. Penurunan TPH tertinggi setelah 28 hari adalah sebesar 25,3 % yang diberikan oleh reactor dengan penambahan kosubstrat serta konsentrasi crude oil awal sebesar 8.1 %. Sementara itu reactor tanpa penambahan penambahan glukosa, penurunan TPH-nya hanya mencapai 19,4 %.
INVESTIGATION OF GROUNDWATER POLLUTION BY PETROLEUM HYDROCARBON FROM GAS STATIONS IN YOGYAKARTA, INDONESIA Suphia Rahmawati; Any Juliani; Wahyuningtyas Perwita Sari; Azkiyatul Bariroh
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 10 No. 1 (2018): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol10.iss1.art6

Abstract

Gas stations are a common source of groundwater contamination by petroleum hydrocarbons. These pollutants are a health concern when people come in contact with the contaminated water when pumping from polluted wells, for example.  However, in Indonesia this problem remains largely ignored, despite some prominent leakage incidents at gas stations. The purpose of this study is to investigate the groundwater contamination by petroleum hydrocarbon from gas station in the greater Yogyakarta area in Indonesia. Screening criteria such as construction standards, reported leakage incidents, and geological and hydrogeological condition were used to identify gas stations with high risk of water contamination by petroleum hydrocarbon.  Gas station with close proximity with dug wells in which its water had been used for human daily consumption was selected for further analysis. Groundwater samples were then collected from dug wells located in the vicinity to this selected gas station and then analyzed for benzene, toluene, ethylbenzene, xylene (BTEX) by gas chromatography/mass spectrometry. Of the six sampling points, BTEX were detected with concentrations ranging from 0,008 to 25,631 ppb.  Concentration of benzene at sampling point 3 exceed the standards of Indonesian drinking water quality and WHO. These findings indicate that BTEX groundwater pollution may be a health hazard of currently unknown proportion in the greater Yogyakarta area. It is recommended to assess health risk associated with human daily consumption of BTEX polluted groundwater and also to test groundwater at all gas stations in this area and remediate those affected by BTEX.