Mokhtar Jamil
Institut Teknologi, Sains, Dan Kesehatan RS.DR. Soepraoen Kesdam V/BRW

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemberian Muscle Energy Technique dan Strain Counterstrain Dapat Meningkatkan Luas Gerak Sendi pada Kasus Nyeri Punggung Bawah Nurul Halimah; Angria Pradita; Mokhtar Jamil
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 2 (2022): April 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13242

Abstract

Low Back Pain can be caused by a series of daily routines regardless of body position. The method of physiotherapy intervention in non-specific cases of low back pain is the provision of muscle energy technique and strain counterstrain. The purpose of this study was to determine the comparison of giving muscle energy technique and strain counterstrain to increase joint range of motion in cases of low back pain. The research design used was a randomized pretest–posttest control group. The research subjects were 40 respondents who were selected by purposive sampling technique. The movements assessed were lateral flexion and extension. The range of motion of the lumbar joints measured using an inclinometer, includes the extent of motion of the lumbar extension and lateral flexion. If the joint range of motion of the lumbar extension and lateral lumbar flexion is <25°, it is said to be limited. Statistical tests were performed using the Mann-Whitney U test. In the lateral flexion group with muscle energy technique intervention, p = 0.00, while in the extension group with muscle energy technique intervention, p = 0.00. In the lateral flexion group with the intervention of a counterstrain strain, p = 0.00 was obtained, while in the extension group with the intervention of a counterstrain strain, it was obtained p = 0.00. The results of the difference test between the muscle energy technique intervention and the counterstrain strain on lateral flexion movements showed p = 0.506-0.863, while the results of the differences in muscle energy technique and counterstrain strain in lateral movements showed p = 0.014-0.534, which means there is no difference between muscle therapy energy tecnique and strain counterstrain in lateral flexion and extension movements. Intervention of muscle energy technique and strain counterstrain can significantly increase joint range of motion.Keywords: low back pain; muscle energy technique; counterstrain ABSTRAK Low back pain dapat disebabkan oleh rangkaian rutinitas sehari-hari tanpa memperhatikan posisi tubuh. Metode intervensi fisioterapi pada kasus non spesifik low back pain adalah pemberian muscle energy tecnique dan strain counterstrain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemberian muscle energy technique dan strain counterstrain pada peningkatan luas gerak sendi pada kasus nyeri punggung bawah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pretest–posttest control group. Subyek penelitian adalah 40 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Gerakan yang dinilai adalah lateral fleksi dan ekstensi. Luas gerak sendi lumbal yang diukur menggunakan inclinometer, mencakup luas gerak ekstensi dan lateral fleksi lumbal. Jika luas gerak sendi ekstensi lumbal dan lateral fleksi lumbal <25°, maka dikatakan terbatas. Uji statistik dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney U. Pada kelompok lateral fleksi dengan intervensi muscle energy tecnique didapatkan p = 0,00, sedangkan pada kelompok ekstensi dengan intervensi muscle energy tecnique didapatkan p = 0,00. Pada kelompok lateral fleksi dengan intervensi strain counterstrain didapatkan p = 0,00, sedangkan pada kelompok ekstensi dengan intervensi strain counterstrain didapatkan p = 0,00. Hasil uji perbedaan antara intervensi muscle energy tecnique dan strain counterstrain pada gerakan lateral fleksi menunjukkan p = 0,506-0,863, sedangkan hasil uji perbedaan muscle energy tecnique dan strain counterstrain pada gerakan lateral menunjukkan p = 0,014-0,534, yang artinya tidak terdapat perbedaan antara terapi muscle energy tecnique dan strain counterstrain pada gerakan lateral fleksi maupun ekstensi. Intervensi muscle energy tecnique maupun strain counterstrain secara signifikan dapat meningkatkan luas gerak sendi.Kata kunci: low back pain; muscle energy tecnique; strain counterstrain
Kombinasi Infrared dan William Flexion Exercise Efektif Menurunkan Nyeri dan Meningkakan Fleksibilitas Otot Pada Kasus Low Back Pain Miogenik Nurul Halimah; Angria Pradita; Mokhtar Jamil
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i4.2663

Abstract

Low back pain is a contemporary neurophysiological pain that distorts pain perception and causes limitation of physical activity. So research is needed which aims to determine the effect of a combination of infrared and William flexion exercises on changes in pain intensity and muscle flexibility. The research design was one group pretest–posttest, involving 40 patients with low back pain who were selected using a purposive sampling technique. The intervention given was physiotherapy in the form of infrared combined with William flexion exercises for a month. Pain level was measured using a visual analogue scale (VAS) and Modified Schober Test (MST) which were measured before and after 8 times of physiotherapy. The hypothesis was tested with the Wilcoxon test. The median VAS value before the intervention was 6.00 and after the intervention was 2.00 with a p value of 0.00. The median MST value pre-intervention was 18.00 and post-intervention was 25.00 with a p-value of 0.00. It was concluded that the combination of infrared and william flexion exercise can reduce pain and increase muscle flexibility in cases of myogenic low back pain.Keywords: low back pain; infrared; William flexion exercise ABSTRAK Low back pain merupakan nyeri neurofisiologis kontemporer yang mendistorsi persepsi nyeri dan menyebabkan keterbatasn aktivitas fisik. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi infrared dan latihan William flexion terhadap perubahan intensitas nyeri dan fleksibilitas otot. Rancangan penelitian ini one group pretest–posttest, yang melibatkan 40 penderita low back pain yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Intervensi yang diberikan adalah fisioterapi berupa infrared yang dikombinasikan dengan latihan William flexion selama sebulan. Tingkat nyeri diukur menggunakan visual analogue scale (VAS) dan Modified Schober Test (MST) yang diukur sebelum dan setelah 8 kali fisioterapi. Hipotesis diuji dengan Wilcoxon test.  Nilai VAS median pra intervensi adalah 6,00 dan pasca intervensi adalah 2,00 dengan nilai p 0,00. Nilai median MST pra intervensi adalah 18,00 dan pasca intervensi adalah 25,00 dengan nilai p 0,00. Disimpulkan bahwa kombinasi infrared dan william flexion exercise dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan fleksibilitas otot pada kasus low back pain miogenik.Kata kunci: low back pain; infrared; William flexion exercise
PROGRAM PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN CIDERA DI TEMPAT WISATA AIR TERJUN COBAN JAHE MALANG Mokhtar Jamil; Bayu Budi Laksono; Merisdawati Merisdawati
Jurnal Pengabdian Soepraoen Vol 1 No 1 (2023): JPSOE Vol 1 No 1
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS.DR. Soepraoen Kesdam V/BRW

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan wisatawan merupakan aspek penting saat ingin berwisata. Wisata alam mempunyai karakteristik berupa pemandangan yang alami yang sengaja dibiarkan karena memang merupakan daya tarik. Sisi lain dari pemandangan indah tersebut adalah tempat wisata yang masih alami juga menyimpan bahaya yang dapat menyebabkan cedera. Cedera yang terjadi pada wisatawan dapat berupa cedera berat maupun ringan. Kejadian cedera di Wana Wisata Coban Jahe banyak terjadi dan bervariasi. Petugas wisata juga belum pernah mendapat materi pertolongan pertama pada kasus cidera. Sistem penanganan dan pencatatan cedera belum terlalu baik karena wisata alam mayoritas dikelola oleh masyarakat sekitar yang non profesional. Upaya penanganan cedera atau pertolongan pertama yang terjadi di wisata air terjun memerlukan peran berbagai pihak seperti pihak pengelola, petugas wisata maupun wisatawan itu sendiri. Konsep solusi dan rencana program peningkatan kemampuan pertolongan pertama pada cedera bagi petugas wisata Coban Jahe. Program tersebut meliputi bidang SDM dan bidang sarana prasarana Metode yang dipakai melalui 1) Pendampingan dengan menfasilitasi/memberikan bimbingan, arahan dan terlibat langsung bersama mitra dalam menganalisis permasalahan dan merumuskan strategi (perencanaan sarana dan prasarana serta management). 2) Partisipasi yaitu mengikutsertakan mitra dalam memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan strategi pelaksanaan, 3) Penyadaran/Bina Lingkungan dengan sosialisasi dan promosi untuk mempengaruhi para pemangku kepentingan agar memberikan dukungan 4) Pendidikan dan Pelatihan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat melibatkan SAR Samudra yang berkolaborasi memberikan materi. Materi pelatihan meliputi pertolongan pertama pada kegawatan, pembalutan, pembidaian serta pemberian sarana prasarana berupa kotak P3K dan papan peringatan bahaya
PROGRAM EDUKASI GIZI SEIMBANG PADA ORANG TUA ANAK USIA DINI DI PAUD INSAN MULIA MALANG Merisdawati Merisdawati; Mokhtar Jamil
Jurnal Pengabdian Soepraoen Vol 1 No 1 (2023): JPSOE Vol 1 No 1
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS.DR. Soepraoen Kesdam V/BRW

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia dini mempunyai karakteristik rasa ingin tahu yang besar, ingin mengeksplorasi lebih jauh terkait segala sesuatu mulai dari kegiatan bermain, aktivitas harian, maupun lainnya. Karakteristik ini berdampak terhadap kebutuhan gizi pada anak usia dini. Anak usia dini juga merupakan masa golden age pertumbuhan dan perkembangan mereka, jika terjadi kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbungan dan perkembangan terhambat atau bahkan mengalami stunting. Di PAUD insan Mulia, anak KB, TK A maupun TB mempunyai karakteristik hampir sama, yaitu menyukai permainan fisik, memilih-milih makanan yang disukai (picky eater). Orang tua harus mempunyai strategi khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program edukasi gizi pada orang tua anak usia dini di PAUD Insan Mulia Malang diikuti oleh orang tua dari siswa KB, TK A maupun TK B. Program ini terintegrasi dengan program FORSI (Forum Orang Tua Siswa) PAUD Insan Mulia. Bahan edukasi yang digunakan yaitu power point serta video. Kegiatan dilaksanakan tanggal 23 Januari 2022. Kegiatan pengabdian masyarakat berjalan lancar tanpa halangan apapun. Respon positif dari peserta tampak dari angka kehadiran kegiatan yang mencapai 39 peserta, keaktifan peserta dalam bertanya, diskusi serta sharing pengalaman dalam menghadapi permasalahan gizi pada anak usia dini, serta hasil posttest terdapat peningkatan pengetahuan pada kategori pengetahuan Baik yang sebelumnya 14 responden meningkat menjadi 28 responden. Materi edukasi yang disampaikan meliputi (1) Gizi dan Anak Usia Dini, (2) 4 Sehat 5 Sempurna Vs Gizi Seimbang, (3) Kebutuhan Gizi AUD, (4) Permasalahan Gizi AUD, (5) Cara memantau Gizi anak dan tumbuh kembang, serta (6) Tips Pemberian Makan pada Anak. Materi disampaikan dengan bervariasi dan respon peserta antusias. peserta juga aktif bertanya serta berbagi pengalaman dari yang pernah mereka alami seperti pengalaman mengatasi anak picky eater serta cara meningkatkan nafsu makan anak dengan bekal yang bervariasi
The Effect Of Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) Training On Knowledge, Attitudes And Practices Of Pool Guards Mokhtar Jamil; Bayu Budi Laksono; Merisdawati MR
Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan dr. Soebandi
Publisher : LPPM Universitas dr. Soebandi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36858/jkds.v9i1.271

Abstract

Introduction: CPR is a very vital implementation in cases of cardiac arrest. The occurrence of cardiac arrest is influenced by several factors one of cause is drowning. Pool lifeguard is one of the jobs that has the potential to find cases of cardiac arrest but the majority of them have never received CPR training. The purpose of this study was to determine the effect of pulmonary resuscitation (CPR) training on knowledge, attitudes and practices on the management of cardiac arrest. Objective: To determine the effect of pulmonary resuscitation (CPR) training on knowledge, attitudes and practices on the management of cardiac arrest. Methods: This study uses a pre-experimental design with one group pretest-posttest design. The sampling technique uses total sampling of 10 pools lifeguards of Metro swimming pool, Kepanjen. Research conducted in May 16-17 2019 at Kepanjen Metro Swimming Pool. The independent variable is Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) training and the dependent variable is the knowledge, attitude, and practice of cardiac arrest management. Results: Statistical tests using the Wilcoxon Test with result variable knowledge p value = 0.002; attitude p value = 0.007; and practice p value = 0.004. All three variables show the effect of CPR training with increase in knowledge, attitudes and practices in pool guards. Limitation of this study is time for evaluation too fast, only one day away from research. Conclusion: Several things that influence the results of this study are information exposure, experience, education level, body mass index (BMI), and gender. It is hoped that pool lifeguard can apply first-aid cardiopulmonary resuscitation (CPR) to drowning victims