Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENENTUAN KONSEP PERANCANGAN ALAT PENGERING SIMPLISIA JAHE MENGGUNAKAN SUMBER PANAS SINAR MATAHARI DENGAN BACKUP PANAS KOMPOR BIOMASSA Agassi, Ereika Ari; Damayanti, Retno Wulan; Cahyono, Sukmaji Indro
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 10, No. 3, September 2015
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.592 KB) | DOI: 10.12777/jati.10.3.179-186

Abstract

Proses pengeringan rimpang jahe yang dilakukan petani Biofarmaka Karanganyar untuk memproduksi simplisia,  selama ini menggunakan sumber panas sinar matahari. Sinar matahari merupakan sumber energi yang terdapat bebas di alam namun tidak dapat dikontrol. Proses produksi simplisia terhambat apabila tidak terdapat panas matahari yaitu apabila cuaca mendung atau hujan. Hambatan proses produksi simplisia menjadi faktor yang penting mengingat daya tahan jahe segar yang rendah. Untuk itu, diperlukan adanya alternatif sumber energi panas yang murah dan dapat dikontrol untuk memproduksi simplisia jika sumber energi panas matahari tidak dapat digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep perancangan alat pengering simplisia jahe menggunakan sumber panas sinar matahari dengan backup panas kompor biomassa. Tahapan perancangan terdiri dari identifikasi kebutuhan pengguna, penyusunan spesifikasi produk, pengembangan konsep produk, dan pemilihan konsep produk. Penelitian ini menghasilkan 36 konsep produk untuk alat pengering simplisia jahe menggunakan sumber panas sinar matahari.   Kata kunci : alat pengering; simplisia; energi matahari; kompor biomassa   Abstract   The ginger drying process used by Biofarmaka farmers of Karanganyar to produce simplisia, used heat source from solar energy of the sunlight. Sunlight is a free source of energy that can be obtained in the universe but can not be controlled. Production of simplisia can be stopped or obstructed if there is no sunlight that gives solar energy for the drying process (cloudy or rainy). This obstacle of production process of simplisia becomes an important matter considering the low durability of fresh ingredients (ginger). This requires the presence of an additional source of heat energy which is cheap and can be controlled to produce simplisia if the heat source from solar energy of the sunlight can not be used. This study aims to construct concept of design solar dryer with a biomass stove for heat backup to produce ginger simplisia. The step of design are identification of user requirements, construction of product specifications, product concept development, and product concept selection. This study resulted in 36 product concept of the ginger solar dryer. Keywords : dryer; simplisia; solar energy; biomass stove
Pengaruh variasi parameter cetak dan post process terhadap tingkat kekerasan spesimen hasil cetak tiga dimensi berbasis stereolithography (SLA) Sandi, Aris; Mahardika, Muslim; Cahyono, Sukmaji Indro; Salim, Urip Agus; Pratama, Juan; Arifvianto, Budi
SENATIK STT Adisutjipto Vol 7 (2022): Generation Z's Participation in Aerospace
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/senatik.v7i0.454

Abstract

Keunggulan 3D printing stereolithography (SLA) dalam mencetak spesimen dengan geometri yang komplek dan kekasaran permukaan yang rendah menjadikan teknologi ini semakin banyak digunakan di berbagai bidang. Terlepas dari keunggulan yang dimiliki, sifat mekanis spesimen hasil cetak SLA yang rendah menjadi salah satu kekurangan utamanya. Dari beberapa penelitian telah dilakukan pengujian mekanis yang menunjukkan bahwa parameter cetak mempengaruhi sifat mekanis spesimen hasil cetak. Pada penelitian ini, pengaruh variasi parameter cetak dan post process pada kekerasan spesimen hasil cetak 3D printer SLA diteliti. Variasi parameter cetak pada penelitian ini antara lain build orientation (0o dan 90o), layer thickness (0,05, 0,1, 0,15, dan 0,2 mm), dan curing time (10, 20, 30, dan 40 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter cetak dan post process terbukti mempengaruhi tingkat kekerasan spesimen hasil cetak. Tingkat kekerasan tertinggi yang bernilai 87,9 Shore D didapatkan pada variasi build orientation 0° dengan layer thickness 0,05 mm dan curing time 40 menit.
Pelatihan Dasar Gambar Teknik Dengan Perangkat Lunak CAD Dalam Proses Perancangan cahyono, Sukmaji Indro; Triyono
Abdi Masya Vol 1 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i2.135

Abstract

Usaha bengkel las di Wilayah Jaten Karanganyar sebagian besar mengerjakan kontruksi kecil hingga sedang dan belum mampu mendapatkan proyek besar. Permasalahan utama yang dihadapi adalah desain yang diinginkan konsumen hanya dibuat sket gambar manual seadanya tanpa mengukuti kaidah gambar teknik standar ISO dan tanpa melalui proses perancangan, sehingga estimasi biaya dan kebutuhan bahan hanya perkiraan saja dengan kata lain tidak standar. Selain itu dalam proses pembuatan produk, terjadi banyak kesalahan pengukuran sehingga pemotongan dan penggunaan bahan tidak effesien. Tujuan menjadi fokus utama PKM ini adalah pengenalan proses perancangan, pelatihan dan pendampingan penggunaan perangkat lunak CAD dalam mendesain dan merancang produk yang dikerjakan dengan proses pengelasan. Mitra utama program pengabdian ini adalah juru las dan warga sekitar terutama warga lulusan sekolah vokasi/SMK untuk berkolaborasi dengan mengangkat studi kasus merancang dan mendesain pembuatan Gazebo masjid Fatimah Ar-Royyan Jaten karanganyar. Metode yang dipilih pada proses pengabdian demi tercapainya tujuan pengabdian adalah kolaborasi interaktif, yang dibantu dengan media animasi manufaktur dan detail gambar Teknik standar ISO.  Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah tumbuhnya minat warga yang ingin mempelajari dan menguasai pengoperasian perangkat lunak desain CAD. Evaluasi secara keseluruhan terjadi peningkatan interaksi antara mitra pembuat (juru las dengan Mitra konsumen) dengan adanya peresentasi visual gambar 3D maupun gambar teknik, dan terjadi efesiensi penggunaan bahan dan proses yang lebih baik sehingga keuntungan proses jasa manufaktur proses las meningkat.
Peningkatan Kualitas Juru Las Bengkel Las Rumah Tangga Melalui Pelatihan Dan Sertifikasi Triyono; Cahyono, Sukmaji Indro; Muhayat, Nurul
Abdi Masya Vol 1 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i2.136

Abstract

Banyak juru las industri rumah tangga yang bisa mengelas secara otodikdak namun tidak menguasai teknik pengelasan yang sesuai standard yang ditetapkan oleh asosiasi pengelasan. Untuk itu, tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta bekerja sama dengan Inlastek Welding Institute Surakarta malaksanakan pelatihan juru las untuk meningkatkan mutu produk bengkel las rumah tangga. Pelaksanaan pelatihan pengelasan ini dilakukan dengan standard ISO 9606-1-2013. Pelatihan pengelasan ini dilakukan selama 2 hari di mana materi pelatihan teori diajarkan oleh tim pengabdi UNS karena mempunyai sertifikat Welding Engineer sedangkan materi pelatihan praktek dan uji sertifikasi dilakukan di Inlastek Welding Institute. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan pengelasan terutama pengelasan dalam mengelas pelat yang tebal. Selain itu, juru las juga menjadi mengenal jenis-jenis teknik pengelasan yang lebih canggih daripada teknik pengelasan yang ada di bengkelnya.
IMPLEMENTASI TEACHING FACTORY DI PONDOK PESANTREN WIRAUSAHA FATIMAH AR-ROYYAN KARANGANYAR Surojo, Eko; Triyono, Teguh; Cahyono, Sukmaji Indro; Muhayat, Nurul; Triyono, Triyono
Abdi Masya Vol 1 No 4
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i4.185

Abstract

Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan mengajarkan teori dan praktek kepada santri-santrinya agar mampu mandiri berwirausaha. Selama proses belajar mengajar, hasil praktek santri baik kain maupun kertas tidak termanfaatkan dengan baik dan lebih banyak yang menjadi sampah, padahal biaya BHP (Bahan Habis Pakai) praktek desain grafis dan sablon cukup tinggi. Oleh karena itu, penerapan konsep teaching factory pada pondok pesantren ini sangat penting. Implementasi teaching factory adalah dengan menjadikan materi pelajaran praktek santri sebagai pengerjaan pesanan dari pelanggan atau produk yang bisa dijual. Langkah-langkah penerapan konsep teaching factory adalah sebagai berikut: (1) memberi pelatihan dan pendampingan konsep teaching factory, (2) merancang bangun alat-alat sablon kaos, (3) memberi bantuan fasilitas desain grafis, (4) menguruskan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), (5) merancangkan logo, iklan, materi promosi dan papan nama. Hasil implementasi teaching factory, Kegiatan Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan bisa menghemat BHP bahkan bisa menghasilkan keuntungan finansial. Dengan keuntungan finansial ini, Pondok Pesantren Wirausaha Masjid Fatimah Ar Royyan bisa tetap gratis dan bisa meningkatkan kapasitas santrinya sehingga semakin banyak pemuda-pemuda putus sekolah dan dari keluarga tidak mampu bisa menimba ilmu keterampilan dan kewirausahaan.
PENGEMBANGAN MANUFAKTUR JUNGKAT JUNGKIT DI TAMAN MEKARSARI BOYOLALI UNTUK WISATA ANAK Triyono, Triyono; Muhayat, Nurul; Triyono, Teguh; Cahyono, Sukmaji Indro; Ubaidillah, Ubaidillah; Arifin, Zainal; Prasetyo, Singgih Dwi
Abdi Masya Vol 4 No 2
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v4i2.294

Abstract

Kelompok Tani Dukuh (POKTAN) Mekarsari mendirikan Taman Mekarsari di Desa Kaligentong, Boyolali yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Mekarsari telah diubah menjadi tujuan wisata dengan tiga tujuan utama. Pertama adalah untuk menjaga sungai dan ekologinya, termasuk flora dan satwa liarnya, sehingga dapat terus menjadi tumpuan kehidupan pedesaan. Tujuan kedua adalah sebagai tempat hiburan warga, pendidikan sains dan alam, serta pengembangan seni dan budaya daerah. Sedangkan tujuan terakhir adalah merevitalisasi ekonomi lokal dengan menyelenggarakan pasar rakyat di kawasan wisata. Permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya kelompok tani terutama yang terlibat langsung dalam pengelolaan Taman Wisata Mekarsari adalah tidak adanya lahan kosong untuk anak-anak bermain dan belajar. Taman bermain prasekolah membantu anak-anak bergerak dan bermain. Bermain di taman bermain dapat memberikan banyak manfaat perkembangan bagi anak, antara lain belajar dan melatih keterampilan sejak usia dini. Saat merencanakan taman bermain anak-anak, seseorang harus mempertimbangkan aspek berwujud dan tidak berwujud. Banyak taman bermain prasekolah yang telah dibuat selama ini, namun kebanyakan berfokus pada faktor keamanan daripada manfaat perkembangan bagi anak. Pengabdian ini dilaksanakan pada taman Mekarsari dengan pembuatan wahana taman bermain berupa ayunan jungkat jungkit. Malalui wahana ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian untuk menghadapi suatu hal yang baru. Koordinasi dan keseimbangan lagi-lagi dibutuhkan saat bermain jungkat-jungkit. Tak hanya itu dengan bermain permainan ini anak-anak juga belajar saling bekerja sama satu sama lain.