Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HEGEMONIE NAZI IM DREHBUCH SOPHIE SCHOLL-DIE LEZTEN TAGE FITRIA AISYAH, ANDARIWIDANTO; SAKSONO, LUTFI
IDENTITAET Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Der Zweite Weltkrieg ist im frühen 20. Jahrhundert in enger Verbindung mit der Nazi (Nationalsozialistischen Deutschen Arbeiterpartei oder NSDAP) unter Adolf Hitler. Jedoch gab es weinige kleine Gruppe, die den Nazi mutig gegen war. Einer von ihnen war die weiße Rose, die von Sophie Scholl, Hans Scholl und ihre Freundinen gegner wurde. Aber die weiße Rose haben von den Nazis erfolgreich aufgelöst. Von diesem Hintergrund sind die Formulierung der Untersuchungsproblem; 1) Wie die Formen der Nazi-Hegemonie im Drehbuch Sophie Scholl - Die letzten Tage? 2) Wie die Formen der Gegenhegemonie im Drehbuch Sophie Scholl - Die letzten Tage? Diese Untersuchung will die Form der Nazi-Hegemonie und Gegenhegemonie von dem Drechbuch Sophie Scholl - Die letzten Tage mit der Hegemonietheorie von Antonio Gramsci beschreiben. Diese Untersuchung benutzt deskriptive qualitative Untersuchung mit Dokumentationstechniken. Datenquellen in dieser Untersuchung ist der Film Sophie Scholl - Die letzten Tage von Regisseur Marc Rothemund. Die Daten sind Drehbuch, in dem es Dialoge und Aktionen der Charakter gibt in denen Dialoge und Aktionen der Charakter die Form der Nazi-Hegemonie Gegenhegemonie. Die Ergebnisse dieser Untersuchung; 1) Die Form der Nazi-Hegemonie sind repressive Hegemonie, Ideologie, traditionellen Intellektuellen und Staat. 2) Die Form des Gegenhegemonie wie sind anti Nazi der Druck der Flugblätter, anti Nazi die Teilung der Flugblätter, die Streichung des Nazi-Symbol, und gegen das Gesetz. Stichwörter: Hegemonie, Gegenhegemonie, Drehbuch
KAJIAN EKOKRITIK DALAM PUISI INDONESISCHES SEKUNDENBUCH (DETIK-DETIK INDONESIA) KARYA MARTIN JANKOWSKI CARERA ASTUTIK, MIRA; SAKSONO, LUTFI
IDENTITAET Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abad ke 21 terdapat berbagai perubahan lingkungan. Perubahan yang terjadi menyebabkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan dapat dikaji melalui ekokritik. Kerusakan lingkungan menginspirasi sastrawan untuk menghasilkan karya sastra. Ekokritik bertujuan menunjukkan bagaimana karya sastra mempunyai kepedulian terhadap lingkungan dan berperan memecahkan masalah ekologi (Endraswara, 2016:33). Salah satu penyair yang menggambarkan lingkungan melalui karya sastra genre puisi adalah Martin Jankowski yang berasal dari Jerman dengan judul Indonesisches Sekundenbuch (Detik-Detik Indonesia). Dalam puisinya, Martin menggambarkan kondisi Indonesia. Dari kekayaan alam hingga kerusakan alam yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Apa konsep-konsep ekokritik yang terdapat dalam puisi? 2) Apa simbol ruang metaforis ruang persepsi manusia yang berkaitan dengan ekokritik dalam puisi? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep-konsep ekokritik serta simbol simbol ruang metaforis ruang persepsi manusia yang berkaitan dengan ekokritik dalam puisi Indonesisches Sekundenbuch karya Martin Jankowski dengan menggunakan teori ekokritik Greg Garrard. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik baca, catat, dan riset kepustakaan. Sumber data penelitian adalah puisi Indonesisches Sekundenbuch karya Martin Jankowski. Data penelitian adalah kata, frasa, dan kalimat dalam puisi Indonesisches Sekundenbuch yang menggambarkan konsep ekokritik dan simbol universal yang terikat budaya. Hasil penelitian ini adalah 1) Konsep ekokritik terdiri dari konsep pencemaran, konsep tempat tinggal, dan konsep hewan. 2) Simbol ruang metaforis persepsi manusia yang berkaitan dengan ekokritik adalah being, kosmos, energi, substansi, terrestrial, objek, hewan, dan manusia.Kata Kunci: Ekokritik, Lingkungan, dan Puisi.
MODALITAS EPISTEMIK DALAM BUKU AJAR NETZWERK A1 CHANDRA IRAWATI, TIKA; SAKSONO, LUTFI
IDENTITAET Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDalam berkomunikasi kita memerlukan modalitas. Modalitas digunakan sebagai alat untuk menunjukkan sikap penutur terhadap suatu keadaan atau peristiwa, apakah berupa kemungkinan, kemampuan, keinginan, izin dan sebagainya. Pada hal ini keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap penutur terhadap hal yang dibicarakan yaitu mengenai keadaan, peristiwa, perbuatan atau sikap terhadap mitra tuturnya disebut dengan modalitas (Chaer, 2014:262). Diantara banyaknya jenis modalitas dalam hal ini penulis akan membahas modalitas epistemik yang ada dalam buku ajar Netzwerk A1. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk modalitas epistemik dalam buku Netzwerk A1 serta bagimana makna semantis modalitas epistemik yang ada dalam buku Netzwerk A1. Adapun tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan bentuk modalitas epistemik dalam buku Netzwerk A1 dan mendeskripsikan makna semantis modalitas epistemik dalam buku Netzwerk A1. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori modalitas epistemik dari Zifonun dkk. Cara analisis data yang berupa kalimat dilakukan mulai dari segi sintaksis, semantik dan pragmatik dimana merupakan kesatuan utuh dalam menganalisis modalitas. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya 9 penanda modalitas epistemik dalam buku Netzwerk A1 berupa adverbial yaitu vielleicht dan wahrscheinlich. Dari kesembilan penanda modalitas epistemik tersebut terdiri atas 8 adverbial vielleicht dan 1 adverbial wahrscheinlich. Makna semantis yang ditemukan diantaranya 8 data adverbial vielleicht berupa 6 data makna kemungkinan, 2 data makna kepastian serta 1 data adverbial wahrscheinlich yang merupakan makna kemungkinan. Kata kunci: modalitas, epistemik, Netzwerk A1.
INTERAKSI SIMBOLIK TOKOH DALAM NOVEL DEMIAN: DIE GESCHICHTE VON EMIL SINCLAIR JUGEND KARYA HERMANN HESSE AYUSTIANI, HASNA; SAKSONO, LUTFI
IDENTITAET Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam berinteraksi manusia sering menggunakan simbol untuk menyampaikan maksud atau perasaannya. Interaksi tersebut disebut Interaksi simbolik. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme Simbolik George Herbert Mead yaitu Mind Self dan Society. Rumusan penelitian (1) bagaimana tokoh menunjukan Mind dalam novel ?Demian:die Geschichte von Emil Sinclair Jugend? (2) bagaimana tokoh menemukan Self dalam novel ?Demian:die Geschichte von Emil Sinclair Jugend? (3) bagaimana Society dalam novel ?Demian:die Geschichte von Emil Sinclair Jugend?. Dalam penelitian, peneliti menemukan proses Mind tokoh Emil Sinclair dengan tokoh lain melalui Gestur,simbol,makna dan tindakan. Mind yang di dapatkan berupa simbol selama interaksi yaitu 14 simbol. Sedangkan Self ada 2 tahap yaitu tahap menemukan jati diri dan tahap diri. Tahap persiapan dalam interaksi Emil Sinclair dengan Franz Kromer dan Max Demian. Tahap bermain dimulai saat Emil Sinclair menjadi seperti Demian dan terus mencari jati dirinya. Tahap permainan, ketika simbol Ciuman Demian dan Emil Sinclair. Tahap diri terdiri atas I dan Me, I dalam simbol Arloji, siulan, tepukan bahu, ibu jari dan pandangan. Sedangkan tahap Me muncul pada simbol abraxas, uluran tangan, mencium, usapan, phoenix, meremas dan ciuman. Society yang ditemukan yaitu kondisi masyarakat,cara berfikir masyarakat, Konflik Sosial, Simpati,I dan Me dalam society.Kata kunci : Interaksi Simbolik, Demian, Simbol
PROFILING THE DIGITAL LITERACY OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN AN ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN EAST JAVA Lutfi Saksono; Syafi'ul Anam; Abdul Hafidz; Muhamad Sholeh; Nanin Verina Widya Putri; Muhammad Farid Ilhamudin
Jurnal Education and Development Vol 10 No 1 (2022): Vol.10. No.1 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.843 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i1.3369

Abstract

This study aimed to investigate the digital literacy of senior high school students in an Islamic boarding school in East Java, Indonesia. Four questions guided the inquiry in this study: 1) to what extent is the students’ digital literacy? 2) how is the students’ view toward the use of digital technology in learning?;3) what factors affect the use of digital technology by the students?; and 4) from what sources do the students learn digital technology? This study used a quantitative method which involved eighty-one students in senior high school, East Java. The data were collected through a closed-ended questionnaire. Further, the data was analyzed using descriptive statistics aided with SPSS. This study revealed that students had a high level of digital information literacy but a moderate level for language learning. Even though they had a moderate level, they were willing to receive digital literacy instructions for their language learning. They also asserted that the lack of learning materials influenced how the use digital technologies for learning. In addition, they demonstrated that they found new digital literacies mostly from websites and social media. The findings recommended that language teachers adopt new digital literacy that uses digital tools to support teaching and learning to become more effective and creative.
KEMUNCULAN ACAK PRONOMINA PERTAMA TUNGGAL DALAM BUKU SASTRAWAN BERKARYA: KAJIAN LINGUISTIK KORPUS Yunanfathur Rahman; Lutfi Saksono; Ajeng Dianing Kartika
Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol. 10 No. 1 (2023): Vol.10 No.1 Bulan Maret 2023
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/paramasastra.v10n1.p69-77

Abstract

This article describes the use of quantitative data processing using the Chi-Square Test (X2) analytical statistical technique, which is applied to linguistic problems related to the relationship between first singular pronouns and the data corpus. Based on a corpus of data collected from the website of Badan Bahasa in the form of books by 18 writers in 2016, 2017 and 2018, this article measures the relationship between singular first person pronouns AKU and SAYA to a data corpus. Chi-Square test (X2) determines the relationship between these two variables (namely AKU and SAYA) to the data corpus. The results of the analysis show that there is an association pattern that cannot be said to be statistically random between the appearance or absence of the pronouns AKU and SAYA in the existing corpus. With quantitative analysis like the one shown in this study, the association pattern of apparently random variants can finally be statistically proven as well. The existence of a statistically significant distribution raises the possibility of linguistically interesting things to be investigated further.
PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL POPULER BERTEMA NILAI-NILAI ISLAM PENGUATAN ANTI RADIKALISME DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO MOJO KEDIRI Fithriyah Inda Nur Abida; Yunanfathur Rahman; Lutfi Saksono; Rahayu Kuswardani; Diana Budi Darma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka Vol. 1 No. 06 November (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aktivitas yang belum tergarap secara maksimal di pondok pesantren salafiyah adalah kemampuan mentransformasikan pengetahuan atau kajian-kajian islam moderat ke dalam bentuk tulisan. Kajian-kajian mengenai keislaman merupakan menu sehari-hari di pondok pesantren salafiyah seperti Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri. Seperti pondok pesantren salafiyah pada umumnya Pondok Pesantren Al Falah merupakan lembaga pendidikan yang berfokus pada kajian keislaman dan pengembangan karakter bangsa. Sangat disayangkan bila kajian-kajian keislaman hanya berkutat di pesantren dan tidak bisa diakses oleh publik. Oleh sebab itu diperlukan cara agar publik bisa mengakses kajian-kajian keislaman yang berasal dari pesantren. Salah satu cara adalah melalui tulisan yang dipublikasikan dan bisa dinikmati oleh public. Tentu saja bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami oleh public. Kemampuan menulis tentu saja tidak bisa muncul begitu saja, tetapi harus ada proses latihan yang konsisten dan terus menerus. Untuk membuat para santri mahir menulis artikel popular, maka diperlukan perlatihan yang intensif. Melalui perlatihan ini diharapkan santri Pondok Pesantren Al Falah mampu mentransformasikan pengetahuan islam yang ramah atau islam rahmatan lil alamin kepada publik.