Dinamika kebudayaan Papua sangat menggambarkan kekayaan dan keragaman warisan budaya di wilayah tersebut. Lebih dari 250 kelompok etnis yang berbeda, Papua menjadi medan pertemuan keanekaragaman bahasa, adat istiadat, dan tradisi unik. Lanskap budaya yang kaya ini mencerminkan kehidupan masyarakat Papua yang sangat beragam dan memiliki warisan budaya yang bernilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus untuk mengeksplorasi hubungan antara inklusi pendidikan dan dinamika kebudayaan di Papua. Dilakukan di berbagai lokasi yang dipilih secara hati-hati, penelitian ini melibatkan pemangku kepentingan seperti guru, siswa, orang tua, tokoh masyarakat, dan praktisi pendidikan. Metode pengumpulan data melibatkan wawancara, observasi, dan analisis dokumen, semuanya dilakukan dalam bahasa dan konteks budaya setempat. Analisis data menggunakan pendekatan analisis tematik dan studi kasus untuk memahami dampak inklusi pendidikan terhadap keberlanjutan budaya di Papua. Penelitian ini menyoroti inklusi pendidikan di Papua, terutama dalam aksesibilitas pendidikan formal di daerah pedalaman yang terisolasi. Faktor utama melibatkan kurangnya infrastruktur, transportasi, dan sumber daya manusia pendidikan, menekankan perlunya perhatian khusus pada pemenuhan kebutuhan pendidikan di wilayah-wilayah sulit dijangkau. Selain itu, peran penting budaya kearifan local sebagai elemen kunci dalam mempertahankan identitas budaya Papua. Temuan signifikan lainnya menyoroti urgensi integrasi unsur budaya lokal dalam penyusunan kurikulum pendidikan, yang mencakup bahasa, tradisi, dan nilai-nilai lokal. Diperlukan pelatihan guru untuk menjadi fasilitator inklusi yang mampu menggabungkan kekayaan budaya dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan di mana setiap siswa merasa diakui dan dihargai sebagai entitas yang merdeka dan setara.